Bab 29

5.1K 463 29
                                    

Ada yang nunggu part ini?
Yang kangen Arka siapa nih?
Udah pada nggak sabar ya wkwkw

Selamat membaca
_______________________________________________

Arka datang ke rumah Argi dan Ratih setelah mendapat telepon dari sang tuan rumah dan menyuruhnya segera ke sana. Arka masuk ke dalam rumah setelah pintu rumah minimalis itu dibuka oleh sang pemilik.

Tatapan tajam dan amarah langsung didapatkan Arka saat ia baru saja menginjakkan kaki di dalam rumah itu. Suasana menjadi dingin dan mencekam. Arka benar-benar tak tahu apa yang terjadi dengan pasangan suami istri yang merupakan teman baiknya itu.

Baru saja dirinya akan membuka mulut, tamparan keras langsung mendarat di pipi kirinya. Arka menatap bingung sang pelaku yang merupakan Ratih, temannya yang tadi menghubunginya.

"Itu buat lo yang sudah berperilaku berengsek ke Winda!" seru Ratih dengan amarah yang bersarang di dadanya.

Belum sempat Arka bertanya maksud Ratih, satu bogeman sudah mendarat di wajahnya. Argi membabi buta memukuli Arka tanpa perlawanan dari lelaki itu.

Arka seketika mengerti apa maksud sepasang suami istri itu. Ia paham kesalahannya. Ia menerima dengan ikhlas. Ia pantas mendapatkannya, bahkan harusnya lebih. Ini belum seberapa. Dia tak peduli wajahnya akan hancur.

Argi mendorong Arka, lalu duduk di sofa dengan napas memburu. Lelaki itu masih menatap nyalang ke arah Arka yang meringkuk tak berdaya di lantai.

"Kamu tahu salah kamu?" tanya Argi begitu menyeramkan.

Arka memejamkan matanya dan mengangguk lamat-lamat. "Gue yang hamilin Winda."

Emosi Argi kembali tersulut. Lelaki itu berdiri dan menendang tubuh Arka kesal. "Dan nggak bertanggungjawab. Kamu menghilang dan jadi pengecut." Argi kembali menendang tubuh Arka. "Kamu tahu? Kamu manusia paling paling busuk yang pernah saya temui."

Arka memejamkan matanya untuk menghalau rasa sakit di sekujur tubuhnya. Ratih yang sedari tadi di ruangan yang sama, ia baru melihat kali ini Argi marah sebesar ini. Dulu, saat Praba dulu bicara akan menikahi Winda karena wanita itu hamil, Argiantara langsung menerjangnya tanpa berkata apa-apa dan Praba juga hanya menurut tanpa berkata apa.

Argi menjauh dari Arka dan langsung memeluk istrinya dan menumpahkan tangisnya di bahu sang istri. Ia merasa turut andil dengan keadaan adiknya saat ini. Andai dia tidak percaya pada lelaki bejat macam Arka, semua akan berbeda.

"Aku gagal jaga Winda, Ra. Harusnya aku bisa jaga Winda lebih baik. Harusnya Winda nggak ketemu sama dia," ucap Argi penuh penyesalan dan kekecewaan pada dirinya sendiri.

Ratih mengusap lengan suaminya. Dia juga sama merasa bersalahnya. Andai Ratih tahu akan seperti ini, dia tidak membiarkan Winda dekat dengan Arka.

"Aku juga salah, Mas. Harusnya aku nggak ngenalin mereka," kata Ratih yang kini juga ikut menangis.

Argi melepaskan pelukannya, lalu mengusap kasar air matanya. Ia kembali ke arah Arka dan berjongkok di hadapan lelaki itu.

"Ada keuntungan Winda tidak bilang siapa yang menghamilinya dulu. Setidaknya, Winda tidak hidup bersama lelaki pengecut dan pecundang kayak kamu. Saya merasa bersyukur Winda menikah dengan Prabaswara, lelaki yang sangat bertanggungjawab. Bukan seperti kamu." Argi berujar dengan dingin. "Meski salah, tapi saya beruntung bukan kamu yang menikahi Winda. Saya tidak sudi punya adik ipar berengsek dan tak bertanggungjawab."

Argi bangkit dari jongkoknya dan duduk di sofa. Lelaki itu menyandarkan tubuhnya yang terasa lelah dan penuh emosi. Ratih menghela napasnya, lalu berjalan ke arah dapur dan kamarnya.

Windayu 2 : Bertahan Dalam Pilihan [End]Where stories live. Discover now