NINETEEN

12K 1.6K 6K
                                    

VOTE, FOLLOW, DAN RAMEINSSS YAA!

—————

Bara menyalakan keran wastafel kemudian membasahi handuk kecil untuk mengompres lebam di wajahnya. Saat ini dia masih memakai seragam sekolah karena baru pulang, menuju dapur dan membersihkan luka-lukanya di dapur.

Terdengar jejak langkah yang Bara sendiri sudah hafal itu langkah siapa. Langkah kecil Vio, gadis itu dalam diam membuka kulkas tanpa memedulikan Bara sama sekali.

Bara pun tak peduli. Vio diam dia juga akan diam.

Kemudian gadis itu beraktifitas di dekatnya. Vio mengambil mangkok, mungkin akan makan sereal atau bubur?

Kemudian Vio mengeluarkan es balok ke dalam mangkok itu. Menyalakan keran yang ada di depan Bara lalu mengisinya dengan air. Masih dalam tanpa kata-kata apapun, Vio akhirnya meletakkan mangkok es itu ke depan Bara sedangkan dirinya melengos pergi setelahnya.

Bara membalikkan badan melihat kepergiannya. "Sini lo." Panggilnya.

Vio menulikan pendengarannya terus melangkah ke kamarnya.

"Kesini atau gue lempar es ini ke kamar lo?!"

Gadis itu akhirnya membalik dengan terpaksa. "Itu buat kamu! Pake air biasa aja mana ilang sakitnya!"

"Pernah gue minta buatin?" Tantang Bara yang tidak tahu terima kasih.

"Kalo nggak mau buang aja Bar." Ujar Vio sedikit tersinggung.

Bara menipiskan bibirnya muak. Daritadi memang dia sudah muak melihat gadis ini, entah kenapa. "Apa?  Lo diemin gue karena marah gue ikut tawuran tadi? Lo nggak suka liat gue bikin anak orang berdarah kayak tadi? Lo benci liat cowok nggak punya hati kayak gue tadi??" Bara semakin maju mendekatinya.

"Ngomong apa sih Bar? Siapa yang marah?"

"Jadi? Kenapa lo diemin gue?"

Vio tertegun dengan pertanyaan barusan. "Yang penting aku masih peduliin kamu kan? Aku buatin es buat kompresan kamu." Jawabnya. "Harus ya salahin aku terus? Aku diemin kamu kamu marah, tadi pagi di kelas aku ngomong banyak nggak pernah kamu respons juga kan?!"

"Jadi mau lo apaa??!!" Suara Bara meninggi, cowok ini sudah berada sejengkal dari hadapan Vio membuat Vio terkejut karena di bentaknya.

"K-kamu sensian terus hari ini. Aku sengeselin itu ya sampe-sampe bawaannya bikin kamu emosi terus?" Alis Vio bertaut. Jika di pikir, Vio yang harusnya lebih sensitif hari ini. Ada banyak sekali masalah dan kesakitan yang di pendamnya, ditambah Bara yang selalu memarahinya.

"Fuck perjanjian-perjanjian kayak kemaren! Mulai sekarang semua itu selesai! Gue nggak bakal nurutin kemauan lo lagi dan gue mau hidup bebas kayak awal. Lo siapa? Pacar bukan temen bukan udah ngatur-ngatur."

Vio terkejut, dia mendongak menatap Bara tidak rela. "Bar, kenapa jadi kayak gini? Siapa yang harusnya marahin siapa?? Mulai dari tadi pagi kamu cuekin aku, kamu bolos upacara, kamu cabut jam pelajaran, kamu ikut tawuran bahkan sampe nyaris bunuh anak orang. Dari awal kamu yang langgar perjanjian kita!" Mata Vio menatap kedua bola mata dengan lebam yang ada di dahi cowok ini.

BARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang