TWENTY FOUR

12.9K 1.4K 6.3K
                                    

Vote dan Rameinn🎊

—————

Bara dan Vio, keduanya baru pulang dari beli es krim bertepatan dengan makan malam keluarga mereka. Ada Rena dan Fairuz yang sudah selesai makan duluan daripada menunggu Bara Vio yang jelas-jelas tidak tahu kapan pulangnya. "Beli es krim lama amat dari sore sampe jam 7 begini?" Tanya Rena.

Bukannya mengikut Bara ke meja makan, Vio malah pergi ke arah tangga. "Tadi makan di tempat." Jawab Vio berusaha santai.

     "Terus kamu mau kemana itu? Sini makan malam dulu." Panggil Bundanya. Bara pun ikut menoleh ke belakang baru tahu Vio ternyata membelok ke lain arah.

     "Nggak laper Bun. Nanti ajaa, babaiii.." Vio mempercepat langkahnya menaiki tangga. Dia masuk ke dalam kamar dengan nafas yang masih gugup.

     "Hadehh, malah nggak ikut makan malam Vio." Ujar Rena. Bara pun duduk di seberangnya, "Bara sayang, makannya mau di ambilin?"

     "Nggak usah Bun."

     Sontak mata Rena langsung membelalak nyaris copot.

      Bun?? Benarkah Bara memanggilnya Bun? Bunda? Bara sudah mau memanggilnya Bunda? Rena langsung melirik Fairuz dengan senyuman haru-nya. Sedangkan Fairuz hanya terkekeh sambil mengupas jeruk.

      "Yah, kapan kita foto keluarga berempat? Pasti harmonis bangett. Ayok Yah, luangin waktu kamu, kita foto keluarga minggu ini. Biar Mama pesen baju keluarga yang cocok untuk kita!!" Excited-nya menggoyang-goyangkan lengan suaminya.

     "Efek kamu manggilnya Bunda nih Bar." Kata Fairuz sambil geleng-geleng.

—————

      Selesai dari makan malam, Bara berjalan ke kamar sambil terus melihat ke layar gadgetnya. Ya, dari tadi memang HP nya sedang banyak notif karena teman-teman Jakarta nya akan datang menjemput untuk nongkrong bersama di sekitaran daerah sini. Okto, Ammar, dan Reksi. Katanya, mereka penasaran dengan daerah baru tempat tinggal Bara. Apa banyak gadis-gadis cantik di sini? Mungkin mereka bisa pakai untuk main bareng?

Bara masuk kamar untuk bersiap. Dia meletakkan HP nya di meja, dan berdiri depan cermin yang lebih tinggi dari tubuhnya.

Cowok itu diam lama melihat dirinya sendiri. Tanpa sadar dia menyentuh bibir bawahnya sendiri, mengusapnya dan kembali teringat bagaimana ciuman panasnya bersama Vio di danau tadi.

Ciuman yang belum pernah Bara rasakan sebelumnya karena dari yang dulu-dulu, Bara selalu berciuman dengan banyak gadis tanpa adanya debaran. Hanya sekadar ciuman saja tanpa rasa. Menurutnya, inilah baru betul-betul ciuman.

Melihat tingkah polos Vio saat ia menciumnya, kemudian ketidakmahiran Vio saat membalas ciuman itu, malah itu yang membuat Bara aroused ingin bertindak lebih dengan sendirinya.

Bisa gila lama-lama membayangkan itu. Ia pun menyentak handuk di lemari lalu pergi untuk bersiap mandi. Teman-temannya sudah hampir sampai.

Selang 25 menit Bara habiskan untuk siap-siap, dia selesai dan langsung keluar kamar saat Okto sampai ke titik jemput. Okto juga memfotokan rumah ini memastikan lagi, dan memang benar, mereka sudah ada di depan.

BARAWhere stories live. Discover now