Bab 8: Alam bawah sadar

3.8K 576 33
                                    

Publish: Sabtu, 20 Agustus 2022.

Publish: Sabtu, 20 Agustus 2022

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


***

“Dea, maaf ya, Ibu enggak bisa kirim uang ke kamu bulan ini. Adik kamu lebih butuh untuk bayar buku semester pertama.”

“Bulan ini Ibu enggak kirim uang ya, Dea. Adik kamu habis kecelakaan.”

“Dea, kamu kan sudah kerja, apa bisa kirim uang ke sini? Adik kamu butuh buat bayar ujian.”

“Kak Dea, minta uang dong buat beli motor. Temen-temen aku berangkat pakai motor sendiri.”

“Kak Dea, bisa enggak kirim uangnya bulan ini banyakin, aku butuh buat nongkrong-nongkrong.”

Semua ingatan tumpang tindih membuat sakit kepala, Rosellyn tidak bisa memisahkan satu persatu sesuai urutan waktu, tapi sebagian besar masih ingat jelas percakapan itu.

Rosellyn yang dulu memang terlahir di keluarga serba kekurangan, termasuk ekonomi. Memaksakan diri untuk terus mengenyam pendidikan, untungnya ada sedikit bantuan beasiswa yang meringankan.

Menjadi anak pertama tidak bisa sebebas remaja lain, saat mereka bisa nongkrong dengan teman, Rosellyn malah sibuk bekerja part time di sela sibuk kuliah. Uang gaji seadanya terkadang harus dibagi dua untuk dikirim pada ibu dan adiknya yang masih remaja.

Meski tahu mereka boros menggunakan uang jerih payahnya, dan tidak pernah mengerti kondisi di perantauan, tapi Rosellyn jarang mengeluh. Karena keluhan apa pun tidak akan mereka pedulikan, tetap beranggapan bahwa yang dialami tidak seberat ujian hidup mereka di sana.

Sekarang, setelah Rosellyn memikirkan lagi, ternyata sosok dirinya yang dulu sangat bodoh, pantas saja dengan mudah dimanfaatkan, bahkan oleh ibu dan saudara sendiri. Dulu Rosellyn tidak memikirkan itu karena menganggap hanya mereka bertiga yang dimiliki di dunia, jadi tidak ingin mengecewakan.

Angin berembus lembut menggerakkan ujung gaun Rosellyn, kernyitan samar akhirnya muncul di dahi gadis yang menutup mata tenang itu.

Apa di kamar tidur memang biasa ada angin sejuk seperti ini?

Kali ini berapa lama Rosellyn pingsan?

Perlahan tapi pasti, kelopak mata itu terbuka, mengedip berkali-kali sebelum terkejut menyadari tidak sedang berada di dalam kamar tidur, mendapati langit kelabu menjadi objek pertama yang tertangkap indra penglihatan.

Di mana ini?

Bangkit duduk perlahan, Rosellyn mengedarkan mata ke seluruh tempat asing itu. Sebuah lahan gersang seperti di padang pasir, tapi tidak terasa panas sedikit pun, dengan posisi berada di bawah sebuah pohon tanpa satu helai pun daun hidup.

The Antagonist Witch Doesn't Want To Die { Tamat }Where stories live. Discover now