SIX

22.2K 3.7K 3.5K
                                    

⚠️ VOTE & COMMENT GENGS ⚠️

HAPPY READING

-----

"ARGHH!! BARA!" Gempa memukul setiran dengan ponsel yang di genggamnya erat-erat. Baru setengah jam perjalanan keluarga mereka untuk pulang, berita bahwa Bara berulah kembali membuat keluarga itu terusik. "Bara kecelakaan! Kita harus putar balik!!" Gempa spontan memutar stir cepat-cepat untuk membelok.

"Bang Bara kecelakaan?" kaget Lahar.

"Apa Papa ngizinin mobil buat putar balik, Gempa?" Tiba-tiba Bromo bersuara, membuat putra sulungnya itu kebingungan.

"Loh, Pa?" Gempa memelankan kecepatan mobil.

"Kalo kalian pengen liat keadaan dia, turun dari mobil Papa ini, dan cari kendaraan lain."

"Dih," refleks Lahar. Namun setelah mendapati tatapan asing dari Magma, cowok itu langsung menutup mulutnya.

Gempa memutuskan untuk menepikan mobil. Dia menatap ke arah Papanya tidak percaya. "Dia adik aku. Gimanapun buruknya dia."

"Lo jangan lupain omongan kurang ajar dari dia tadi, Bang." bengis Magma.

"Tapi bayangin lo yang ada di posisi Bara, Mag!"

"Yang mau ikut Gempa, turun dari mobil ini." putus Bromo tegas.

Mata Rinjani memanas. Perasaan cemas seorang Ibu saat mendapat kabar anaknya terjadi sesuatu tentu bukan hal yang mudah untuk ia pungkiri. "Pa, Bara kecelakaan! Dia celaka!"

"Ini udah malem! Liat besok kan bisa?!" balas Bromo.

"Kayak nggak pernah denger kabar buruk dari Bara aja. Dia udah biasa kayak gini, Ma! Pasti cuman mau caper biar dapet perhatian." sebal Magma.

"Pada stress." Gempa menggeleng heran sembari melepas sabuk pengamannya. "Lahar, ikut Abang!"

"T-tapi Bang, besok Lahar sekolah, Bang." Lahar pun ikut keluar mengikuti jejak Gempa.

"Gue wali kelas lo!"

Magma mendecak kasar, dia langsung pindah ke posisi sopir untuk menggantikan pekerjaan Gempa tadi. Untuk apa sih peduli dengan cowok itu? Magma sendiri sedikitpun tidak tersentuh hatinya untuk menengok keadaan Bara. Lelaki yang pasti ingin mendapat perhatian keluarga mereka dengan cara bunuh diri seperti ini. Magma tahu akal-akalan Bara, dia pasti sengaja.

------

"Uhukk.. Uhukk..!!" pertama kali sadarkan diri, Vio sudah langsung batuk-batuk karena merasa mual dan pusing tentunya ulah kecelakaan di sengaja yang mereka perbuat tadi.

Mata nya terbuka, dia masih menutup mulut terus terbatuk. Saat sadar, ternyata dia sudah berada di ruangan yang berbeda. "Bara." Cemasnya langsung.

Vio langsung duduk. Menatap sekujur tubuh, apakah terjadi apa-apa? Ternyata hanya beberapa luka goresan dan selang infus yang terpasang di punggung tangannya. Lalu, Bara di mana?

BARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang