Bab 26: Perpustakaan istana

2.2K 346 9
                                    

Publish: Rabu, 5 Oktober 2022.

(Mulmed) Anggap aja perpus istana

(Mulmed) Anggap aja perpus istana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


***

"Bagaimana kamu tahu kalimat itu menggunakan bahasa kuno kekaisaran? Dan bagaimana kamu tahu bahwa kekaisaran memiliki bahasa kuno sebelum bahasa yang sekarang?" tanya Zeyglar memecah keheningan lorong di antara rak-rak buku tinggi mencapai langit-langit.

Setelah bertemu di dekat danau tadi, dengan lebih mulus hari ini Rosellyn bisa memasuki perpustakaan istana bersama Zeyglar. Tidak peduli tatapan penuh keheranan dari kesatria penjaga pintu, melengos saja untuk menuju tujuan utama. Sekarang, sudah di menit ke lima belas dua orang itu menyusuri rak di dinding perpustakaan.

"Ayah saya pernah menjelaskan tentang bahasa kuno kekaisaran, dan saya merasa itu ada kemiripan," jawab Rosellyn tidak jujur, tidak mungkin menjelaskan bahwa diberitahu sosok yang menghuni alam bawah sadar.

Menjawab sambil tangan menyusuri deretan buku tipis dan tebal di rak sisi lain, membaca setiap judul yang tertera, semuanya jenis buku-buku lama, karena tujuan memang mencari hal yang sudah tidak baru lagi. Sementara Zeyglar mencari di rak sisi lain, menyusuri perlahan sambil membaca buku di atas dan bawah.

Bagian rak tentang hal-hal lawas kekaisaran berada di bagian hampir ujung perpustakaan, dan untuk buku di rak atas, terdapat tangga yang bisa dinaiki.

"Selain itu sihir saya-"

Lanjutan kalimat Rosellyn terhenti di tengah tenggorokan, langkah pelan mendadak terhenti saat teringat sesuatu.

"Orias, mantra sihir yang kugunakan selama ini, menggunakan bahasa apa?"

Tidak ada sahutan, Rosellyn menggeram sambil meremas tepi rak buku, sekali lagi mencoba bicara dengan Orias, tapi tetap tidak mendapat tanggapan.

Orias ini ... untuk beberapa hal penting, dengan kurang ajar akan berani bungkam, isyarat bahwa Rosellyn harus mencari tahu sendiri.

"Itu bahasa kuno? Orias, iya, kan?"

"Ya, Penyihir."

Akhirnya jawaban singkat Orias terdengar, tanpa sadar Rosellyn memukul kecil rak di depan, tidak menyadari bahwa selama ini sudah menggunakan bahasa kuno untuk mengucapkan mantra.

"Sihirmu kenapa?" tanya Zeyglar setelah lama menunggu tidak ada lanjutan.

Berbalik untuk melihat apa yang menjadi alasan kalimat tidak dilanjutkan, Zeyglar bisa melihat Rosellyn di jarak lebih dari sepuluh meter tampak terdiam melamun menghadap rak buku.

The Antagonist Witch Doesn't Want To Die { Tamat }Where stories live. Discover now