37

1.8K 212 11
                                    

Naruto di bawa ke lobby rumah sakit oleh Kakashi, dia akan dipertemukan dengan guru barunya yang akan melatih Naruto.

"Akan ada waktu berlatih dan istirahat karena itu aku datang menemuimu dan menyuruhmu berlatih, tapi bukan aku yang akan melatihmu karena aku masih ada urusan!" Kata Kakashi dengan serius meski masih mengangkat Naruto seakan seperti mengangkat karung beras.

"Lepaskan aku, ada hal yang ingin kubicarakan juga!" Kata Naruto serius dan kali ini Kakashi melepaskan Naruto.

"Aku ingin memberimu ini, berikan itu kepada Sasuke karena didalamnya adalah teknik Rasenggan, aku sudah berjanji kepadanya tapi aku tidak bisa melatihmya, lalu ini juga untuk Hokage ketiga!" Kata Naruto dengan tenang dan terlihat santai tapi Kakashi tau hal itu serius.

Naruto sering kali memanggil Hiruzen dengan sebutan "pak tua" atau hal lainnya tapi dia jarang memanggil Hiruzen dengan sebutan "Hokage" kecuali keadaan serius atau hal lainnya.

"Kenapa bukan kamu saja yang memberikanya?" Tanya Kakashi penasaran.

"Tidak, aku masih ada hal yang perlu aku urus, soal pelatihanku itu mungkin aku sendiri yang menemukan gurunya jadi kamu tidak perlu mencarinya lagi!" Kata Naruto dengan serius dan tenang, sikap ini jarang di tampilkan oleh Kakashi tapi dia juga mengerti kalau situasi desa saat ini mungkin lebih mengkhawatirkan.

"Aku harus segera membebaskannya!" Kata Naruto pelan sambil mencengkram perutnya, tepat di bagian segel kyuubi berada.

"Bye, Kakashi-sensei, kita akan bertemu lagi di babak ketiga!" Kata Naruto dan menghilang menggunakan Hiraishin no jutsu.

"Apa maksudnya dengan 'Membebaskan' ? Tu-tunggu, jangan bilang!?" Kata Kakashi berpikir tapi setelah itu dia pergi ke kantor Hokage karena Kakashi sendiri mungkin sudah menebak maksud Naruto.

Sementara itu Naruto muncul di sebuah atap pohon yang sudah di berikan segel Hiraishin oleh salah satu bunshin.

"Bagaimana situasinya?" Tanya Naruto kepada bunshinnya.

"Tidak bagus, karena timnya kalah sikap mereka ke Karin semakin buruk, yang paling mengkhawatirkan adalah kondisi ibunya yang semakin melemah, apa yang harus kita lakukan?" Kata bunshin Naruto dengan serius.

"Sudah cukup parah ternyata, tidak ada pilihan lain selain mengambil tindakan sekarang, kamu segera pergi pancing yang lain, aku akan mengurus sisanya!" Kata Naruto memberikan instruksi dengan serius.

"Um, baiklah!" Kata bunshin Naruto sambil mengangguk lalu pergi.

"Haa, padahal aku kira mereka bisa menunggu sampai malam tapi ternyata tidak!" Kata Naruto pelan kepada diri sendiri.

Dia segera pergi ke tempat Karin di sekap, terlihat tubuh Karin sangat memprihatinkan, bayangkan tubuh anak-anaknya penuh dengan bekas gigitan orang-orang, mereka tidak segan-segan melukai tubuh seorang anak ... tidak, bahkan mereka tidak menganggap Karin sebagai manusia.

"Yoo, lama tidak bertemu!" kata Naruto yang tiba-tiba muncul.

"Hua–"

"Jangan berteriak, kita akan ketauan kalau begitu!" kata Naruto sambil menutup mulut Karin dengan kuat.

Karin mengangguk, dia tidak mengerti maksud Naruto tapi dia setidaknya tau Naruto bukanlah orang jahat. Jadi dia mempercayainya apalagi Naruto sudah pernah menyelamatkannya.

"Aku akan membawamu pergi, sekalian sama ibumu jadi jangan berisik dan ikuti aku dengan diam!" kata Naruto memberikan instruksi dengan serius.

Karin mengangguk, melihat itu Naruto tersenyum senang sementara Karin menunduk dengan wajah memerah, Naruto lalu memengangi tangan Karin dan keduanya menghilang.

Keduanya muncul di atas pohon dimana Naruto tadi datang, Karin terlihat terkejut karena hal tersebut, bagaimana pun dia baru pertama kali melihat jutsu perpindahan ruang seperti itu.

"Karin, jangan melamun! Bisakah kamu memberitahuku dimana letak ibumu berada sekarang? Kita harus cepat!" kata Naruto serius membuyarkan lamunan kekaguman Karin terhadapnya.

"Ah ya maaf, i-itu disana!" kata Karin terbangun dan salting tapi akhirnya dia menunjukkan dimana letak ibunya berada.

"Baiklah, kamu tunggu disini, aku tidak akan lama!" kata Naruto dengan tenang.

Dia kemudian meleparkan kunainya tepat di dekat rumah tersebut, tepat sebelum kunai itu mendarat Naruto sudah menangkapnya, disaat yang sama Naruto berubah wujud menggunakan henge ke salah satu penduduk yang dia lihat.

Membuka pintu dan bau tak sedap tercium, banyak tumpukkan manusia yang terluka dimana-mana, yang mengerikan adalah suara seorang wanita yang meminta berhenti tapi tidak ada yang mendengarnya.

"Brengsek!" kata Naruto dengan kesal.

Dia mengeluarkan pedang Uzu di tangannya lalu menghilang dan berdiri didepan pintu ruangan yang adalah sumber dari suara penderitaan wanita tersebut, sementara dibelakang Naruto itu sunyi karena yang tersisa hanyalah daging tak bernyawa dan berbentuk.

Menendang pintu dan tanpa basa basi lansung membantai seluruh orang disana kecuali seorang wanita tua dengan rambut berwarna putih.

"Sangat disayangkan, tidak hanya chakranya bahkan energi kehidupannya juga di serap oleh orang-orang ini!" kata Kyuubi dengan nada prihatin.

"Rubah tua, bisa tolong sembuhkan wanita ini? Gunakan chakramu dan chakraku, bila tidak cukup gunakan juga energi kehidupanku sebagai gantinya!" kata Naruto dengan pelan, wajah Naruto bahkan tidak terlihat karena teralingkan rambutnya.

"Haa, baiklah!" kata Kyuubi setuju, dia merasakan energi negatif yang kuat dari Naruto dan dia tau kalau saat ini Naruto sedang sangat marah.

"Tukar tempat denganku, apa ada masalah dengan itu?" sambung Kyuubi dengan serius.

"Tidak" kata Naruto singkat dan saat itu mata biru Naruto berganti merah dengan garis di pupilnya layaknya mata seekor kucing atau seriagala.

Kyuubi mengerakkan tangan Naruto dan menyentuh tengah antara kedua gunung itu, lalu sebuah chakra merah masuk kedalam tubuh wanita tersebut.

"Seperti dugaanku, Hokage keempat, Khusina, jangan membenciku tapi putramu yang setuju melakukkannya!" kata Kyuubi dalam hati.

Didalam chakra tersebut ada juga energi kehidupan di dalamnya, itu berasal dari Naruto dan Kyuubi biar lebih dan tidak membebankan Naruto.

Dengan pengisian chakra itu membuat kulit wanita tersebut membaik, rambutnya juga kembali merah seperti sedia kala.

"Umm ... Si-siapa kamu?" tanya wanita tersebut saat membuka mata sambil merasakan sebuah energi hangat membasuh tubuhnya.

"Jangan banyak bicara, kamu terlalu dipaksa untuk mengeluarkan chakra dan energi kehidupanmu, terlalu sembrono sekali!" kata Kyuubi memarahi.

"Sudah lebih baik, cukup istirahat dan makan yang sehat maka kamu akan baik-baik saja, sisanya aku serahkan kepadamu, setan kecil!" kata Kyuubi dengan tenang dan kepala Naruto langsung tertunduk.

"Fuaah, rasanya menjijikan sekali!!" kata Naruto sambil menghela nafas lega.

"Oh, ohayou bibi!" kata Naruto sadar kalau wanita disebalahnya sedang menatapnya.

"Ohayou pala mu!!" teriak kyuubi dalam hati, dia sedikit tidak habis pikir dengan apa yang ada di otak Naruto.

"Biju? Jadi anak ini jinchuriki?" pikir wanita tersebut saat menyaksikan pertukaran Naruto dan Kyuubi.

"Ma-maaf ta–"

"Aku Uzumaki Naruto, senang bertemu dengamu datebayoo~" kata Naruto memperkenalkan diri sebelum wanita itu bertanya.

"Oh ya, situasi sekarang sedang tidak aman jadi ayo ikut denganku, Karin pasti sedang menunggu di luar!" kata Naruto dengan serius.

"Karin!? Dimana dia? Apakah dia sehat?" tanya wanita itu bersemangat saat membicarakan soal putri semata wayangnya itu.

"Tanyakan saja sendiri, ayo pergi sebelum orang lain menyadarinya!" kata Naruto dengan serius menggegam tangannya lalu menghilang bak di telan bumi hanya menyisakan tumpukan mayat disana.

Terlahir Sebagai Naruto Uzumaki Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang