Bab 1: Awal

16.7K 997 62
                                    

Started Publish: Minggu, 17 Juli 2022.

( Mulmed ) Jalan ke barak pelatihan.

( Mulmed ) Jalan ke barak pelatihan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Kertas-kertas dengan tulisan dari tinta hitam berserakan di atas meja belajar kayu, gadis yang duduk di kursi membereskan itu dengan cekatan hingga rapi, lalu bangkit berdiri mendekati kanopi tempat tidur di mana sebuah tali lonceng menggelantung.

Menarik tali kecil itu menimbulkan suara lonceng cukup jelas untuk memanggil seseorang yang ada di luar pintu kamar, tidak perlu waktu lama suara ketukan terdengar di daun pintu.

“Masuklah.” Suara halus dan tenang keluar dari celah bibir merah muda tipis si gadis, mengizinkan seseorang di luar untuk masuk.

Wanita bergaun hitam berhias celemek putih khas pakaian pelayan masuk setelah membuka pintu perlahan. “Anda memanggil, Nona?” tanyanya dengan postur tubuh sedikit merunduk.

“Ya. Aku ingin bertanya,” balas gadis bersurai sewarna kobaran api itu, sambil melangkah ke sofa di ujung kaki tempat tidur.

Duduk tegak, dua tangan bertumpu di atas pangkuan dalam posisi anggun. “... yang menyelamatkanku dua bulan lalu saat gerbong tenggelam, itu, siapa?” tanyanya melanjutkan.

Sesaat pelayan itu menatap sang nona muda sebelum menunduk lagi menekuri lantai. “Itu Tuan Muda Lazuard, Nona.” Patricia -sang pelayan- menjawab tanpa keraguan.

Tatapan tenang gadis bergaun merah muda itu bergetar sesaat, lalu mengerjap bekali-kali sebelum menatap Patricia tajam saat mendengar nama itu meluncur dengan mulus.

“Lazuard?” Mengulang ragu, dalam hati berharap nama itu hanya salah dengar di telinga.

Sebab nama yang disebutkan si pelayan pribadi adalah nama tidak asing sekaligus paling mustahil muncul. Tidak masuk akal jika seseorang tidak pernah bertemu, malah mau menolong di situasi tepat.

“Iya, Nona. Tuan Muda Lazuard yang menyelamatkan Anda saat itu.” Patricia memperjelas jawaban, bingung dengan respons sang nona muda yang seperti enggan mempercayai pendengaran.

“Lazuard ... maksudmu Lazuard dari Duke Arsigus?” tanya gadis empat belas tahun itu kembali.

“Benar, Nona,” jawab Patricia lugas.

Gadis itu mendesis rendah sambil menekan pelipis yang terasa berdenyut mendadak, berharap yang terjadi sekarang adalah mimpi, tapi nyatanya itu kenyataan.

“Nona Rosellyn, Anda baik-baik saja? Apa kepala Anda sakit kembali? Saya akan memanggil Dokter Hugo.” Patricia kelabakan melihat sang nona muda tampak menahan sakit seperti yang sering terjadi akhir-akhir ini.

Rosellyn mengangkat satu tangan di udara melarang Patricia pergi, menarik napas sejenak sebelum menghembuskan panjang berkali-kali untuk menenangkan serangan pening di kepala.

The Antagonist Witch Doesn't Want To Die { Tamat }Where stories live. Discover now