42

1.2K 167 19
                                    

"Huft ... huft ... sial, bocah ini boleh juga!" Pikir Gamabunta yang merasa lelah melompat-lompat dari tadi.

"Haa ... sial, apakah nih katak mau melompat lagi? Chakraku sendiri terasa mau habis." Pikir Naruto sambil mengelap keringat didahinya.

"Huh? Apakah kau telah menyerah, kodok tua?" Tanya Naruto dengan nada yang ngeselin.

"Cih, jangan sombong dulu kau bocah tengik, aku belum serius!" Kata Gamabunta kesal apalagi pas dipanggil kodok padahal iakan katak.

"Apa ia akan melompat lagi!?"

"Apa aku harus melompat lagi!?"

Pikir Gamabunta dan Naruto bersamaan, mereka berdua tidak ingin melanjutkan hal ini karena bukan hanya bikin capek doang namun ga ada manfaatnya sama sekali.

"Ahem, lebih baik kita anggap saja ini seri!" Kata Naruto dengan nada dewasa.

"Ya, kurasa seperti itu."

"Karena seri jadi anggap saja kita rekan setim, bagaimana?"

"Kurasa tidak buruk juga, ya sudah aku balik dulu rasanya buang-buang waktu ada disini!"

Poof!

Bruk!

"Uwaa kodok sialan, kalau balik tunggu aku turun dulu kek, argh punggungku!"

Mereka membuat kesepakatan yang setara dan mencapai keputusan bersama, karena sudah diputuskan maka Gamabunta langsung balik pulang namun ia lupa kalau Naruto masih ada diatas kepalanya.

Karena ia menghilang tiba-tiba membuat Naruto tidak siap dan akhirnya terjatuh ke tanah membuat punggungnya sakit.

"Karena disini sudah selesai lebih baik aku kembali, mungkin saja Kei-chan dan Karin sudah menunggu!" Kata Naruto pelan sambil menepuk pakaiannya untuk membersihkannya dari debu.

...

Waktu berlalu begitu saja, akhirnya waktu yang di tunggu pun sampai yaitu waktu dimana babak ketiga ujian chunnin dilaksanakan.

Bam bum duar!!

Suara petasan sangat meriah meski ini hanya babak ketiga dan belum sampai ke final namun tetap saja itu sangat meriah karena acara tersebut sangat ditunggu oleh semua orang.

"Hei, kudengar anak jenius klan Hyuga dan Uchiha masuk ke babak ini, menurut kalian siapa yang bakal masuk final?"

"Bukankah anak terakhir dari klan Uchiha yang akan menang? Sharinggan mereka itu sangat berbahaya dan mematikan jadi jelas ia lah yang menang!"

"Hei, jangan lupakan mata byakugan milik Hyuga loh? Apalagi yang turun itu adalah jenius dari klan Hyuga!"

"Tapi kudengar anak itu juga masuk loh, bagaimana dengannya?"

"Anak payah itu? Kurasa ia hanya beruntung saja."

"Namun sangat disayangkan di babak ini ia harus melawan si anak jenius klan Hyuga."

"Ahaha, keberuntungan tuh anak mungkin telah habis kali."

"Mau buat taruhan tidak? Aku akan bertaruh 3000 ryo untuk Neji Hyuga!"

"Hoi, kau curang, bukankah sudah jelas semua orang akan bertaruh padanya? Siapa orang bodoh yang akan bertaruh pada anak itu?"

Percakapan terdengar di jalan-jalan dekat area turnamen, setiap kelompok pasti sedang membicarakan soal turnamen dan perjudian akan selalu menjadi hal wajib diacara seperti ini.

Karena itu ujian chunnin seperti ini sangat digemari karena perjudiannya, siapa yang tidak ingin kaya dengan mudah?

"Permisi, siapa bandar judi disini? Aku ingin bertaruh!" Kata seseorang yang tiba-tiba datang.

Seorang pria biasa yang bahkan terlihat culun dengan kacamata bulat dan wajah jeleknya.

"Kau ingin bertaruh juga? Bertaruh kepada siapa?"

"Aku ingin bertaruh pada Uzumaki Naruto, kurasa ia akan menang melawan Neji Hyuuga!"

"Pfft, ahahaha!"

Sontak pernyataan itu menjadi bahan tetawaan semua orang disana, mereka tidak tau apakah pria culun itu bodoh atau bego kaya readers sampai bisa bertaruh atas nama Naruto yang jelas-jelas aja peserta terlemah diujian kali ini.

"Kau serius sama hal itu?" Tanya sang bandar dengan wajah serius.

Jujur ia juga merasa itu lucu tapi ia masih ingin menarik keuntungan, kalau semua orang bertaruh kepada Neji saja maka itu bukanlah judi karena itu ia cukup bersimpatik sama pria culun tersebut karena bertaruh kepada Naruto.

"En, aku bertaruh 30 juta Ryo, apakah bisa?" Tanyanya ringan bahkan ia tidak memperhatikan keadaan sekitarnya yang meremehkan Naruto.

"Ti-tiga puluh juta!? A-apa kau serius akan hal itu!?" Tanya sang bandar dengan sangat terkejut bahkan takut.

Jujur uang itu terlalu besar bahkan hanya mendengarnya membuatnya cukup takut dan tergiur.

Tiga puluh juta, berapa uang yang bakal ia dapatkan nanti? Bukankah itu menyenangkan, namun bukan hanya si bandar saja tapi semua orang disana juga tergiur sampai ingin air liur mereka menetes dari mulutnya.

"Kurang kah? Aku bisa tambah 30 juta lagi sama emas 40 karat, bagaimana?" Tanya pria culun itu yang terus menambah minyak di atas api.

Sang bandar benar-benar takut saat ini, jumlah itu cukup besar hanya untuk dijadikan bahan perjudian, bukankah lebih baik main judi kartu dan lainnya dibandingkan judi kecil seperti ini?

Namun ia juga berpikir mungkin saja pria culun didepannya bukan warga Konoha dan ia cukup bodoh untuk memilih Naruto, ditambah ia juga domba gemuk penghasil uang jadi mana mungkin ia melewatkannya.

"Cu-cukup, itu sudah cukup!" Kata sang bandar buru-buru mengangguk setuju, ia tidak ingin melewatkan uang besar itu.

"Ok, nanti aku akan datang lagi setelah ujian selesai!" Kata pria culun itu segera setelah ia memberikan sejumlah kantong uang dan emas ke si bandar.

"Pak, aku akan bertaruh atas nama Neji!"

"Aku juga!"

...

Segera banyak orang yang ingin bertaruh pada perjudian itu apalagi aksi ini bukan hanya disatu kios judi saja namun di hampir semua tempat perjudian di konoha yang sedang menjalankan bisnis ini pun ikut terlibat.

"Hm, setelah ini aku pasti kaya!" Kata pria culun tersebut dan ...

Poof!

Asap langsung menyelimuti tubuhnya dan ia berganti menjadi anak-anak berambut kuning kaya tai ngambang.

Ia tidak lain adalah Uzumaki Naruto, orang yang menyamar dan bertaruh atas namanya sendiri dengan jumlah besar.

Seperti yang pernah dikatakan kalau acara ini sangat menghasilkan uang karena itu Naruto sengaja berjudi disana dengan menggunakan penampilan orang lain agar tidak mencurigakan namun menghasilkan banyak uang.

"Naruto-kun ... huft ... huft ..." sebuah suara memanggil Naruto.

"Oh Hinata-chan, bagaimana? Apa kau telah bertaruh dengan namaku?" Tanya Naruto dengan seringai.

"Sudah, di tempat perjudian kecil itu, tapi bukankah judi itu tidak boleh ya?" Tanya Hinata dengan polos.

Ia mengingat larangan ninja yang diajarkan oleh Kurenai dan Iruka yaitu berhati-hati dalam menggunakan uang, jauhi judi, jangan minum alkohol, dan jangan tergoda sama wanita atau pria.

Tapi sebelum hari ini, Naruto malah mengajaknya berjudi yang membuatnya ragu apakah itu akan merusak moral atau tidak.

"Tidak apa, itu bukan judi namun investasi, kalau judi tuh seperti main kartu dan lainnya tapi ini tidak kan? Apalagi kalau judi itu tidak jelas apakah kita beruntung atau tidak tapi yang ini jelas."

"Jadi ini bukan judi namun investasi kecil yang singkat!" Kata Naruto membujuk dan memberikan sugesti kepada Hinata kalau apa yang ia lakukan bukanlah hal buruk.

Tapi ingat anak-anak biadab, yang namanya taruhan itu adalah judi, tidak peduli apa yang jadikan taruhannya itu tetaplah judi, dan berjudi itu dosa jadi dari pada judi mending uangnya kalian tabung buat masa depan kalian atau buatku saja.


Terlahir Sebagai Naruto Uzumaki Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang