Bab 15 : Sarapan.

53 34 97
                                    

💚🌹💚🌹💚🌹💚
____________________
Bab 15: Sarapan.
____________________

Felix mematung saat merasakan sensasi ulat sagu yang masuk ke dalam mulutnya. Perlahan ia mengunyah untuk mengetahui rasa dan tekstur dari sup ulat sagu dengan kuah hijau.

"Enak?" Fano bertanya kepada Felix yang masih menikmati sarapan paginya itu.

"Rasanya menakjubkan, ada gurih, pedas dan asam," Felix masih menguyah ulat sagu.

Di tengah asik sarapan pagi, muncul dua kaum Dryad. Mereka mengajak Fano dan Felix sarapan bersama di Pohon Oak utama milik pemimpin wilayah Dryad.

Fano merasa senang mendapatkan undangan makan bersama, karena sudah lama pemimpin wilayah Dryad tidak mengadakan acara makan bersama.

"Ayo Fel, kita harus segera kesana!" Titah Fano. Ia langsung bersiap-siap memakai baju berwarna putih dengan corak daun.

"APA KAMU GILA? MEMBUKA BAJU DIHADAPAN WANITA?" Felix menatap kesal ke arah Fano yang tengah melepaskan baju cosplay animenya itu.

Fano memakai baju, tanpa mempedulikan Felix yang ileran melihat badan atletis mahluk bertelinga runcing itu, "Seharusnya kamu berbalik badan atau menutup mata," ujar Fano.

"DASAR MENYEBALKAN!" Felix berbalik badan dan mencari titik pusat yang aman untuk di pandang.

"Kamu harus pakai ini," Fano memakaikan tudung jubah putih ke kepala Felix dari belakang.

Felix sedikit terkejut dan berbalik badan. Namun, ia langsung menjerit sambil menutup kedua bola matanya, "Aaaaaaaa!"

"KENAPA KAMU BELUM MENGIKAT BAJUMU!" Felix berteriak ke arah Fano. Ia terkejut melihat dada bidang yang terpampang jelas di depan matanya.

"Aku tidak memintamu berbalik badan," ujar Fano dengan raut wajah enteng sembari mengikat bajunya agar terlihat rapih.

"KAMU MENGEJUTKANKU!" Felix membentak Fano.

"Ayo kita berangkat, jangan banyak berisik," Fano menarik pergelangan tangan Felix menuju ke Pohon Oak utama.

Di sana semua Kaum Dryad berkumpul. Rentetan makanan yang terbuat dari ulat sagu adalah hidangan utama. Anggur merah menjadi minuman yang tersaji dengan cangkir-cangkir kecil yang terbuat dari tanah liat.

"Salam Yang Mulia," ucap Fano kepada kaum Dryad tertinggi.

"Salam," jawab wanita bertubuh setara anak SMP.

"Siapa itu?" Felix bertanya dengan suara pelan, dari belakang punggung Fano.

"Dia ratu kaum Dryad."

"Emm, siapa gadis cantik yang berada dibelakang kamu-Fano?" tanya ratu kaum Dryad.

Fano pun menjawab dengan suara bergetar, "Na-namanya Felix. Dia seorang manusia."

"Wow, hari ini kita memiliki tamu dari kaum manusia," sang ratu nampak antusias saat Fano menunjukkan wajah Felix yang bersembunyi di tudung jubah putih.

"Salam ratu," Felix memberi penghormatan kepada ratu seperti yang dicontohkan oleh Fano.

"Salam untukmu. Perkenalkan, aku ratu kaum Dryad. Kamu bisa memanggilku Afrin dan ini adalah adikku yang bernama Afron," seketika keringat dingin keluar dari badan Felix ketika mengetahui Afron adalah adik dari sang ratu.

"Kakak, kenapa kamu mengundang Fano? kemarin dia menjewer telingaku hingga merah seperti ini," ujar Afron - si Dryad menyebalkan.

"Aku mengundang Fano untuk berterima kasih karena sudah membawa seorang kaum Dryad nakal yang sering kabur keluar wilayah dan meninggalkan Pohon Oaknya," ucap wanita yang menjadi penguasa wilayah kaum Dryad itu.

Felix And The FairyDove le storie prendono vita. Scoprilo ora