Bab 13: Menuju Kaum Dryad

61 41 112
                                    

🍃🌹🍃🌹🍃🌹🍃🌹🍃🌹🍃
_____________________________
Bab 13: Menuju kaum Dryad
_____________________________

Felix kagum melihat keindahan Ferzenia. Suasana alam yang berbeda jauh dengan dunia manusia. Pepohonan berwarna violet dengan taburan debu keunguan yang menghiasi setiap batangnya. Daun-daun berwarna biru muda menjalar di tanah yang terdapat rerumputan hijau. Hamparan berbagai jenis bunga terlihat indah bak pelangi.

Kupu-kupu mengepakkan sayapnya yang berwarna-warni mengelilingi Felix, seolah menyambut kedatangan gadis berambut hitam panjang itu. Felix terpukau dan memandang sekitarnya dengan takjub.

Namun, tiba-tiba mata Felix tertuju pada rumah-rumah terbuat dari bambu dan dihalangi pagar yang di kelilingi batang pohon tumbang dan daun-daun biru merambat.

Lalu Felix melihat mahluk bertelinga runcing yang masuk ke dalam wilayah itu. Wujudnya tidak terlalu jelas dari tempat Felix dan Fano berpijak. Tetapi, seperti mahluk itu tidak melihat ke hadiran Felix dan Fano disini.

Felix terpesona dengan pakaian indah mahluk itu, walaupun melihatnya dari kejauhan, "Wow, apa itu?" tanya Felix kepada Fano, sembari menunjuk mahluk yang masuk ke dalam wilayah itu.

"Itu adalah Elf," jawab Fano dengan ekspresi datar. Namun, Felix masih penasaran dan berjalan ke arah wilayah kaum Elf.

"Apa kamu ingin bertemu dengan kaumku?" tanya Fano, sembari mengejar Felix yang berlari menuju wilayah itu.

Felix berteriak, "Tentu, aku mau."

Fano pun menghembuskan nafas berat lalu mendekati Felix yang sudah menunggunya di depan gerbang.

"Kamu yakin ingin masuk?" tanya Fano lagi, ia merasa ragu membawa Felix ke wilayah kaum Elf. Berbeda dengan Fano, Felix nampak antusias.

Fano pun mengetuk pagar, lalu seorang mahluk keluar dengan tatapan sinis. Kulitnya pucat, berambut panjang sepinggang dan warna putih, telinga runcing yang panjang dan bola mata putih.

"MAU APA KAMU KEMARI?" tanyanya dengan suara tinggi, hingga membuat Felix ketakutan dan memilih bersembunyi di balik badan Fano.

"Aku ingin berkunjung," Fano menjawab dengan suara datar dan mimik wajah tanpa ekspresi.

"BERKUNJUNG? KAMU HILANG INGATAN ATAU TIDAK SADAR DIRI? INI WILAYAH ELF MURNI!" Ucap kaum elf itu dengan bentakan, "KAMU SEJENIS APA? ELF KUTUKAN PEMBAWA SIAL! MENJAUH LAH DARI SINI!" Lanjutnya dengan kesal.

"Aku ingin bertemu dengan ayahku," Fano menjawab datar, tak ada emosi marah sedikitpun yang terlihat diwajahnya.

Mendengar keributan, kaum elf yang berada di dalam wilayah pun keluar dari gerbang pembatas. Mereka nampak terkejut melihat Fano yang datang, beberapa dari mereka melayang ke udara menjauhi gerbang.

"KAMU TIDAK BERHAK MENEMUINYA, DIA PEMIMPIN KAMI. SEMENTARA KAMU ADALAH KUTUKAN BAGI KAMI! SUDAH PERGILAH, SEBELUM KAMI SEMUA MENGELUARKAN SIHIR MURNI," ucap penjaga gerbang pembatas dengan memberikan peringatan kepada Fano.

Fano pun terdiam sejenak, lalu menatap mereka dengan tatapan kesal, "AKU MEMANG TERLAHIR MEMILIKI DUA JENIS SIHIR BERBEDA, TIDAK MURNI SEPERTI KALIAN, TETAPI SIKAPKU LEBIH BAIK DARI KALIAN SEMUA," setelah mengucapkan kata-kata itu Fano menarik Felix agar menjauh dari tempat itu.

Felix yang sedari tadi terdiam merasa menyesal, telah meminta Fano untuk melihat wilayah kaum elf. Ia tidak tahu jika akhirnya Fano dipermalukan dan dihina seperti itu oleh kaumnya sendiri.

Fano terus membawa Felix menjauh dari wilayah kaum elf. Ia terus memegang erat tangan kanan gadis berambut hitam panjang yang memakai sweater rajut itu, seolah tidak ingin kehilangan Felix.

Felix And The FairyWhere stories live. Discover now