Bab 3: Perpisahan.

166 93 144
                                    

🍃🌼🍃🌼🍃🌼🍃
__________________
Bab 3: Perpisahan
__________________

Felix melihat kedua orang tuanya bertengkar di ruang keluarga dengan berkas-berkas berantakan di atas meja. Sudut mata Felix menangkap dengan jelas salah satu kertas bertuliskan 'Pembacaan Putusan atau Penetapan Sidang Perceraian di Pengadilan Agama.'

Detik itu gadis berkulit sawo matang terduduk lemas di lantai keramik putih, "Kalian begitu tega!" ucapnya dengan isak tangis.

"IBUMU BERSELINGKUH," Ayahnya yang selalu bersikap bijak dan kalem, berubah menjadi pemarah. Ferdian yang dulu mulai berubah.

"AKU INGIN HIDUP BEBAS DENGAN PRIA LAIN, AKU LELAH DENGAN SIKAPMU, AKU INGIN BERCERAI!" wanita yang selalu ia panggil Ibu nampak berubah menjadi orang asing yang berbeda sejak enam bulan lalu. Tapi Felix berusaha menyakinkan diri jika semua berjalan dengan baik.

"IBU, JANGAN BICARA SEPERTI ITU." Felix menatap ibunya penuh permohonan.

"Aku tetap ingin bercerai, lagi pula persidangan sudah setengah jalan." Felix terkejut mendengar ucapan sang Ibu, begitupun ayahnya ia naik pitam hingga wajahnya merah padam.

"Kurang ajar kau! keluar dari sini!" Laki-laki paruh baya itu mengusir istri sahnya itu untuk pergi dari rumah bercat coklat yang ditinggalinya selama ini.

Merlia-ibu kandung Felix yang berjiwa karir itu menatap dongkol ke arah suaminya. Tanpa menutup-nutupi permasalahannya dari Felix, ia berjalan menuju kamarnya di lantai atas.

"Ayah, jangan usir mamah!" Felix bangkit dari duduknya dan berjalan mengejar langkah sang ibu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ayah, jangan usir mamah!" Felix bangkit dari duduknya dan berjalan mengejar langkah sang ibu.

Felix memohon kepada ibunya untuk berhenti bertindak gegabah,"Mah, cukup hentikan!"

Tetapi Merlia berusaha menulikan pendengarannya. Ia tidak peduli dengan Felix yang menarik pergelangan tangannya. Merlia masuk ke dalam kamar utama dan menuju lemari kayu jati yang kokoh.

Ia meraih koper besar berwarna hitam dan memasukan pakaiannya dengan asal, sementara Felix berusaha mencegah ibunya.

"Mah, jangan pergi!" Felix menarik lengan ibunya agar berhenti memasukan pakaian ke dalam koper.

Merlia yang emosi pun mendorong Felix dengan tangan kanannya hingga gadis berambut panjang itu terjatuh.

"Auw, sakit!" Felix merintih kesakitan. Tapi Merlia tetap mengabaikannya.

Merlia menuruni tangga dengan kesal, sementara Felix mengikuti dari belakang dengan jalan yang terseok-seok. Sesampainya di bawah, Ferdian-ayah Felix berdiri dengan wajah masam.

"Ini surat dari pengadilan," wanita berambut pendek dan berkulit putih itu memberikan selembar kertas kepada laki-laki berkemeja biru tua. Setelah itu ia berjalan keluar dari rumah bercat coklat dengan langkah kaki cepat.

"Mah, jangan pergi!" Felix berusaha meraih ibunya untuk kembali, tapi ayahnya mencegah dengan menarik pergelangan tangan Felix.

"Sia-sia Fel, dua minggu lagi persidangan terakhir untuk mendapatkan akta cerai," laki-laki berkumis tipis melepaskan tangan Felix dan hendak berjalan menuju kamarnya.

Felix And The FairyWhere stories live. Discover now