Chapter 64

8K 390 87
                                    


Taksi berhenti di depan kompleks apartemen. Mereka berdua turun dari mobil.

Duan Jia Xu meregangkan tubuhnya dan menggerakkan lehernya. Dia memijat bahunya lalu dia pergi ke apotek terdekat. Dia hanya mengambil salep secara acak untuk memarnya.

Sang Yan berjalan di belakangnya perlahan dan menunggunya. Dia biasanya selalu tanpa ekspresi tetapi kali ini karena dia sedang tidak bahagia, dia terlihat sangat dingin. Terutama dia memakai pakaian serba hitam. Dia terlihat lebih menakutkan.

Kasir mau tidak mau melirik Sang Yan beberapa kali.

Dengan sangat cepat Duan Jia Xu pergi ke kasir untuk membayar.

Kasir menyapu barcode dan melihat bibir terbelah Duan Jia Xu. Dia juga memperhatikan memar di wajahnya. Dia mengerutkan kening dan bertanya dengan suara kecil. "Apakah kau memerlukan bantuanku untuk melapor kepada polisi?"

Sang Yan mendengarnya dengan jelas, dia segera melirik.

Mendengar kata-katanya, Duan Jia Xu terkejut, dia benar-benar ingin tertawa tetapi dia takut itu akan semakin merobek bibirnya yang terbelah. Dia hanya membayar dan berkata dengan lembut. “Tidak perlu, terima kasih.”

Sang Yan keluar dari apotek lebih dulu. Kemudian Sang Yan menatap wajah Duan Jia Xu. "Memar sekecil ini, seharusnya akan sembuh bahkan sebelum kita tiba di pusat penahanan."

"……." Duan Jia Xu tidak membuat keributan dengannya, dia hanya menunjuk ke sebuah kompleks kecil. "Yang itu."

Keduanya pergi ke apartemen Duan Jia Xu.

Dia tinggal sendirian, jadi selain Sang Zhi, tidak ada yang pernah datang ke tempatnya.

Warna rumahnya jauh lebih gelap sehingga sandal merah muda Sang Zhi terlalu mencolok.

Sang Yan melihatnya dan tertawa dingin.

"……"

Duan Jia Xu tidak punya niat untuk merawatnya, dia hanya berkata dengan malas : "Kau harus berjalan-jalan dengan kaki telanjang."

Sang Yan hanya menganggap dirinya sebagai anggota keluarga jadi dia pergi ke lemari es saat dia memasuki apartemen. Dia mengambil sebotol coca-cola. Dia melihat ke lemari es dan kemudian menutupnya lagi.

Sang Yan kembali ke ruang tamu.

Duan Jia Xu keluar dari kamar tidurnya, dia memegang cuciannya. Duan Jia Xu memperhatikan apa yang dipegang Sang Yan. Dia mengangkat alisnya dan berkata : "Ini."

Sang Yan : "?"

"Camilan dan minuman di lemari es dan barang-barang (makanan) di rak." Duan Jia Xu berkata dengan lembut dan sopan dan berkata : "Aku harap kau akan berusaha keras untuk tidak menyentuhnya."

Sang Yan bahkan tidak memandangnya, dia berkata dengan malas : "Coca-colamu dicampur dengan emas?"

"Tidak." Duan Jia Xu tertawa. "Tapi itu milik pacarku."

"……."

Karena perubahan status, hal ini membuat Sang Yan tidak nyaman.

Dia melirik Duan Jia Xu dan merasa malas untuk memikirkannya.

Duan Jia Xu memasuki kamar mandinya dan melepas pakaiannya. Dia melihat ke cermin, dia melihat bahwa sudut bibirnya terbelah. Mata kirinya bengkak. Ada memiliki lebam di wajahnya.

Dia juga memiliki beberapa memar di tubuhnya.

Dia tidak bisa memastikan bahwa itu akan hilang besok.

Dia memikirkan saat Jiang Ying menyiram segelas air padanya, Sang Zhi sangat marah. Kali ini dia jauh lebih sengsara, dia tidak bisa menebak bagaimana reaksinya ketika melihatnya.

Secretly, Secretly ; But Unable to Hide It | Can't Hide Secretly | Hidden LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang