Bab 49: Yang terpendam

1.4K 285 28
                                    

Publish: Senin, 21 November 2022.

Judul aku tambahin kata 'antagonist', ya, Beb, biar lebih mewakili kalo Rosellyn itu penyihir antagonis yg takut mati 🤣

Judul aku tambahin kata 'antagonist', ya, Beb, biar lebih mewakili kalo Rosellyn itu penyihir antagonis yg takut mati 🤣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Lorong-lorong panjang kastel sepi sejauh mata memandang, tapi tetap saja tatapan Alastair hanya lurus ke depan di tengah langkah lebar yang diambil. Mendapat informasi dari Patricia beberapa saat lalu bahwa Rosellyn saat ini -entah bagaimana caranya- berada di kamar tidur, membuatnya spontan ingin berlari untuk memastikan dengan mata sendiri.

Alastair tidak buta dan tuli pada berita yang sedang marak-maraknya, kasus penahanan sang adik atas tuduhan mencelakai Putri Kekaisaran -Zayeera- dan empat putri bangsawan yang merupakan para Regina. Kemudian, tidak lama ini kembali kabar lebih buruk terdengar tentang kaburnya Rosellyn dari tahanan istana, membuat segera dicap sebagai buronan oleh Kaisar.

Beberapa hari lalu para kesatria kekaisaran datang menggeledah seluruh kastel, tapi tidak menemukan hasil selain membuat ketakutan para pelayan, itulah kenapa Alastair meninggalkan menara sihir dan untuk sementara tetap tinggal di sini sampai mendapat kabar selanjutnya tentang Rosellyn.

Sekarang, setelah berhari-hari berlalu, menunggu tanpa kepastian, akhirnya Rosellyn datang ke kastel.

Langkah Alastair berhenti di ambang pintu kamar tidur Rosellyn setelah membuka lebar, napas sedikit lebih cepat karena hampir berlari dari ruang baca ke sini, terpaku menatap punggung sosok yang berdiri menghadap jendela balkon di mana semua tirai kamar telah terbuka membuat cahaya pagi menjelang siang masuk sepenuhnya.

"Rossie," panggil Alastair pelan sambil melangkah maju.

Perlahan tapi pasti, gadis bergaun merah bak bunga mawar mekar itu berbalik menatap si pemanggil, tersenyum menunggu Alastair sampai di depan. Telah berganti pakaian dengan yang lebih hangat dan cocok di musim dingin berkat bantuan Patricia, juga sudah cukup rapi dibanding penampilan berantakan saat baru tiba satu jam lalu.

"Kakak," sahut Rosellyn manis.

"Apa yang terjadi? Kamu baik-baik saja? Aku mendengar semuanya, kabar itu tidak benar, kan? Semua hal buruk itu, bukan kamu yang melakukannya, kan?" tanya Alastair mencecar begitu sudah berdiri berhadapan dengan sang adik, mencengkeram pundak sempit itu untuk saling tatap dalam jarak dekat.

Rosellyn masih tersenyum, mendongak sedikit memiringkan kepala menatap Alastair yang jauh lebih tinggi semakin bertambah usia. "Aku baik-baik saja," jawabnya dengan senyum memudar, kemudian melanjutkan- "kamu pasti kecewa."

"Apa yang kamu katakan? Bagaimana mungkin aku kecewa karena kabar yang belum pasti, keselamatanmulah yang terpenting," balas Alastair mengernyit tidak setuju.

Rosellyn kembali tersenyum menatap tangan yang mencengkeram pundaknya. "Maksudku, kamu pasti kecewa karena aku tidak segera dihukum mati saat itu, malah hanya ditahan di penjara istana," ujarnya tenang, berbanding terbalik dengan kata-kata bernada mencemooh.

The Antagonist Witch Doesn't Want To Die { Tamat }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang