TWENTY EIGHT

15.1K 2K 9.4K
                                    

Vote & Ramein!!

-----

    
 

   "Jaka, Jaka! Pantes mainan lo lonte ya? Kan Mak lo juga lonte."

     Dia bersuara lagi membuat satu persatu mata di geng ini menatap ke sumber suara.

     Perlahan tangan Jaka mengepal, tua bangka tak tahu diri. Masih saja mencari masalah dengan anak kecil!

     Melihat tatapan murka dari Jaka membuat keempat temannya itu percaya, angkringan ini akan hancur sebentar lagi. Begitu Jaka bangkit dari tempat duduknya, dia menghampiri meja itu, BRAK!! dan langsung menerjangnya sampai gelas berjatuhan dan botol-botol yang menggelinding jatuh.

     "Lah, kepancing. Kan emang fakta." Jepri masih tak mau kalah.

     Jaka menyunggingkan senyumannya, di ingat-ingat, sudah lama juga tidak mengasah tinju. Apalagi ke tua bangka yang sudah mulai alot ini.

     "Gue tunggu Maryam peyot itu dateng ke rumah gue besok pagi." Kaki Jaka diam-diam menggeser botol anggur putih itu dengan kakinya agar lebih dekat. "Dan ngamuk-ngamuk, kalo anaknya yang tukang ngadu ini udah gue pecahin kepalanya!!!" Jaka langsung memungut botol kaca itu dan..

     PRANG!!!

     Botol itu berderai pecah di kepala Jepri menghasilkan rasa sakit dan ngilu yang teramat dahsyat membuat emosinya memuncak.

     "Ngent*t lo bocah! Mak lo udah pernah nungging depan gua cuman demi ngasih lo makan." Murka Jepri sambil terus menahan pusingnya.

     "Jadi penis lo cuman seharga seporsi makanan?"

     Itu bukan suara Jaka, bukan suara Gusta. Itu Bara, Jepri sampai lupa dengan cowok gila ini ternyata adalah teman Jaka. Dia tidak sadar bahwa Bara juga sedang di sini dari tadi. Membayangkan cutter menancap di betisnya dulu membuat aura Bara sangat menyeramkan untuk traumanya.

    "Lo di-em! Gue nggak lagi berurusan sa-ma lo!" Tunjuknya pada Bara.

     Jaka tertawa sinis, banyak bacot!! Buggh!!!

     "Arghh!" Dalam keadaan pusing Jepri tetap berusaha menjangkau minuman kerasnya untuk menyirami wajah Jaka dengan alkohol ini.

     Byurrr

     Seperti yang Jepri takutkan saat anggur putih itu malah meleset membasahi punggung belakang Bara.

     Gusta terbahak kecil menutup mulut. Mati kau, Jepri.

     Jepri mundur saat Bara tampak bangkit dari duduknya. Dia meletakkan gelas kosong tadi dengan tangan yang hampir sedikit gemtar. "SAMPE ADA YANG MAIN PISO LAGI, DISINI BANYAK SAKSI, GUE LAPORIN KE PENJARA!!!" Tegas Jepri lantang. Semoga dengan begitu anak ini tak akan mengeluarkan pisaunya.

     "ABISIN, BAR!" Hasut Abi bersemangat.

      Rahang Bara membentuk jelas, dia menarik kerah Jepri keatas membuat pria itu sedikit tercekik.

     "TOLONGGGG!!"

      Samar-samar suara gadis yang sudah tidak asing itu mengusik telinga Bara. Cowok itu langsung melonggarkan cengkeramannya pada baju Jepri berganti diam untuk mempertajam pendengarannya.

     "BARAAAA!!!"

     Vio?

-----

BARAWhere stories live. Discover now