15

3.2K 285 13
                                    

Hari ketujuh dimalam hari naruto kembali bersama sasuke dengan tubuh yang kotor dan juga kelelahan tapi dengan itu dia juga berhasil menyempurnakan rasengan dan hampir menyempurnakan hiraishin no jutsu.

"Wah akhirnya kalian pulang juga... Kenapa kalian kotor dan babak belur begitu?" kata tazuna yang terkejut saat melihat naruto dan sasuke pulang dengan pakaian kotor dan ada beberapa memar di tubuh naruto.

"Kami berlatih... Aku berhasil menyempurnakan jutsu ku hehe~" kata naruto dengan bangga meski tangan kanannya sedikit mati rasa akibat penggunaan rasengan yang berlebihan dan sasuke hanya diam tak menjawab karena dia juga berlatih shuriken serta memanjat pohon dengan chakra lagi.

"Kalian ini..." kata kakashi dengan tak berdaya sambil mengelengkan kepalanya.

"Hari ini aku juga membuat jembatan sampai badanku babak belur dan kotor, sebentar lagi jembatan juga akan selesai!" kata tazuna sambil tersenyum dan kadang juga tertawa.

"Naruto dan ayah juga jangan memaksakan diri!" kata tsunami menasehati dan menegur.

"Hm/um" jawab tazuna dan naruto bersamaan tapi mereka tentu tidak mendengarkan perkataan tsunami.

"Kenapa kamu berusaha mati-matian seperti itu!? Meski kamu berlatih sekeras apapun juga tidak akan bisa menang melawan anak buahnya gato!!" teriak inari marah tanpa sebab.

"Seberapa hebat kata-kata yang kamu keluarkan, seberapa keras usahamu! Kenyataannya kalau melawan orang kuat, orang lemah pasti kalah!!" sambung inari sambil keluar air mata yang terus mengalir dikedua pipinya.

"Berisik, aku berbeda denganmu!" kata naruto dengan acuh dan terlihat tidak peduli sama sekali dengan apa yang dikatakan oleh inari.

"Saat aku melihatmu aku jadi marah! Padahal kamu tidak tau apa-apa dengan negara ini tapi kamu berbicara seenaknya!" teriak inari kesal.

"Memangnya kamu tau apa tentangku!? Aku berbeda denganmu yang tak pernah merasa sedih dan terus tertawa!" kata sambung inari yang membuat naruto sedikit kesal.

"Jadi maksudmu orang lemah hanya bisa diam dan menangis saja!?" kata naruto pelan tapi ada amarah di kata-katanya.

"Orang bodoh sepertimu selamanya hanya bisa menangis, bocah cengeng!!" kata naruto dengan amarah di matanya lalu bangkit dan pergi tanpa melihat inari yang masih terdiam di tempat.

"Na...Naruto-kun..." kata hinata pelan dan merasa suasana hati naruto sedang sangat rendah akibat perkataan inari, hinata pun juga bangkit dan mengejar naruto yang pergi kekamarnya itu.

"Na... Naruto-kun... A-Apa aku bisa masuk?" kata hinata dibalik pintu kamar naruto.

"Hinata-chan? Ya masuk saja!" kata naruto dengan santai dan tenang meski begitu dia pun juga bingung kenapa hinata ke kamarnya saat ini.

"Permisi~" kata hinata sopan saat dia masuk kamar naruto.

Naruto sedang duduk-duduk santai di kamarnya karena dia baru masuk juga.

"Ada apa hinata-chan?" kata naruto ramah.

"Ti-Tidak... A-Aku..." kata hinata dengan ragu.

"Pasti soal di ruang makan kan? Aku minta maaf kalau perkataanku tadi terdengar kasar tapi aku merasa kesal saja dengan perkataan inari tadi!" kata naruto menjelaskan dengan jujur ke hinata.

"Tidak, aku percaya kalau naruto-kun tadi berkata benar..." kata hinata pelan sambil tersenyum kecil saat dia menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah.

"Hinata-chan... Terima kasih...." kata naruto sambil memeluk hinata dengan erat.

"Na... Naruto-kun!?" kata hinata gugup dan belum siap mental saat naruto tiba-tiba memeluknya tapi dia juga senang saat naruto memeluknya.

"Aku bersyukur karena bertemu denganmu hinata-chan..." kata naruto pelan sambil pelukannya di pererat.

"Aku juga bersyukur bertemu dan jatuh cinta denganmu naruto-kun" kata hinata pelan sambil memeluk naruto dan bersandar di bahu naruto saat mereka masih berpelukan.

"Hinata-chan..." kata naruto pelan saat wajahnya menatap wajah hinata.

"Na... Naruto-kun..." kata hinata pelan dan menutup matanya saat wajah keduanya saling berhadapan.

Naruto juga menutup matanya lalu wajah keduanya mendekat, hanya hitungan detik tiba-tiba naruto merasakan ada aroma dan rasa manis dibibirnya.

Naruto mencium bibir hinata yang mungil dan berwarna merah jambu seperti ceri yang sangat alami, aroma badan hinata yang wangi ditambah rasa manis bibir hinata membuat naruto merasa melayang ke surga.

Hinata juga merasa yang sama, dia merasakan bibir naruto yang terasa manis dan aroma keringat naruto yang menyengat dan terasa jantan bagi hinata membuat hinata merasa mimpi dan keinginannya menjadi kenyataan.

Hanya butuh satu menit mereka berciuman sampai nafas keduanya terengah-engah dan dengan terpaksa melepas ciuman hanya untuk menarik nafas.

"Haa.... Haa..." suara nafas terengah-engah keduanya memenuhi ruangan tersebut.

"Hi... Hinata-chan, aku mencintaimu~" kata naruto dengan pelan saat menatap wajah hinata dan memegangi pipi kanan hinata dengan tangannya.

"A... Aku juga naruto-kun..." kata hinata pelan tapi membuat wajahnya merah merona seperti tomat membuat naruto secara naluri menggigit pipi kiri hinata dengan pelan.

"Kamu manis sekali hinata-chan membuatku ingin memakanmu~" kata naruto menggoda membuat wajah hinata langsung memerah akibat perkataan dan tingkah agresif naruto barusan lalu pingsan seketika dengan kepulan asap di kepalanya.

"Dengan ini kita akan tidur bersama malam ini!" kata naruto dengan semangat lalu menidurkan hinata di kasur lipat miliknya dan tertidur sambil memeluk hinata di bawah selimut yang menutupi mereka berdua.

Dipagi harinya hinata membuka matanya dengan perlahan dan masih terasa berat sambil mengucek matanya, saat dia tertidur dia merasa ada guling yang bisa di peluk dan ada seseorang yang memekuknya.

Perasaan hangat dan nyaman itu membuat hinata tidak ingin jauh darinya ditambah mimpi dimana dia dan naruto berciuman membuat tidur hinata semakin lelap.

Tapi saat dia membuka mata dan melihat sosok berambut orange sedang tertidur di depannya dan juga sedang memeluk tubuhnya, hinata merasa kalau dia masih bermimpi jadi dia memejamkan matanya dan juga memeluk naruto didepannya sambil sesekali menggosok wajahnya di rambut naruto membuat wajahnya sedikit geli.

Tapi merasa kalau sensasi yang dia rasakan malah terasa nyata membuatnya sekali lagi membuka mata dan beberapa kali berkedip untuk memastikan kalau naruto dipelukannya adalah naruto asli bukan mimpi, beberapa lama waktu berlalu dan naruto didepannya tidak menghilang membuat hinata yakin kalau naruto didepannya adalah naruto asli yang membuatnya terdiam dan bingung harus bagaimana.

"Hinata-chan.... Aku mencintaimu, maukah kamu menjadi istriku~" gumam naruto yang masih tertidur itu membuat wajah hinata memerah dan terasa linglung.

'Iiiiistri!! Na...Naruto-kun bermimpi melamarku untuk menjadi istrinya!?' pikir hinata liar sambil membayangkan dirinya di lamar oleh naruto dewasa yang tampan lalu berdiri di pelaminan bersama naruto.

"Kyaa~" teriak hinata pelan saat memikirkan hal itu dan kepalanya terasa sangat panas sampai ada asap yang keluar dari kepalanya.

"Um..." naruto terus tertidur sambil sesekali mengeluskan kepalanya di dada hinata yang masih kecil terus ada senyuman hangat di wajahnya.

Hinata melihat itu membuatnya kembali tenang dan merasa tidak enak membangunkan naruto tapi hari ini dia harus melaksanakan misi ditambah dia tidak ingin sasuke atau kakashi dan orang dirumah tazuna tau kalau dia tidur bareng dengan naruto meski tidak melakukan apapun selain tidur bareng~

Jadi hinata melepaskan diri dari pelukan naruto lalu keluar tapi saat dia sudah melepaskan diri dari pelukan naruto tadi membuat hatinya merasa ada sesuatu yang hilang dan hati nya seperti ada yang hilang tapi semua itu hanya imajinasi hinata.

Setelah sarapan hinata dan team kembali mengawal tazuna meski tanpa naruto yang masih tertidur di kamarnya seperti di anime aslinya.

Terlahir Sebagai Naruto Uzumaki Where stories live. Discover now