Bab 8 : Jalan-jalan.

104 65 106
                                    

🍃🌼🍃🌼🍃🌼🍃
__________________
Bab 8 : Jalan-jalan.
__________________

Bi Euis, terbangun di tengah malam dan berlari menuju kamar anak majikannya—Felix.

Ia mendengar suara teriakan yang membuatnya panik sekaligus ketakutan, tanpa permisi ia langsung membuka pintu gadis berusia sembilan belas tahun itu.

Bi Euis hanya melihat kegelapan malam yang mencekam, ia pun meraba-raba dinding untuk mencari sakelar lampu.

Suara tangisan Felix terdengar sesenggukan hingga membuat wanita itu ketakutan,"Neng Felix, ini Bi Euis," ucapnya.

"Bi?" Felix memastikan jika suara itu benar-benar Bi Euis.

Bi Euis akhirnya bisa menemukan sakelar lampu dan memencet tombolnya hingga terlihatlah kamar bernuansa coklat dengan dihiasi bilik.

"Neng?" Bi Euis memeluk anak majikannya yang ketakutan di atas ranjang.

"Bi, bisa enggak temani Felix disini?" Felix menepuk bantal yang ada di sebelahnya.

"Tapi neng, Bi Euis kan pembantu, mana mungkin tidur di kasur anak majikan," Bi Euis nampak ragu dengan perintah Felix.

"Gak apa-apa Bi, Felix takut," Felix tidak tahan dengan gangguan aneh itu, ia menarik Bi Euis untuk tidur di sebelahnya.

Perlahan Felix memejamkan mata dan berharap suara aneh itu hilang dari indra pendengarannya.

*****

Matahari masuk dari cela bilik—anyaman bambu di pinggiran dinding kayu. Suara kicauan burung terdengar merdu ditelinga gadis berambut hitam panjang bernama Felix Alexa. Sudah lama ia tidak merasakan tidur senyaman ini, tidak ada suara bising kendaraan dan klakson mobil.

"Fel, bangun!" Nek Pipin membangunkan cucu kesayangannya yang masih tertidur pulas.

Felix sedikit menggeliat namun matanya masih terpejam. Nek Pipin pun menggoyangkan badan Felix agar segera sarapan.

"Bangun!" Nek Pipin mengelus rambut hitam panjang gadis itu.

"Emmm, bentar lagi deh. Lima menit lagi!" Felix menguap dan kembali meringkuk seperti bayi.

Tidak hilang akal, Nek Pipin membisikkan satu kalimat yang langsung membuat gadis itu duduk dan membuka mata.

"Felix ingin!" ucapnya sambil menoleh ke arah sang nenek.

"Ya sudah, mandi sana. Masa cucu nenek ileran gini?" Nek Pipin mencubit hidung Felix, lalu keluar dari kamar.

Felix pun berdiri dan langsung mengambil handuk, ia nampak semangat dan tidak mengingat kejadian tadi malam. Bi Euis pun tidak ada di kamar Felix, ia malah sibuk memasak bubur ayam di dapur.

Felix menyapa Bi Euis, "Pagi Bi, hari ini mau masak apa?" tanya Felix sembari membawa handuk, menuju kamar mandi.

"Bibi masak bubur ayam," jawab Bi Euis dengan senyum tipis.

"Oh gitu, buat yang enak yah Bi. Aku mau mandi dulu!" Felix masuk ke dalam kamar mandi, seketika bulu romanya berdiri dan ia bergidik dingin.

Pasalnya, air di dalam bak mandi seperti es yang mencair. Felix pun bersin-bersin akibat kedinginan. Mendengar hal itu, Bi Euis mengambil air panas yang sebelumnya sudah ia rebus.

Felix And The FairyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang