Bab 34

4.7K 402 19
                                    

Winda keluar dari ruangannya bersama Intan setelah jam pulang kerja. Mereka berjalan bersama menuju ke lobi gedung.

"Lo mau pulang sama siapa, Win?" tanya Intan saat mereka sudah sampai di lantai dasar.

"Kayaknya pakai taksi, Tan." Winda menjawab sambil memainkan ponselnya.

"Nggak sama suami lo?"

Winda menggeleng. "Dia lagi rapat."

"Sama gue aja, yuk! Gue anterin!" tawar Intan yang membuat Winda menoleh.

"Eh? Ngeropotin kamu nanti." Winda merasa tak enak jika merepotkan Intan.

Intan menggeleng. "Rumah lo daerah mana? Siapa tahu searah."

"Di Menteng," jawab Winda yang membuat Intan terkekeh.

"Nggak searah sih, tapi nggak papa, nggak bikin putar balik juga. Gue nggak bakal ngerasa repot kok," kata Intan yang membuat Winda tersenyum.

"Beneran nggak ngerepotin nih?" tanya Winda memastikan sekali lagi.

Setelah mendapat anggukan mantap dari Intan, Winda akhirnya setuju. Mereka menuju ke city car metalik milik Intan. Mereka segera masuk dan Intan melajukan mobilnya.

Mereka menyempatkan mengobrol hal-hal ringan sepanjang perjalanan. Intan juga bukan jenis teman yang terlalu ingin tahu urusan pribadi. Dia cukup nyaman berteman dengan Intan. Dia juga bukan sosok yang suka memanfaatkan teman.

"Mau mampir dulu yuk, Tan?" tawar Winda setelah Intan menghentikan laju mobilnya.

"Kapan-kapan aja, Win. Gue mau pulang aja, ya," tolak Intan yang membuat Winda mengangguk.

Winda baru saja akan membuka pintu mobil Intan, dari spion, terlihat mobil suaminya di belakan mobil Intan. Praba memang tidak bisa pulang bersama karena dia rapat di luar.

"Suami lo, Win?" Winda mengangguk. "Sana gih samperin! Gue balik dulu," pamit Intan.

Winda membuka pintu mobil, sebelum keluar dia mengucapkan terimakasih pada Intan. "Makasih ya, Tan. Maaf ngerepotin."

Winda segera keluar dari mobil setelah mendapat sahutan dari Intan. Winda langsung menuju ke getbang rumah yang memang sudah dibukakan oleh sekuriti rumah Praba.

Winda memilih berhenti dan menunggu mobil Praba melewatinya sebelum melanjutkan langkahnya menuju ke pintu utama rumah. Winda duduk di sofa ruang tamu menunggu Praba masuk ke rumah.

Tak lama, Praba masuk, Winda langsung berdiri dan menghampiri suaminya. Wanita itu menyalami sang suami. Praba segera meraih Winda mendekat dan mencium kening wanitanya.

"Tadi pulang sama siapa?" tanya Praba setelah melepaskan kecupan di dahi Winda.

"Sama Intan, Mas," jawab Winda sambil berjalan kembali ke sofa untuk mendudukkan dirinya.

Praba mengikuti Winda dan duduk di sisi wanita itu. "Kok nggak diajak mampir?"

Winda menyandarkan kepalanya di lengan Praba. "Katanya mau segera pulang."

Praba mengusap kepala sang istri. Lelaki itu tersenyum memandang wajah ayu Winda. Wanita itu tampak memejamkan mata. Wajah letihnya jelas terlihat, tapi tak melunturkan ayu dan manis di wajah itu.

"Besok kita ke rumah orang tuaku ya, Win!" kata Praba yang membuat Winda membuka matanya. Tampak tatapan gusar menghiasi mata beningnya. "Kamu tenang aja! Aku di samping kamu, Win." Praba berkata sambil mengusap kepala Winda.

Winda mengembuskan napasnya. "Jujur, Mas, aku takut banget. Aku merasa belum siap dengan kenyataan."

Praba mengecup rambut Winda. Dia paham kegundahan hati Winda, tapi Winda hanya perlu menghadapi dan menyelesaikan segala masalahnya. Praba akan setia di samping Winda, menggenggam erat tangan wanita itu dan siap menjadi penopang ketika wanitanya merasa jatuh.

Windayu 2 : Bertahan Dalam Pilihan [End]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora