Bab 37: Teman, atau saudara?

2K 343 72
                                    

Publish: Selasa, 25 Oktober 2022.

(Mulmed) anggap aja gazebo depan danau 🤣


Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.


***

Di tengah deru napas perlahan dan teratur, tubuh Rosellyn mendadak seakan dihempas ke titik terendah bumi hingga mengejang dan mata terbuka lebar. Segera bangkit memaksakan tubuh lemah saat perut bergejolak hebat dan tenggorokan menyengat, tepat sesaat setelah duduk, darah segar dimuntahkan.

“Nona- ... ya Tuhan!”

Beatrix terbelalak melihat Rosellyn tiba-tiba terkesiap di tengah kondisi pingsan, mendadak juga membuka mata lebar dengan pandangan ke arah langit-langit, sedetik kemudian saat dipanggil malah si nona muda bangkit bersama mengeluarkan sejumlah besar darah dari mulut dan hidung.

Baru saja ingin mengecek kondisi Rosellyn setelah kepergian Zeyglar yang menunggui di kamar ini hampir seharian, sekarang sudah menjelang makan malam, khawatir tidak ada tanda-tanda kesadaran dari pingsan, malah dikejutkan oleh bangunnya tiba-tiba.

Rosellyn menekan dada yang sesak dengan satu tangan, begitu banyak darah telah dikeluarkan mengotori gaun hingga selimut, menodai sepanjang dagu dan sudut bibir. Membuat Beatrix meringis ngeri, berpikir itu hampir setara satu ember cucian kaki.

Dengan teriakan Beatrix barusan, para pelayan yang semula di luar kamar terburu-buru masuk untuk melihat keadaan. Di detik selanjutnya tiga pasang mata itu membelalak menemukan kondisi Rosellyn sangat mengkhawatirkan, wajah seketika pias.

“Ambil air!” perintah Beatrix saat melihat rekan bekerja hanya terpaku diam.

“Ya-Ya,” sahut mereka akhirnya terbata-bata, berbalik keluar dari kamar untuk mengerjakan perintah.

Setelah berhenti memuntahkan darah, Rosellyn menoleh untuk menatap sosok di samping tempat tidur yang menyangga punggungnya. Manik emas bertemu dengan sorot panik dan khawatir dari sepasang manik coklat madu, rasanya sudah lama sekali tidak mendapat tatapan itu selama tinggal di sini.

“Nona, bertahan sebentar, saya akan membersihkan darahnya. Apakah tubuh Anda sakit? Sesuatu menyakiti Anda di dalam? Saya akan memanggil dokter-“

“Be-Beatrix,” panggil Rosellyn serak dan terengah-engah, menyela rentetan kalimat dari si pelayan yang panik.

Tersenyum lemah dengan penampilan mengenaskan, itu berhasil membuat miris mata yang memandang.

“Tolong ... panggilkan Tuan Muda Duke Arsigus, bisakah?” Rosellyn meminta lirih.

Beatrix tergugu sesaat. “Tuan Muda Duke?” ulangnya.

The Antagonist Witch Doesn't Want To Die { Tamat }Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz