Extra part 4.2

8.8K 338 26
                                    

"Tidak." Keluhan yang Sang Zhi rasakan melonjak lagi, dan dia bergumam, "Aku tidak mudah diganggu."

"Apakah kau minum?"

"Aku minum satu gelas." jawab Sang Zhi, "Tapi dengan perut kosong, itu sedikit tidak nyaman."

"Hmm."

Melihat bahwa dia berjalan ke arah yang salah, Sang Zhi bertanya, "Ke mana kita akan pergi?"

Duan Jia Xu : "Ke rumah sakit."

Ruam merah di tubuhnya menjadi semakin jelas dan tampak mengkhawatirkan.

Sang Zhi menggelengkan kepalanya : "Beli saja obat dan meminumnnya. Aku tidak ingin pergi ke rumah sakit."

Duan Jia Xu mendengus lagi tetapi tidak berhenti.

"Kenapa kau datang kesini? Bukankah kau bilang kau tidak punya waktu?"

"Aku punya waktu luang."

"Oh." Sang Zhi berpikir sejenak dan menjelaskan kepadanya, "Aku tidak bermaksud membohongimu. Aku pikir aku akan kembali sangat terlambat hari ini. Aku takut kau akan khawatir di sana. Selain itu, aku hanya pergi di sekitar sekolah, tidak ada yang tidak aman."

Duan Jia Xu menjawab dengan ringan, "Aku tahu."

Sang Zhi memang terkejut saat melihatnya, namun keluhan yang dia rasakan segera menghilang. Dia mulai berbicara kepada Duan Jia Xu tentang kejadian yang terjadi akhir-akhir ini. Dia tersenyum sampai matanya melengkung menjadi bulan sabit, dan suasana hatinya berangsur-angsur membaik.

Duan Jia Xu menjawab dengan singkat dari waktu ke waktu dan kata-katanya menjadi jauh lebih sedikit.

Mereka pergi ke apotek terdekat untuk membeli obat, dan kemudian kembali ke rumah Duan Jia Xu.

Sang Zhi duduk di sofa dan mulai melihat ruam merah di tubuhnya. Dia berkata dengan agak tertekan, "Aku baru saja makan tusuk sate, dan baru setelah memakannya aku menyadari itu adalah daging sapi. Aku tidak makan banyak, hanya beberapa, dan aku pikir itu akan baik-baik saja."

Duan Jia Xu mengambil dua botol air dari dapur, dia menuangkannya ke dalam ketel dan menunggunya hingga mendidih.

Dia meraih tangan Sang Zhi dan mengingatkannya, "Jangan menggaruknya."

Sang Zhi dengan patuh menjawab, "Oh."

Hanya ketel yang mengeluarkan suara di ruang tamu. Sang Zhi menatap wajahnya dan dengan santai bertanya, "Kapan kau akan kembali?"

Duan Jia Xu : "Aku belum memikirkannya."

"Kalau begitu, apakah kita akan pergi besok?"

"Oke."

Sang Zhi berbicara dengannya sebentar, kemudian dia menyadari bahwa suasana hati Duan Jia Xu sedang buruk, dan kata-katanya diperas seperti pasta gigi (kata-katanya sedikit). Seolah-olah dia tidak benar-benar ingin berbicara dengannya.

Kebetulan airnya mendidih.

Duan Jia Xu menuangkan air panas ke dalam cangkir dan mencampurkannya dengan air dingin : "Ambil obatnya."

Sang Zhi menelan obat itu dan bertanya dengan ragu, "Apakah kau marah?"

Duan Jia Xu tersenyum : "Untuk apa aku marah?"

"…" Nada suaranya segera mengkonfirmasi kecurigaan Sang Zhi.

Sang Zhi bingung : "Mengapa kau marah?"

Duan Jia Xu berdiri, lalu berjalan menuju dapur : "Pergi mandi dan pakai obatnya nanti."

Sang Zhi tanpa sadar mengikutinya dan dengan cemas bertanya, "Apakah kau marah padaku?"

Secretly, Secretly ; But Unable to Hide It | Can't Hide Secretly | Hidden LoveWhere stories live. Discover now