Bab 34: Brutal

8 4 0
                                    

Bab 34: Brutal.

Fano yang berada di raga Teon itu kesal dengan Leana. Ia tidak habis pikir ada manusia yang seperti ini. Bangga karena sudah merebut sesuatu yang bukan haknya. Secara spontan Fano melempar ponsel milik Leana yang ingin berfoto bersama. Sudah cukup bertemu dengan banyak fans buas dan mengerikan. Kekejaman Leana tidak bisa ia toleransi.

Fano siap meledakan semua emosinya. Namun, seorang laki-laki berbadan atletis yang baru saja masuk itu memukul Fano hingga tersungkur. Sepertinya ia tidak terima ponsel milik ke kasihnya hancur berkeping-keping.

Fano berdiri dan siap melawan laki-laki yang bernama Fino—mantan kekasih Felix. Jika benar ia sudah melukai hati Felix, Fano sudah siap menghantamnya.

Merlia pun panik, ia menarik Teon dengan sekuat tenaga agar tidak melawan Fino yang bar-bar. Namun, Fano bukanlah Teon yang berbaik hati dengan kata maaf. Ia kesal dan menendang perut Fino hingga terjungkal ke belakang.

Tak lama kemudian Fino menerjang Fano dengan emosi yang membara. Leana tidak melerai baku hantam kekasihnya. Ia sibuk memunguti serpihan ponsel kesayangannya. Lalu, secara mendadak member NEO GROUP masuk ke ruangan khusus itu.

Mereka panik sekaligus terkejut melihat leadernya brutal menghabisi Fino. Liam dan Jemy pun berlari ke arah mereka berdua dan memisahkan perkelahian antar dua pria dewasa.

“CUKUP!” Liam menarik Teon untuk berhenti memukuli Fino.

Teon pun sedikit babak belur dengan pukulan yang mendarat di pipi dan bibirnya.

Manajer NEO GROUP pun tidak terima artisnya diperlukan seperti itu oleh dua orang asing yang bukan bagian dari staff. Ia pun memanggil pihak ke amanan untuk membawa Fino ke kantor polisi bersama Leana.

Gadis itu ketakutan saat bodyguard bermunculan dan menyeretnya dengan Fino.

“Please, don’t take us to jail! Kami tidak bersalah!” Fino bersuara dengan keras.

Leana bersujud di depan Teon, meminta maaf karena sudah menyerobot masuk ruangan tanpa izin dan meminta foto secara tidak sopan.

“Please forgive us!”

“Well, aku akan memaafkan kalian. Tapi, kamu harus mengakui perbuatan yang merebut kebahagiaan sahabatmu sendiri di depan fans group kami,” Fano menatap Leana dengan wajah tajam.

Leana menganggukkan kepalanya dengan pasrah sekaligus bingung, ia tidak tahu jika Teon mengerti Bahasa Indonesia. Fano menarik pergelangan tangan Leana menuju ratusan fans Indonesia yang menunggu konser dimulai.

Fano menarik Leana ke tengah panggung. Fino pun ikut dibawa oleh Liam dan Jemy.

“Tell them, now!”

“Hi all, my name is Leana. Aku seorang model dan mahasiswi universitas ternama di Jakarta. Aku ingin mengakui perbuatan buruk yang pernah aku lakukan kepada sahabat baikku. Namanya Felix Alexa, putri kandung desainer busana—tante Merlia. Aku merebut Fino—kekasih sahabatku sendiri, aku menghasut sahabatku yang lain untuk menjauhi Felix. Aku membuat rumor buruk tentang kehidupannya yang hancur hingga ia keluar dari kampus dan pindah ke Bandung. Setelah itu, aku hidup bahagia dengan Fino.”

Leana menunduk malu, ia menjadi pusat tontonan ratusan umat. Hampir semua orang yang berada di gedung ini merekam ucapan Leana. Leana malu, air matanya bercucuran. Ini pengalaman buruk dan mencoreng citranya sebagai model.

“Don’t forget what you were doing in the artist room?” Liam mendorong Fino hingga tersungkur di lantai.

Fino pun duduk dengan lemas, ia menarik nafas panjang dan mulai berbicara, “I hit Lee Teon in the artist room. Forced to go in to take a photo with him. But, I don’t know. Tapi, aku tidak tahu kalau itu tindakan melanggar privasi dan kriminal. Aku spontan memukulnya yang berprilaku sombong kepada kekasihku.”

Setelah ucapan pengakuan, pihak keamanan menarik Leana dan Fino turun dari atas panggung. Berita Leana dan Fino pun sudah tersebar dengan cepat di media sosial, berkat bantuan para fans NEO GROUP.

Seluruh member NEO GROUP pun naik ke atas panggung dan menyanyikan lagu Resonance.

Ayo, listen up
No matter what they say
No matter what they do
We go resonate, resonate
(Resonate)

Suara Miko adalah pembuka dari lagu NEO GROUP 2020. Konser pun berlangsung meriah dengan sorakan para fans yang meneriaki group KPop itu.

Mereka semua nampak bahagia, tertawa, meloncat-loncat sambil bernyanyi beberapa lagu lagi.

Teon pun tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu, walaupun wajahnya terluka dan dibeberapa bagian terasa sakit. Ia tetap menari, bernyanyi dan ngerap bersama dua puluh dua member lainnya.

“Beginilah rasanya bahagia bersama dan memiliki karier cemerlang,” batin Fano terus menyatakan rasa iri terhadap takdir Teon. Tapi, ia bukanlah idol yang sebenarnya.

Fano hanya beruntung, masuk ke dalam raga seorang penyanyi dan rapper yang terkenal memiliki jutaan fans di dunia. Sementara dia jauh dari kesan beruntung, hidupnya tidak berwarna. Tidak ada kebahagiaan selain Felix.

Setelah Felix tidak mengingatnya, Fano tidak memiliki harapan untuk hidup. Ia memang pantas untuk mati. Walaupun terkadang, ia penasaran dengan kabar Felix.

“Teon, sing Blue!”

“Teon, sing Blue!”

“Teon, sing Blue!”

Suara teriakan para fans membuatnya tersadar, jika sekarang ia berada di raga Teon. Semua mengenal Teon, bukan Fano. Mereka semua mencintai laki-laki itu, bukan Fano.

Fano hanyalah jiwa yang memerankan tokoh utama dari balik layar. Sorakan memanggil namanya yang berdiri di tengah panggung seorang diri.

Ia di minta untuk menyanyikan lagu Blue. Lagu yang disukai Felix dari Teon. Lagu yang dibuat Teon sepenuh hati dan mengungkapkan seluruh perasaannya. Namun, disinilah Fano menyanyikan lagu yang bukan ia ciptakan.

“It’s okay, it’s okay now
It’s okay, it’s okay.”

Fano mengingat perjalanannya bersama Felix menuju Pohon Harapan. Suara nyanyian itu terdengar begitu jelas dan merdu. Walaupun saat itu ia tidak mengerti apa maksudnya. Namun, sekarang ia tahu jika Teon berusaha baik-baik saja.

Selama ini, Teon hidup di raga yang memiliki visual rupawan. Tapi, fisiknya yang lemah. Ia berusaha untuk berjuang demi keluarga, member dan fansnya.

Kini beban berat Teon, sudah dirasakan oleh Fano. Ia bisa menjadi Teon yang sesungguhnya, memerani peran dengan baik. Bahkan Fano bisa melakukan apa yang tidak bisa dilakukan oleh Teon semasa hidup.

“Apa aku harus hidup menjadi Teon selamanya?”

Itulah pertanyaan yang selalu berputar di kepala Fano setiap saat. Sampai kapan ia harus berpura-pura menjadi Teon? Waktu sudah berputar dengan cepat. Melewati hari demi hari, minggu ke minggu dan bulan pun sudah berganti-ganti.

Tapi, tidak ada hal yang terjadi. Ia hanya mengikuti aktivitas keseharian Teon. Bahkan ia bernyanyi seolah ia benar-benar Teon.

“Dive in the blue, dive in the blue with you.”

Fano melihat jutaan fans yang memuja visual Teon. Tanpa ada yang mengetahui siapa sebenarnya Teon yang berada di tengah panggung.

“AKU CINTA KALIAN!”


Felix And The FairyWhere stories live. Discover now