39

1.5K 219 24
                                    

Kakashi sedang terbaring di rumah Naruto karena berhasil di tangkap olehnya.

"Nah, Kakashi-sensei, bisakan sekarang kita ngobrol bareng?" Kata Naruto dengan senyum di wajahnya.

Kakashi mengangguk setuju dengan patuh, dia tidak suka menyinggung Naruto karena bila mode berbahayanya aktif maka Naruto akan lebih seram dari pada Khusina.

Ya, Kakashi akhirnya tau kalau ada sikap Khusina dalam tubuh Naruto meski itu muncul dalam keadaan marah saja namun sudah sangat menakutkan untuk menghadapi seorang Jonin.

"Aku kemari ingin mengenalkanmu kepada seorang guru yang akan melatihmu untuk sementara waktu–"

"Tidak perlu, aku sudah menemukan seseorang untuk melatihku." Kata Naruto dengan ringan memotong perkataan Kakashi.

"Lalu siapa?" Tanya Kakashi bingung dan penasaran.

"Petapa genit, Jiraiya-jiisan." Kata Naruto dengan santai.

Kakashi sedikit terkejut, dia ingin bertanya-tanya dari mana Naruto tau kalau Minato sudah menganggap Jiraiya sebagai ayah angkatnya dan begitu pula sebaliknya.

"Tapi Jiraiya-sama seharusnya tidak ada di desa bukan?" Tanya Kakashi pura-pura tidak tau kalau Jiraiya sudah ada di desa.

"Orochimaru ada disini, apakah aku begitu bodoh sampai tidak bisa menebak kalau orang mesum itu sudah ada didesa?" Tanya Naruto dengan datar.

Kakashi hanya tersenyum di balik maskernya, dia benar-benar yakin kalau Naruto sedari awal sudah mengetahui kalau Jiraiya sudah ada didesa berhari-hari yang lalu.

"Ya kalau kamu sudah yakin ingin berguru kepadanya maka aku tidak keberatan, ini sudah mulai malam maka aku akan pulang dulu!" Kata Kakashu berniat ingin kembali pulang.

"Kakashi-ojisan, apakah kamu tidak ingin makan malam bersama kami disini?" Tanya Kei menghentikan Kakashi dan menatapnya dengan penuh harapan.

Kakashi melihat Kei merasa hatinya luluh, dia ingin kembali dan pergi tapi dia juga tidak kuat menolak permintaan dari loli manis didepannya.

"Itu ... Um, baiklah." Kata Kakashi setuju setelah selesai ragu-ragu.

Mereka pun akhirnya makan malam bersama, Karin dan Saya juga merasakan kehangatan keluarga saat makan bersama Naruto dkk.

Meski awalnya menyeramkan dan menakutkan tapi saat seperti ini cukup menyenangkan, bagi kedua wanita itu kehidupan Naruto benar-benar berbeda dari kehidupan orang normal dan penuh warna.

Setelah makan baru lah Kakashi pamit dan bersiap maraton novel lagi dengan semangat sambil olahraga lima jari, sementara Naruto mengobrol dan bercanda dengan ketiga gadis di rumahnya.

"Rasanya seperti aku punya harem, ahh andai saja Hinata-chan ada disini pasti malam ini akan terasa nyaman~" kata Naruto dalam hati merasa sedikit kesepian karena tidak ada sang pujaan hati yaitu Hinata Hyuuga.

Sementara itu di kediaman Hyuuga, Hinata sedang berlatih meski dia baru saja sehat dan pulih, dia bertekad untuk tidak merepotkan Naruto lagi di masa depan makanya dia berlatih keras di malam hari yang berbeda dari biasanya.

Hiashi melihat putri sulungnya berlatih keras sendiri cukup senang, apalagi dia dapat melihat sebuah tekad di mata Hinata, tekad untuk menjadi lebih dan lebih kuat untuk berjalan beriringan.

Tidak hanya Hiashi tapi ada juga anggota klan Hyuuga lain, serta Neji dan Hanabi yang melihatnya, Hinata tidak memperhatikan lebih jauh karena selama tidak ada niat buruk yang menyerangnya maka dia tidak peduli.

Teknik telapak tangannya juga semakin cepat dan lihai, seakan-akan dia sudah sangat ahli dalam hal tersebut.

"Lebih, lebih, lebih, aku ingin lebih kuat dari ini!" Kata Hinata kepada dirinya sendiri.

Terlahir Sebagai Naruto Uzumaki Where stories live. Discover now