Bab 2: Lazuard Klyn Arsigus

7.3K 768 39
                                    

Publish: Minggu, 17 Juli 2022.

( Mulmed ) Anggap aja Pohon Kehidupan, cuma beda warna daun.

( Mulmed ) Anggap aja Pohon Kehidupan, cuma beda warna daun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Bagaimanapun menunggu, Rosellyn tidak kunjung menerima rasa sakit membentur tanah, malah sesuatu seperti memeluk pinggangnya erat.

“... hati-hati.”

“Eh?!”

Suara pelan Lazuard membuat gadis itu spontan membuka mata, menyadari posisi tubuh memang terbungkuk tapi tidak jatuh, dan sepasang lengan menahan pinggang agar tidak menghantam tanah.

Menoleh dengan gerakan patah-patah, wajah laki-laki berambut hitam dan bola mata senada menatap dalam jarak cukup dekat, sorot mata itu tidak ada makna, hanya tatapan tenang cenderung malas.

Walaupun usia mental Rosellyn sekarang dan Lazuard terpaut jauh, tetap saja ketampanan pemeran utama pria ke dua tidak bisa dipungkiri membuat hati berdebar.

Rasanya Rosellyn ingin memukul kepala sendiri, tidak mungkin menyukai anak di bawah umur. Tapi ... Lazuard layak untuk dikecualikan.

Bagaimana bisa selama ini aku tidak menyadari keberadaan bocah tampan macam Lazuard.

“Nona?”

Panggilan rendah itu menyadarkan Rosellyn sekali lagi dari batin yang meronta-ronta ingin menjadi fansgirling. Mengerjap berkali-kali sebelum bergegas berdiri tegak kembali.

“A-Ah, terima kasih,” bisik Rosellyn terlampau gugup hingga hanya berupa cicitan kecil, dan dibalas gumaman singkat saja.

Sangat memalukan.

Bagaimana bisa gugup hanya karena kesalahan kecil ini, seperti orang yang kedapatan selingkuh.

Berdehem singkat, Rosellyn melanjutkan ke arah taman yang ditunjukkan oleh Patricia, kali ini berjalan dengan perhatian sepenuhnya pada jalan setapak. Diam-diam Patricia menahan senyum geli melihat kelakuan dua majikan muda itu.

Setelah keluar dari jalan setapak yang di kiri dan kanan hanya ada pohon, kali ini mereka tiba di lapangan tidak terlalu besar, ada danau berair hijau sebagai pemandangan pertama bisa dilihat. Langkah Rosellyn berhenti, menatap sesuatu di depan yang berupa pintu masuk ke taman.

“Patricia, kamu bisa menunggu di sini. Aku ingin bicara dengan Lazuard saja.” Rosellyn angkat suara lagi memberi perintah, sudah menormalkan suasana di antara mereka.

The Antagonist Witch Doesn't Want To Die { Tamat }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang