Chapter 34

6.4K 330 6
                                    

Di kamar rumah sakit yang sempit itu, ada dua tempat tidur, tempat tidur lainnya kosong. Kali ini hanya ada Duan Jia Xu di dalamnya. Ruangan ini begitu sunyi dan sepi. Dia berbaring di tempat tidur dan tidak mengatakan apa-apa.

Dia tidak menunjukkan ekspresi sehingga Sang Zhi tidak bisa mengerti apa yang dia pikirkan.

Tanpa persetujuannya, Sang Zhi juga tidak berani masuk. Dia hanya bertanya sekali lagi. "Bolehkah?"

Duan Jia Xu akhirnya bicara dan bertanya padanya : "Apakah kau sudah makan malam?"

"Aku membeli roti di dekat sini." Sang Zhi berkedip dan bergerak ke sisinya. Dia memegang plastiknya untuk melihatnya. "Aku juga membeli sekotak teh oolong."

"Apakah kau akan kau kenyang hanya dengan memakan itu?" Duan Jia Xu melihat sekeliling. "Kau harus menelepon takeaway untuk makan."

Sang Zhi menggelengkan kepalanya. "Aku tidak terlalu lapar."

Duan Jia Xu : "Kau tidak makan apa-apa, bagaimana mungkin kau tidak lapar?"

"Aku tidak lapar." Dia meletakkan kantong plastik di atas meja dan membalikkan tubuhnya dan memindahkan kursi ke samping tempat tidurnya. Dia bergerak perlahan : "Jika aku ingin makan, aku akan makan. Aku sudah dewasa, aku tidak akan membuat diriku kelaparan."

Duan Jia Xu menatapnya dan tiba-tiba tersenyum. Dia tidak mengatakan apa-apa lagi.

Sang Zhi duduk di kursi dan mengeluarkan roti. Dia berkata : "Aku bertanya kepada seorang perawat sebelumnya. Kau harus berbaring selama enam jam, lalu setelah dua belas jam, kau bisa turun dari tempat tidur."

"Em."

Sang Zhi menggigit rotinya dan mengomel : "Sekarang kau masih tidak bisa makan apa-apa. Selama seminggu, kau harus makan makanan cair. Tetes IV (infus) ini harus dilakukan selama tiga hari."

Duan Jia Xu hanya mendengarkan dengan linglung : "Em."

Kemudian ruangan menjadi sunyi.

Hanya suara Sang Zhi yang memakan rotinya.

Kamar rumah sakit memiliki pemanas, setelah duduk beberapa lama Sang Zhi merasa agak panas. Dia berdiri dan melepas mantelnya. Dia menggantungnya di kursi.

Duan Jia Xu memeriksanya dan berkata dengan ringan : "Ini musim dingin, mengapa kau masih mengenakan rok (dress)?"

Tiba-tiba keheningan pecah.

Sang Zhi mengangkat kepalanya perlahan dan menatap matanya.

Nada suaranya terdengar seperti saat Ma-nya memergokinya tidak mengenakan celana musim semi di musim semi.

Sang Zhi tidak ingin dikendalikan pada apa yang bisa dia kenakan.

"Ini rok (dress) panjang." Sang Zhi menundukkan kepalanya dan terus mengunyah rotinya. "Jika kau ingin memakainya, kau juga bisa memakainya lagi."

"………"

Duan Jia Xu menatapnya.

Cara makannya masih sama. Dia akan menyumbat mulutnya sampai pipinya menonjol. Dia terlihat seperti ikan buntal. Dia ingin tertawa tetapi dia takut dia akan merobek lukanya. Jadi dia hanya berkata dengan lembut : "Ini lebih dingin dari Nan Wu. Kau harus lebih memperhatikan. Akan sulit jika kau jatuh sakit."

Sang Zhi tiba-tiba teringat kapan terakhir kali dia datang ke Yi He. Dia merasa sulit menelan. Dia tidak melihatnya dan hanya meminum teh Oolong-nya, lalu dia mengangguk.

Dia memaksa dirinya untuk menghabiskan rotinya. Sang Zhi melihat waktu. "Jia Xu Ge, apakah kau ingin tidur sekarang?"

"Jam berapa?"

Secretly, Secretly ; But Unable to Hide It | Can't Hide Secretly | Hidden LoveWhere stories live. Discover now