Bab 10: Pasar

3.7K 502 23
                                    

Publish: Rabu, 31 Agustus 2022.

Publish: Rabu, 31 Agustus 2022

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


***

“Nona, tolong kenakan jubah Anda dulu.”

Gerakan Rosellyn yang hampir menaiki pijakan untuk memasuki kereta kuda terhenti oleh suara Patricia, menoleh untuk melihat gadis itu membawa jubah hitam senada warna gaun saat ini. Dikarenakan sudah mendekati musim dingin, suhu menjadi semakin rendah setiap hari, harus mengenakan pakaian lebih tebal.

Tiga hari berlalu dari saat Rosellyn membaca surat di sore hari dan mendapat kepastian izin bepergian dari Dokter Hugo. Hari ini dipastikan bisa ke pasar dengan Patricia, ditambah dua kesatria pengawal dan seorang kusir. Rosellyn pergi saat siang beranjak sore, dan akan kembali sebelum malam nanti.

“Terima kasih,” ucap Rosellyn setelah jubah dipasangkan oleh Patricia.

Keduanya memasuki kereta kuda dan segera pergi meninggalkan depan gerbang kastel dengan diperhatikan kepala pelayan.

“Selain ingin melihat parade, apa ada yang Anda inginkan untuk dibeli juga, Nona?” tanya Patricia memecah keheningan di dalam gerbong.

Rosellyn tidak langsung menjawab, duduk tenang di kursi berhadapan dengan Patricia dan hanya menatap ke luar jendela gerbong. “... Korvapuusti, mungkin?” gumamnya agak ragu.

Patricia menelengkan kepala takut salah dengar. “Korvapuusti?” ulangnya.

Rosellyn mengangguk.

“Hanya itu?” tanya Patricia memastikan.

Rosellyn mengangguk lagi.

“Ya ampun, Nona, jika itu yang Anda inginkan, Anda bisa memberitahu koki, dan itu akan langsung dibuatkan, tidak perlu membeli di pasar.” Patricia menghela napas tidak habis pikir dengan keinginan sederhana sang nona muda hanya sebuah roti kayu manis.

Helaan napas Rosellyn keluarkan samar. “Aku ingin makan di sana sambil melihat parade, kita bisa pulang setelah itu,” katanya mengakui, bersandar di sandaran gerbong kereta.

“Lagi pula aku bosan, rasanya sudah lama sekali tidak jalan-jalan, kan?” Rosellyn menambahi dengan senyum kecil.

Patricia mengangguk, ikut menghela napas pelan dan merelakskan pundak.

Perjalanan menghabiskan waktu cukup panjang hingga tiba di pusat perbelanjaan, Rosellyn turun dengan bertumpu pada punggung satu kesatria sebagai pijakan, sedangkan tangan berpegangan pada satu kesatria lainnya.

The Antagonist Witch Doesn't Want To Die { Tamat }Where stories live. Discover now