Bab 14: Pemakaman

3.6K 565 19
                                    

Publish: Minggu, 11 September 2022.

Publish: Minggu, 11 September 2022

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.


***

Peti mati akhirnya diturunkan dan perlahan ditimbun kembali dengan tanah, nisan besar tertancap dengan nama kebesaran Marquess. Hampir semua bangsawan di kekaisaran turut menghadiri pemakaman itu, tak terkecuali para kesatria.

Di antara banyaknya yang hadir, isak tangis tertahan didominasi oleh para perempuan di rombongan Rosellyn, para pelayan dan kerabat dekat. Sisanya hanya berwajah sendu menatap makam baru karena tidak terlalu banyak memiliki kenangan pada mendiang yang baru saja meninggalkan dunia.

Untuk saat ini Rosellyn tidak lagi menangis, hanya menatap kosong pada gundukan tanah yang mulai tercipta, tempat pembaringan terakhir sang ayah. Sudah cukup baginya menangis berhari-hari, tidak akan membiarkan diri meneteskan air mata di hari mengantar ke peristirahatan abadi semua manusia itu.

Di samping kanan Rosellyn ada Alastair yang mata memerah, menatap kepergian kepala keluarga Grimsbane untuk selamanya. Mengepalkan tangan untuk tidak menangis, tidak ingin memancing sang adik ikut bersedih kembali, karena tahu sudah banyak air mata di wajah cantik itu menjelang mengikuti prosesi hari ini.

Di tempat para kesatria berbaris, Lazuard di barisan paling depan menatap gadis bak patung porselen di rombongan Grimsbane, benar-benar tidak melihat air mata lagi di sana sejak obrolan tadi malam, tapi jiwa seakan hilang dari raga itu.

Lazuard mendengar dan melihat semua yang terjadi tadi malam di taman paviliun, awalnya memang untuk menemui sang teman masa kecil, tapi tidak ada di paviliun dan pelayan mengatakan ke taman. Tidak disangka malah menyaksikan gadis itu menangis bersama Patricia, sisi yang tidak pernah dilihat sebelumnya dari Rosellyn tiga tahun lalu, karena selalu terlihat ceria dengan senyum manis saat bersamanya.

Di sisi berbeda, di barisan para orang penting istana, seseorang dengan rambut pirang menatap gadis Grimsbane di seberang. Manik hazel kemudian berpindah pada Lazuard yang menatap lekat si gadis, tak lama seulas senyum miring terbit di sudut bibir sambil kembali menatap makam. Mengangkat tangan untuk bertaut di depan dada saat doa dipimpin pendeta dari kuil suci, diikuti dengan khusyuk oleh semua pelayat, menundukkan kepala dan mengaminkan semua yang dipanjatkan untuk mendiang Marquess pada dewa.

Setelah selesai pemakaman, satu persatu pelayat pergi, mengundurkan diri untuk kembali pada kegiatan masing-masing. Menyisakan beberapa orang lagi yang tidak beranjak seinci pun dari pijakan kaki di tanah.

“Rossie, kembalilah ke paviliun untuk mengemas barang-barangmu, kita akan pulang ke kastel,” ujar Alastair pelan, suara parau tampak sekali menahan kesedihan.

Rosellyn menggeleng. “Kakak kembalilah dulu, aku akan di sini sebentar lagi,” ujarnya, menoleh pada sang kakak dan para pelayan di belakang. “Kalian juga, pergilah dulu,” tambahnya.

The Antagonist Witch Doesn't Want To Die { Tamat }Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz