THIRTY

22.4K 1.9K 5.1K
                                    

⚠️Vote & Ramein Ya!⚠️

————

"Nggak mauu.." Dengan cepat Vio menurunkan lagi bajunya yang sudah di angkat setengah oleh Bara. Bukannya tersinggung yang ada Bara malah tertawa kecil memakluminya. Pasti gadis ini masih malu karena ini adalah hal pertama untuknya.

"Oke kalo nggak mau. Gue aja." Ia membuka jaketnya sendiri hingga menyisakan kaos dalamannya. Dan dengan sekali menyentak kerah belakangnya saja kaos itu juga lepas dari tubuhnya.

Sekarang Bara sudah bertelanjang dada di depan mata Vio yang cukup jelas karena cahaya dari luar jendela sedikit terpapar ke tubuh lelaki itu. Vio tertegun.

Belum sempat Vio tersadar dari lamunan, Bara sudah mengangkat lagi dagunya demi mencari bibir gadis itu lagi. Vio sampai memegang ke dada Bara karena kaget di cium tanpa aba-aba.

Suara lumatan itu menggema segudang ini. Seakan sudah di selubungi nafsunya sendiri tangan Bara kembali mengangkat baju belakang Vio hingga punggungnya sudah terekspos sekarang. "Emh.." Vio merintih dalam ciuman mereka, sedikit menolak dan takut Bara makin kelewatan.

Bara melepaskan pagutan mereka. Nafasnya menggebu sesak, "buka aja ya, Yo? Please, tanktop doang." Padahal belum ada tanda-tanda Vio mengizinkan namun Bara langsung menyentak baju itu ke atas hingga lepas juga dari tubuh Vio.

"Bar.." Vio sangat malu rasanya tanktopan di depan mata lawan jenis. Dia sedikit mengangkat bagian atas tanktopnya saat mata Bara daritadi tertuju pada belahan dadanya.

Bara tersenyum, lalu mengangkat kedua tangan Vio untuk mengalung di lehernya. Cup. Ia mengecup pipi Vio sekilas kemudian nafasnya yang menggebu tadi terasa jelas di telinga Vio. "Mau ngerasain sesuatu yang bikin lo kenikmatan, Yo?"

"Ha?" Jantung Vio hampir mau copot mendengar itu. Walau belum paham apa maksud yang di katakan Bara namun ia tahu itu pasti hal negatif.

Bara menumpukan dagunya di bahu Vio dengan tangan yang menyelinap lagi ke dalam tanktop itu.

"Nggaaakk." Vio setengah berteriak dengan volume kecil. Dia ketakutan setengah mampus. Segera dia turun dari meja dan mengambil bajunya. "Bara, kamu bahaya banget buat jantung aku!!"

Sambil terus lari menuju pintu dia memasang baju itu dan tanpa ba-bi-bu lagi dia meninggalkan Bara, sama sekali tak peduli lagi pada Bara. Sepertinya mereka akan melakukan hal yang lebih parah jika terus berlama-lama di situ. Bara yang tidak dapat mengontrol nafsu, Vio pun yang mudah terbuai. Jika Vio tidak menggunakan akal sadarnya, pasti mereka sudah sama-sama mabuk dalam cinta malam ini.

—————

Vio baru keluar dari kamarnya jam 10 pagi karena baru bangun di hari libur ini. Dia turun tangga dan melihat rumahnya lengang tak melihat satupun anggota keluarganya yang beraktivitas. Saat langkahnya terhenti di meja makan, Vio baru sadar sekarang adalah Sabtu. Ah iya! Ini hari dimana Ayah dan Bundanya memang biasa mengunjungi rumah Neneknya, yang itu tandanya dia di tinggal karena masih tidur lelap dalam kamar.

Vio lalu menuangkan air putih untuk di teguknya segelas itu hingga habis. Duduk di meja makan dan memakan tempe mendoan buatan Bundanya. Hufftt, dia harus melakukan apa jika sudah sesuntuk ini?

BARAWhere stories live. Discover now