THIRTEEN

14.2K 1.9K 4.5K
                                    

Vote dan ramein paragrafnya🔥😻

———

Sudah satu jam perjalanan ojek mengikuti Bara, namun cowok itu tampak tak sampai-sampai ke tujuannya. Bahkan tukang ojek pun mengeluh karena ini sudah limit paling jauh selama dia menjabat sebagai ojek pangkalan.

"Neng, udah sakit pinggang Bapak saking jauhnya kita ngikutin cowok ini." Keluh tukang ojek itu.

"Maaf banget ya Pak ngerepotin. Tapi kita tetep harus ikutin dia, Pak. Nanti saya kasih tips kok Pak."

"Udah nyampe Jakarta kita nih Neng. Udah lama Bapak nggak nginjak kota sekarang nginjak lagi."

"Bapak tadi isi bensin full rencananya untuk seharian ini. Ini cuman buat Neng aja jadinya bensil full nya." Lanjutnya.

Mereka terus membuntuti cowok itu yang pergi lagi kepelosok dari kota ini. Jauh lagi perjalanan sampai akhirnya mereka memasuki gang kecil yang banyak hutannya. Mereka tiba di tempat selengang ini dan jalan bebatuan yang sepertinya tidak pernah di lewati orang-orang.

"Kok serem ya, Neng."

Vio pun merasa demikian. Tapi Bapak itu tetap melanjutkan pekerjaannya sampai tuntas dan Bara sampai ke markasnya yang tua dan jauh dari khalayak ramai.

Motor Bapak ojek berhenti tak jauh dari situ, Vio turun dan membuka helm-nya. Dia pun mengeluarkan HP nya untuk melakukan pembayaran.

"Berapa jadinya, Pak?"

"Pas 100 aja, boleh Neng? Soalnya jauh juga ini, pinggang saya sakit."

Vio mengangguk dan mentransfer uang ke rekening Bapak itu. "150 ya Pak. 50 tips nya untuk Bapak."

"Makasih banyak Neng. Ya ampun, murah terus rezekinya ya."

Saat Bapak itu membelokkan motornya, Vio sedikit ragu untuk menahannya lagi. "Pak, mau nunggu sebentar nggak? Saya mau masuk ke dalam. Soalnya nanti saya nggak tau mau pulang pake apa, nggak ada ojek di sini. Serem, Pak."

"Waduh.. Tapi Saya rasanya mau istirahat."

"Nanti saya tambahin lagi Pak bayarnya."

"Hm, yaudah Neng, masuk aja. Hati-hati ya Neng."

Vio mengangguk dan merasa lega, dia pun bergegas untuk menyusup ke dalam rumah seram itu.

Tidak melalui pintu depan, Vio berjalan lagi ke arah samping yang kirinya terdapat sungai kecil yang airnya mengalir deras. Dapat di dengar dari dalam rumah ini sangat ramai suara-suara pria yang menikmati tongkrongan mereka. Seperti cowok-cowok di tongkrongan pada umumnya.

Dan Vio tiba di belakang rumah, terdapat banyak motor yang terparkir yang di yakini ini adalah motor orang-orang itu. Sepertinya dengan rumah yang isinya sangat ramai seperti ini, tidak memungkinkan untuk Vio menyelinap ke dalamnya. Untuk itu Vio menyibak rambutnya ke belakang telinga dan mengintip lewat jendela saja.

Dan Betapa kagetnya dia melihat penghuni-penghuni di dalam sana pria wanita campur aduk yang tidak hanya menikmati tongkrongan namun juga bermaksiat massal terang-terangan. Di gambarkan, dalam satu sofa ada 2 pasangan dan dalam sekelompok ada 5 pasangan yang sedang bercinta. Sedangkan cowok-cowok yang lain fokus pada kartu remi dan botol alkoholnya masing-masing.

BARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang