TWO

28.9K 4K 3.3K
                                    

     Pukul 00.00.

     Tidak ada sedikitpun deru motor yang terdengar. Bara, lelaki itu belum pulang juga membuat Rena makin cemas. Makan malam yang sudah penuh di hidangkan akan terbuang sia-sia? Jika bukan karena larangan dari Fairuz, suaminya, dia sudah akan bergegas mencari lelaki itu sekarang.

     "Bun, dia itu laki-laki. Wajar kalo jam segini belom pulang. Coba kamu tanya sama Adam, dia pasti juga belom balik dari tongkrongannya." Ujar Fairuz yang kesal melihat kekhawatiran istrinya.

     "Adam mah udah lama di sini! Semua orang juga udah kenal sama dia. Nggak bakal kenapa-napa lah. Bara ini masih baru, warga sini juga pasti nggak tau Bara itu anak siapa. Nanti kalo di gebukin gimana hah?"

     "Nggak bakal semudah itu. Kamu tau kan, Bara anaknya kurang ajar? Dia pasti bisa jaga diri."

     "Justru karena dia anak kurang ajar tadi. Gimana kalo dia nggak sengaja cari masalah sama orang-orang, terus dia di hakimi rame-rame? Kamu harus cari Bara, Yah!"

     "Aishh, terserah kamu deh Ren."

     "Terserah aku? Ya udah, aku yang cari Bara!" Rena langsung merampas kunci yang ada di meja makan lalu berjalan cepat keluar pintu.

     Vio yang tengah mengerjakan tugasnya di depan TV hanya menga-nga melihat Ibundanya itu.

     "Jangan nekad kamu, Ren! Ini udah malem!" Fairuz mengejarnya.

     "Kamu nggak pernah mau nurutin omongan aku. Bara pergi gara-gara siapa? Gara-gara kamu! Kalo sampe Pak Bromo tau Bara hilang gimana hah? Mereka nggak bakal mau nitipin Bara ke sini lagi!"

     "Oke!!! Aku cari Bara. Kamu di sini jagain Vio."

     "Kamu nggak pernah niat kalo nyari, nanti palingan kamu cuman keliling-keliling kompleks doang tanpa bener-bener fokus nyariin Bara. Pokoknya aku yang harus pergi!"

     "Aku nggak mungkin biarin kamu pergi sendirian!"

     "Emangnya wanita selemah itu hah di mata laki-laki? Kamu pikir aku nggak bisa nyari dia sendiri? Kamu yang jagain Vio di rumah ini!"

     "Nanti kalo kamu yang kenapa-napa gimana hah? Sok-sokan mau nyariin orang, tapi diri sendiri yang hilang nantinya!"

     Benar-benar! Rena sudah panas mendengar omongan suaminya itu.

     "Pegang omongan aku," Rena menunjuk wajah suaminya itu benar-benar menyeramkan. "Aku nggak bakal pulang sebelum Bara pulang!" tegasnya penuh penekanan. Sedetik setelahnya dia langsung membalik cepat keluar dari rumah.

     Fairuz mengerang mendengarnya. Jika tidak di cegat, berbahaya. Jika di cegat, wanita itu sangatlah keras kepala! Hanya Bara tapi sampai membuat istrinya rusuh begini. "Vio, kamu jaga rumah sendiri. Kunci semua pintu, kalo Bara udah pulang, telfon Ayah! Bunda kamu ini bener-bener keras kepala!"

     "Oh, iya, iya Yah." segera Vio taruh laptopnya dia atas meja dan berjalan ke pintu utama. Melepas kepergian kedua orang tuanya tadi dan kemudian mengunci pintu rapat-rapat setelah mereka pergi.

     Huh, sepi sekali rumahnya. Dia hanya sendirian sekarang. Maka dari itu, apa sebaiknya dia menghubungi Adam saja ya? Cowok itu tadi berbohong, katanya akan datang kesini namun tidak jadi. Vio harus segera menuntut alasannya. Jika tidak masuk akal, mereka resmi bermusuhan setelahnya!

     Segera dia cari ke riwayat panggilan dan menghubungi kontak teleponnya yang paling atas hari ini. Ya, siapa lagi kontak teratas nya jika bukan kekasihnya itu?

     Tidak di angkat. Yah, pasti cowok itu belum pulang dari tongkrongannya malam ini. Selalu begitu.

     "Udah lah, lanjut ngerjain tugas aja."

BARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang