FIFTEEN

22.8K 1.8K 6.7K
                                    

VOTE DAN RAMEINZZ YUPS

———

Motor Bara berakhir sampai di halaman depan rumah Vio, rumah mereka. Vio menghembuskan nafas menghadap ke Bara menunggu cowok itu turun juga.

Bara yang tampak menunggu juga menatap Vio seakan bertanya.

"Apa?" Tanya Vio bingung.

"Lo yang kenapa? Masuk."

"Turun juga lah." Pinta Vio yang membuat Bara cengang. Oh, sudah berani mulai bossy?

"Dare baru di mulai besok." Tekan Bara yang sebenarnya tidak suka di atur.

"1 jam lagi udah hari minggu."

"Oke kalo dare udah di mulai dari sekarang." Bara tampak akan membuka pengait helm-nya, bersiap untuk turun.

"Emang kamu mau kemana lagi sih Bar? Udah malam loh ini. Kamu nggak capek perjalanan jauh gini tapi masih mau pergi?" Lelah Vio menghadapi Bara.

"Gue ada janji sama Gusta mau ke tempat dia."

"Ngapain?"

Bara mengedikkan bahu, tidak tahu, yang penting sudah janji.

"Urusan penting?" Tanya Vio lagi.

"Gue nggak tau. Tapi kalo lo emang keberatan gue pergi, gue bisa batalin."

Kalimat yang begitu melegakan untuk di dengar. Ini benarkah Bara akan begini satu bulan ke depan?

"Ya udah Bar, batalin." Ucap Vio tanpa pikir panjang lagi.

"Berarti dare udah berlaku malam ini, likewise with the assurance." [Begitu juga dengan jaminannya.]

Obrolan keduanya terhenti saat pintu utama berbunyi karena seseorang membukanya dari dalam. Tampak Rena yang keluar dari pintu mengucek mata tampak bangun tidur. "Vio, Bara. Kok pulang?" Tanyanya.

"Loh, Bunda kok ngomong gitu?" Tanya Vio.

"Bunda pikir kalian tidur di rumah Bara. Mending tidur sana aja sesekali, Vio. Besok kan masih minggu juga."

"Tau gini mending nggak usah pulang tadi." Ucap Bara yang di abaikan Vio.

"Enggak, Bun. Bunda lanjut tidur aja nanti biar Vio yang ngunci pintu."

"Kalian mau kemana lagi emangnya? Udah malem loh ini, jangan keluar lagi."

Vio akhirnya menatap Bara bimbang. Sepertinya tidak memungkinkan jika malam ini dare keduanya resmi di mulai. Terlalu mendadak rasanya jika Vio harus memberi Bara pelukan malam ini apalagi tenggatnya sisa satu jam lagi.

"Bar, ya udah kalo kamu mau main sama Gusta. Pergi aja."

"Serius?" Bara mengangkat alis.

Vio mengangguk cepat. "Iya, kan kamu belum main sama temen-temen kamu itu hari ini. Besok pun libur kan. Jadi nggak apa-apa, kamu boleh main kok." Vio kembali mengaitkan helm Bara agar Bara pergi saja.

BARAWhere stories live. Discover now