Felix And The Fairy

Bab 9 : Masker

🍃🌼🍃🌼🍃🌼🍃
__________________
Bab 9 : Masker
__________________

Felix berjalan kaki menuju saung yang terbuat dari bambu, ia merasa kepalanya sangat pusing mendengar suara aneh itu. Ia meninggalkan Bi Euis yang asik memetik tomat.

"Suara apa sih itu?" tanyanya kepada diri sendiri.

Lalu seorang petani muda menghampiri Felix yang tengah bersandar di tiang bambu.

"Neng, cucunya Nek Pipin?" tanyanya sembari membersihkan tanah dari sendal jepit yang ia pakai.

"Iya," Felix menjawab dengan kepala yang berputar-putar.

"Oh pantes, mirip Kang Ferdi," ucapnya lalu memperhatikan Felix yang berwajah pucat.

Laki-laki muda yang usianya sekitar dua puluhan itu terkejut lalu bertanya, "Neng, tidak apa-apa?"

Felix pun meminta laki-laki itu untuk mengambilkannya minum dan memanggil Bi Euis. Setelah ia mengambilkan air putih, laki-laki itu berteriak, "BI EUIS!" serunya.

Bi Euis datang dengan terburu-buru menuju saung, ia terkejut melihat anak majikannya yang pucat. Karena khawatir, Bi Euis meminta para petani sayur untuk mengambil mobil angkut barang untuk mengantarkannya dan Felix ke Punclut.

"Neng, kenapa? apa yang sakit? bilang ke bibi!" Bi Euis panik luar biasa, karena selama di Bandung, Felix adalah tanggung jawabnya.

"Gak apa-apa Bi, cuman pusing dikit," Felix tersenyum tipis, tapi wajahnya terlihat pucat.

Mobil yang biasa mengangkut sayuran ke kota besar dan Pasar Minggu itu digunakan untuk membawa cucu majikan mereka yang lemas dan pucat.

Lima menit perjalanan dari Pagermaneh menuju Punclut, akhirnya mereka sampai. Bi Euis yang dibantu supir memapah tubuh Felix yang lemas.

Nek Pipin-nenek kandung Felix itu terkejut hingga berjalan mendekati cucunya.

"Kenapa ini?" tanyanya kepada supir dan Bi Euis.

"Neng Felix, pusing." Bi Euis dan supir membawa masuk Felix ke kamarnya.