TWENTY SIX

14K 1.9K 6.4K
                                    

alo gaiiss, beberapa part kemaren banyak yang ga dapet notif Bara udah update. entah mungkin cuman wattpad aku error pas publish Bara atau juga penulis lain juga gitu? atau emang wp lagi error ya?

untuk itu kalian follow akun aku aja, karna aku bakal umumin ke followers tiap kali aku up Baraa. Tq guis, happy reading

Vote dan rameikeun🌷

—————





    Bara terus saja memperhatikan Vio yang mengemasi bukunya ke dalam tas saat anak-anak yang lain mulai bubar karena sudah waktunya jam pulang. Perang dingin terjadi antara keduanya sepanjang hari ini, Vio tak menampakkan isi hatinya karena yang gadis itu lakukan hanyalah menyimak pelajaran, mencatat tugas, tanpa mengajak Bara mengobrol sama sekali.

     Dan Bara pun belum mengajaknya bicara dulu. Bukan waktunya untuk membahas ini di jam pelajaran.

     Cowok itu akhirnya menyandang tas ke bahu kanannya dan mengejar langkah Vio yang sudah keluar dari kelas duluan.

     "Vio." Bara memanggil. Ia akhirnya mendapatkan langkah gadis itu dan berjalan di sebelahnya.

     "Mau bicara sebentar?" Tangan Bara menahan langkahnya ke pembatas lantai dua yang membuat Vio jadi terhenti.

     Bara menelan ludah. "Kita bakal kayak gini sampe kapan?" Lanjutnya.

     Sedangkan gadis di hadapannya ini nampak berpikir. "Kayak gini gimana Bar?"

     "Diam-diaman."

     Astaga. Bara mempermasalahkan ini lagi, ya. Vio jadi terkekeh pelan melihat Bara. "Bar, aku nggak diemin kamu. Nggak ada penyebab yang bikin aku diemin kamu, marah ke kamu, bete ke kamu. Aku lagi biasa aja."

     Bara langsung diam mendengar itu. Biasa saja? Jadi maksudnya Vio tak mempermasalahnya yang di kantin tadi saat tahu Bara punya pacar?

      Vio malah berani membalas tatapan Bara tanpa gugup. Berarti dia memang tidak sedang menyembunyikan apa-apa. Dia memang merasa biasa saja.

     "Kenapa Baraaa?" Vio sampai mencubit hidung Bara melihat reaksi bengong cowok itu. Vio tersenyum lebar padanya, "aku nggak marah kok kamu duduk di kantin sama Vony tadi. Malah aku seneng kamu nolak dia."

     Bara masih belum bisa menetralkan ekspresinya. Entah kenapa reaksi Vio ini rasanya membuat ia kecewa.

     Tiba-tiba Vio menggandeng tangannya, "Ayok pulang. Kita tunggu Ayah jemput, aku nggak sama Olin Jean kok." Dengan semangat Vio menarik Bara untuk pulang dengannya.

      Keduanya berjalan terus menuruni tangga dengan tangan Bara yang masih dalam genggaman Vio.

     "Lo nggak penasaran sama cewek gue?" Tanya Bara tiba-tiba.

     Vio mendongak, lalu tak lama setelahnya dia mengulas senyum tanpa arti.

     Sebentar, apa Vio..? Sudah peka?

     Senyuman Bara ikut tertarik saat Vio kembali menatap lurus ke depan. Baru saja akan keluar dari koridor, tiba-tiba langkah Vio terhenti saat dia hampir bertabrakan dengan seseorang dari arah yang berlawanan.

BARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang