Bab 5: Siang

4.5K 655 35
                                    

Publish: Senin, 25 Juli 2022

( Mulmed ) Ruang makan 👀💦

( Mulmed ) Ruang makan 👀💦

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


***

Angin berembus menerbangkan helai rambut oranye gadis muda yang berdiri dengan gaun indah, dua tangan sekecil gagang sapu pelayan terangkat berusaha tegap mengacungkan pedang yang berukuran berkali lipat dari pergelangan.

Gerakan mengayun pedang Rosellyn mendadak terhenti di tengah jalan sebab pergelangan ditahan cukup erat untuk tidak bergerak, menoleh ke samping, wajah tenang Lazuard terlihat sangat dekat menatap. Tatapan tidak sedatar biasanya kali ini, tapi tetap saja Rosellyn tidak bisa mengetahui isi hati lewat bola mata kelam itu.

“Lepaskan,” kata Lazuard pelan.

“Ha?” Rosellyn merespons melongo, sedikit terlambat mengerti maksudnya.

“Lepaskan pedangnya, tidak perlu melakukan itu,” ulang Lazuard lebih jelas.

Sejak kapan Lazuard memiliki aura charming semacam ini?

Dengan pandangan itu bagaimana Rosellyn bisa bersikeras.

“Tapi, aku harus tetap menghukum mereka karena sudah mengganggumu.” Rosellyn menggenggam erat lagi gagang pedang untuk meneguhkan niat semula.

“Rosellyn, aku baik-baik saja.” Lazuard kembali meyakinkan dengan penekanan pada penyebutan nama sang gadis, bahkan tatapan menyorot lurus.

Entah bagaimana seseorang sepertinya sudah memadamkan kemarahan di ubun-ubun Rosellyn. Hanya dengan Lazuard menyebut namanya saja rasanya seember air sudah mengguyur tubuh hingga membawa larut semua kekesalan dan niat menghukum.

Pedang dijatuhkan hingga menimbulkan suara benturan cukup keras, mengerjap menatap Lazuard polos, tidak lama kemudian rona merah muda muncul di pipi Rosellyn.

“... menyebalkan sekali. Kamu juga punya kesalahan padaku, kamu membuatku menunggu lama dan kelaparan.”

Untuk menutupi perasaan malu-malu yang aneh, Rosellyn bersungut-sungut sebal, memainkan jari gugup.

“Maafkan aku,” ucap Lazuard tulus.

Manik emas Rosellyn membola terkejut menatap Lazuard, ini pertama kali mendengar ucapan permintaan maaf dari mulut itu. Membuang napas, akhirnya mengangguk dan meraih tangan Lazuard. “Kalau begitu, ayo, makan siang bersama,” ajaknya sambil menarik lembut.

Tidak menunggu jawaban, Rosellyn langsung menarik anak itu untuk meninggalkan tempat pelatihan panas.

“No-Nona,” panggil Patricia yang diabaikan di belakang.

“Cepat Patricia, tempat ini panas.”

Begitu sosok gadis bergaun itu pergi menarik Lazuard dan diikuti Patricia, baru para kesatria berani mengangkat badan, menatap arah perginya Rosellyn dengan lega dan juga tidak percaya. Nona muda yang mereka lihat selalu manja dan tampak lemah itu hari ini marah, bahkan mengangkat pedang dengan tangan yang mereka anggap serapuh ranting kering.

The Antagonist Witch Doesn't Want To Die { Tamat }Where stories live. Discover now