Bab 30: Persimpangan

2.1K 339 8
                                    

Publish: Senin, 10 Oktober 2022.

(Mulmed) Kondisi raga Amadea di dunia lain(?)

(Mulmed) Kondisi raga Amadea di dunia lain(?)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


***

Entah sejak kapan tertidur, Rosellyn terbangun oleh suara derap langkah kaki, mengerang sambil mengerjap berkali-kali menyesuaikan penglihatan. Setengah linglung menatap lampu bercahaya putih di langit-langit, sampai sedetik kemudian terlonjak bangkit tiba-tiba.

Rosellyn membelalak saat dengan sempurna berhasil berdiri di atas sebuah lantai marmer putih, tanpa alas kaki dan masih mengenakan gaun tidur krem yang utuh tanpa bekas robekan. Manik hitam penuh ketidakpercayaan menatap lengan dan seluruh inci tubuh yang menapak tanah, lalu mengangkat pandangan ke depan.

Pemandangan berbeda 180° dari sebelumnya yang di dalam gua, bahkan suasana juga terasa jauh berbeda. Berdiri di tengah koridor sebuah bangunan didominasi dinding warna putih, dan pintu coklat atau kaca tebal, ada sederet orang berpakaian aneh mendekat untuk memasuki ruangan di depan.

Ini di mana?

Rosellyn membatin bingung, hingga melihat sosok terbaring di dalam ruangan di depan saat pintunya terbuka oleh tangan orang-orang yang masuk, lalu pintu tertutup meninggalkan siluet sisi wajah membuat degup jantung terhenyak sesaat.

Ini bukan di gua, apakah Rosellyn tiba-tiba diteleportasi ke tempat lain saat tidak sadarkan diri?

Diam kebingungan cukup lama seperti tunawisma, pintu ruangan di depan akhirnya terbuka lagi, pria dan wanita berseragam putih aneh keluar sambil mengobrol.

“Anda yakin tetap mau menangani gadis itu, Dok? Ini sudah 17 tahun, tidak ada perubahan, hanya selalu seperti ini.” Si wanita bertopi kecil di ubun-ubun kepala bertanya pada pria berjas putih.

Bahasa yang digunakan sangat jauh berbeda dari bahasa kekaisaran, tapi anehnya Rosellyn mengerti, dan itu terdengar tidak asing.

“Itu kemauan keluarganya, kita hanya menuruti selagi pasien memiliki cukup kesempatan dan biaya,” balas pria yang diajak bicara sambil memasukkan sesuatu alat ke dalam saku jas putih.

“... semakin lama, kesempatan itu semakin mengecil, Dok, keluarganya pun tahu. Apa masih mungkin untuk pasien sadar setelah 17 tahun seperti ini?” Si perempuan bertanya lagi setelah berkomentar ragu.

“Tidak ada yang mengetahui rencana Tuhan, kita hanya bisa berusaha, dan doa keluarga itu sudah membantu,” balas pria yang disebut ‘Dok’ dengan lirikan.

Semakin jauh semakin tidak terdengar jelas obrolan mereka, pandangan Rosellyn masih mengikuti hingga orang-orang itu menghilang di belokan lorong, barulah kembali menatap daun pintu ruangan di depan.

The Antagonist Witch Doesn't Want To Die { Tamat }Where stories live. Discover now