Bab 5: Sihir.

111 74 172
                                    

🍃🌼🍃🌼🍃
_____________
Bab 5: Sihir.
_____________

Tubuh seorang gadis berkulit sawo matang dengan pakaian hitam tergeletak di pinggir jalan tanpa sedikit luka. Padahal ia baru mengalami tabrakan yang hampir merenggut nyawanya.

Gadis berambut hitam panjang dengan poni miring itu pun terduduk dengan heran. Bagaimana bisa ia selamat? ia mengingat dengan jelas bagaimana mobil sport hitam itu melaju dengan kencang dan seseorang memanggilnya dari arah kanan. Ia berdiri dengan terkejut menatap ajal yang siap menjemput.

"Felix, kamu tidak apa-apa nak?" laki-laki paruh baya bernama Ferdian menghampiri putri kandungnya yang terduduk di rerumputan.

"Ayah? mengapa ayah ada disini?" tanya gadis berwajah tirus itu dengan heran. Ia memang ingat, seseorang yang memanggilnya adalah sang ayah.

"Ayah khawatir denganmu Fel, kamu pergi ke kampus tanpa memberi tahu ayah?" Ferdian menatap wajah putrinya.

Namun, pandangan Felix tertuju kepada kedua tangan ayahnya yang mengeluarkan debu berwarna ungu. Ferdian yang mengetahui tatapan putrinya pun ikut terkejut.

Ferdian langsung memeluk putrinya dan menghapus memori anaknya tentang debu keunguan ini. Debu itu pun berputar-putar lalu menghilang dengan sekejap mata. Setelah itu, Ferdian melepas pelukannya.

"Felix, ayo kita pulang saja." Ferdian menarik kedua tangan putrinya agar bangkit dari tanah.

" Ferdian menarik kedua tangan putrinya agar bangkit dari tanah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Felix dan ayahnya pun berjalan menuju tempat parkir. Di perjalanan Ferdian mengepal kedua tangannya dengan geram.

"Ayah kesini naik apa? mana mobil ayah?" Ferdian terkejut mendengar pertanyaan Felix. Dia menggaruk kepalanya dengan bingung.

"Ta-tadi ayah naik taksi," jawabnya dengan sedikit terbata-bata.

"Memang ayah tidak sibuk? Inikan masih jam kerja," Felix nampak kebingungan, karena tidak biasanya ayahnya keluar kantor sebelum pukul lima sore.

"Hari ini, ayah turun langsung ke lapangan untuk mengecek kayu yang berkualitas," Ferdian memberikan alasan yang mungkin bisa saja diterima oleh Felix, toh Felix pun tidak akan mengerti.

"Oh gitu, yaudah ayah naik mobil Felix aja," Felix membukakan pintu penumpang untuk ayahnya.

"Salah Felix, kamu yang duduk di kursi penumpang, ayah yang menyetir," Ferdian tertawa kecil lalu Felix pun pindah posisi.

"Apa kamu kenal mobil sport hitam itu? ayah merasa tidak asing," Ferdian sangat ingat, jika ia pernah melihat mobil hitam itu.

"Gak tahu yah," Felix berbohong, ia sangat hapal betul pemilik mobil hitam itu.

*****

Sore ini Felix tengah mendengarkan lagu K-Pop kesukaannya sembari memainkan kalung perak dengan bandul bunga mawar, hadiah dari sang ayah saat kelulusan seleksi masuk perguruan tinggi negeri.

Felix And The FairyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang