Bab 12 : Pintu Ajaib.

75 49 134
                                    

💚🌹💚🌹💚🌹💚🌹
_____________________
Bab 12 : Pintu Ajaib.
_____________________

Felix Alexa—gadis korban broken home yang bertindak gegabah menyembunyikan mahluk misterius di bawah selimutnya agar terhindar dari Bi Euis—pembantunya.

Felix membentak Bi Euis yang bermaksud baik, agar anak majikannya tidur dengan nyenyak, "JANGAN BI!"

Bi Euis terkejut mendengar bentakan gadis itu, selama berhari-hari ia bersikap baik dengan Felix, ia belum pernah melakukan kesalahan.

"Tapi, neng?" Bi Euis sudah memegang punggung Fano dari luar selimut.

"KELUAR BI! FELIX PENGEN ISTIRAHAT!" ujar Felix dengan sedikit memarahi, Bi Euis pun keluar dengan perasaan yang teramat sedih.

Ia tidak menyangka anak majikan yang selalu bersikap ramah dan ceria itu baru saja membentaknya dan mengusir keluar kamar.

Bi Euis masuk ke dalam kamarnya, ia meneteskan air mata. Ia memang sedikit lembut, hatinya bisa terluka jika diperlakukan seperti itu oleh orang lain.

Berbeda dengan Felix, ia malah lega. Keringat bercucuran di dahinya, ia bersyukur Bi Euis tidak memergokinya dengan mahluk sejenis elf yang bersembunyi di bawah selimutnya.

"Keluarlah, Bi Euis sudah pergi!" seru Felix sembari menghempaskan selimutnya ke lantai.

"Syukurlah, aku selamat!" Fano mengembuskan nafas lega dan mengelap keringat yang bercucuran di dahinya.

Pemandangan itu sangat seksi di mata Felix, wajah rupawan Fano membuat otaknya memikirkan hal yang tidak-tidak.

"Sudah, menyingkir." Felix mendorong Fano agar menjauhinya, ia tidak ingin jantungnya marathon lagi.

"Auw, kamu manusia sadis," Fano meringis kesakitan karena terjatuh ke lantai.

"Sudah pergilah, aku tidak mau bertemu denganmu dan troll besar itu," Felix mengusir Fano yang sedang kesakitan.

Sudah tubuhnya kehilangan energi bertarung dengan troll, kini ia di dorong oleh seorang gadis hingga terjatuh. Sekarang ia malah diusir.

"Biarkan aku disini sebentar saja," Fano meminta negosiasi kepada Felix yang sudah memelototinya.

"Untuk apa?" Felix menatap kesal.

Fano naik ke atas ranjang dan berbaring di sebelah Felix, "Sebenarnya, aku ingin berterima kasih kepadamu."

"Terima kasih untuk apa?" tanya Felix dengan raut wajah bingung.

"Berkat pintu ajaib yang menghubungkan Ferzenia dengan alam manusia, aku berhasil lari dari kejaran troll," Felix pun mengingat dengan jelas, bagaimana Fano merayap keluar dari bawah ranjang dengan terburu-buru.

"Bukannya kamu bilang ingin bertemu dengan ayahku?" Felix merasa sedikit janggal dengan alasan Fano.

"Iya, aku ingin bertemu dengan ayahmu, aku ingin menanyakan sesuatu padanya," Fano nampak ragu untuk memberitahu Felix.

"Tetapi, sekarang ayahku tidak ada di sini. Apakah kamu ingin aku menyampaikan pesan kepadanya?" tawar Felix kepada Fano.

"Sepertinya, tidak terima kasih," ujar makhluk berkulit putih pucat dengan rambut hitam.

Fano pun berdiri dan  hendak masuk kembali ke pintu ajaib yang berada di bawah ranjang Felix namun, sebelum pergi ia menatap Felix seolah meminta pamit. Ada perasaan berat yang muncul dalam hati makhluk bertelinga runcing itu.

Entah mengapa Felix pun ragu untuk berpisah dengan Fano. Ia merasa ada ikatan yang terjalin antaranya dengan Fano. Tetapi, Felix tidak tahu perasaan apa yang dia rasakan sekarang.

Felix And The FairyWhere stories live. Discover now