SIXTEEN

12.5K 1.3K 1.4K
                                    

GUISSSS SO SORRY AKU MENGHILANG LAMA😭😭😭 INI BARA AKU PANJANGIN BAB NYA YAAA!!!

fokus yaaaa

baca ulang part sebelumnya kalo lupa

ENJOY💖💖

———



Bara membuka mata dan memisahkan bibirnya dengan bibir gadis itu. Dia merasa Vio sudah tak melakukan perlawanan yang percuma karena Bara tak terhentikan.

Bara menatapnya dalam-dalam dan gadis itu membuka mata. Tatapannya kosong tak mengadah menengok Bara. Dan Bara dapat merasakan Vio sedang tidak baik-baik saja. Vio pasti sangat marah terhadap apa yang Bara lakukan sekarang.

Kemudian dengar helaan nafas dari Vio dan tangannya perlahan mendorong dada Bara agar membukakan jalan untuknya.

"Viona?" Bara memanggilnya. Namun gadis itu akhirnya pergi dan kembali masuk ke dalam kamar.

———

     Pagi hari datang, Vio masih terlelap di kamarnya merasakan wajahnya di tepuk-tepuk lembut oleh seseorang yang membuat dirinya terjaga. Dia membuka mata dan mengumpulkan nyawa bahwa yang membangunkannya adalah Rena, Bundanya.

     "Vio, bangun, Nak."

     "Aaaaa.. Bun, kan minggu. Ngapain bangun cepet." Vio merengek dan menarik bantal untuk menutupi wajahnya karena silau dengan terik mentari pagi.

    "Papa Adam udah nggak ada, Vi."

     Vio menurunkan bantal dengan pandangannya yang tak berkedip. "Ha..?"

    Rena mengangguk lirih. "Om Rizal meninggal."

     "Bun? Nggak boong kan Bun? Kok bisa? Om Rizal sakit apa Bun??" Vio langsung duduk. Dia mencari HP nya dan benar saja, sudah ramai notif dari teman-temannya mengabari hal ini.

    "Udah, Vio. Cepet mandi, siap-siap. Kita berangkat kesana. Bunda tunggu di luar." Rena pun keluar dari kamar Vio.

     Ada banyak notif dari teman-teman Adam dan Olin juga Jean. Yang paling pertama Vio buka adalah pesan dari Adam. Lelaki itu mengirimkan foto jasad Ayahnya yang sudah tidak bernyawa, dan beberapa kali panggilan tak terjawab dari cowok itu karena Vio baru sadar HP nya dalam keadaan diam dari semalam. Dia sangat merasa bersalah karena tidak bisa menjadi tempat Adam mengadu malam tadi.

     Adam sayang. Alfatihah untuk Papa, aku percaya kamu pasti kuat. Tunggu aku sekeluarga di sana ya!

     Vio cepat-cepat bergegas mandi dan bersiap untuk datang ke rumah duka. Masih banyak yang belum dia ketahui kenapa Om Rizal bisa meninggal namun yang terpenting sekarang Vio siap-siap dulu. Nanti juga pasti tahu jawabannya.

———

     Tepat jam 8 Vio selesai dan keluar dari kamarnya. Dia mengenakkan abaya dan kerudung hitam menjumpai Bundanya yang juga sudah mengenakkan gaun gamis serupa.

     "Udah? Cepet nak kita berangkat. Tante Diana udah nunggu di sana."

     "Ayah mana?"

     "Ayah udah di mobil, manasin mobil sama Bara."

     "Ha?" Vio cukup terkejut, namun itu tak cukup penting. Mereka harus segera sampai di sana sebelum pemakaman.

BARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang