Bab 43: Melarikan diri

1.8K 319 28
                                    

Publish: Senin, 7 November 2022.


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


***

Udara dingin menyapu mengantarkan semilir angin seakan bisa membekukan darah dan menggemeretukkan seluruh tulang, dari langit turun ribuan butir salju halus membuat tanah telah dilapisi karpet putih sedingin es, dan uap-uap hangat akan keluar dari mulut dan hidung saat bernapas di bawah suhu udara serendah ini.

“Kastel Grimsbane pasti tujuan pertama kesatria mencarimu,” kata Orias tenang di tengah tatapan terarah pada kepulan asap di atas bangunan paviliun.

Sejak segel mana dilepas, Orias telah memiliki bentuk fisik sendiri untuk muncul di dunia nyata, bermanifestasi selayaknya manusia normal tanpa tanduk dan urat-urat mengerikan.

Melirik gadis yang duduk di samping, sama-sama berjuntai di cabang teratas sebuah pohon besar agak jauh dari paviliun, terlihat begitu santai menonton kepanikan di istana dari jarak ini seakan bukan pelaku pembuat keributan.

“Mereka akan sibuk,” balas Rosellyn enteng, dua tangan di sisi tubuh menapak batang pohon.

Posisi duduk hampir mencapai puncak pohon, jadi tidak akan terlihat dari bawah karena terhalang daun, kepingan tipis salju, dan ranting. Menunggu waktu yang tepat untuk pergi, karena keamanan istana akan melemah saat semua kesatria elite dikerahkan mencari.

Mereka pasti berpikir setelah keluar dari penjara Rosellyn langsung berlari ke luar mati-matian menerobos jalur keluar-masuk istana, sayangnya itu meleset karena sampai sekarang masih duduk menonton di taman belakang paviliun Regina.

Dulu, saat baru saling mengenal, Orias berpikir Rosellyn adalah gadis kecil polos tanpa pikiran rumit yang akan bertindak apa adanya seperti selayaknya usia. Namun, sebenarnya tidak, di balik sikap selalu terburu-buru, mudah terbawa emosi, dan sulit mengendalikan diri itu ada pikiran yang terus bekerja keras.

Sejujurnya, sulit membaca pikiran Rosellyn jika saja Orias tidak begitu lama menempati alam bawah sadar. Isi kepala gadis itu tidak hanya ada satu dua hal, tapi bermacam-macam dan bercabang ke mana-mana tanpa ujung.

Sekarang, sepertinya setelah lama isi kepala begitu kompleks, akhirnya Rosellyn mendapat simpul yang diinginkan dan memuaskan, membuat bisa bergerak sebagaimana seharusnya bertindak sejak awal. Menanggapi permasalahan bukan lagi dengan sikap bodoh, tapi harus menggunakan akal, sudah tidak perlu bersikap terlalu lugu.

“Ini waktunya.”

Setelah keheningan lama diisi suara derik serangga dan desir angin tipis, akhirnya Rosellyn membuka mulut kembali memberikan instruksi sambil menegakkan postur tubuh. Tanpa adanya tanda-tanda keraguan, sosok berjubah putih itu menjatuhkan diri ke belakang cabang pohon, mengikuti gravitasi menuju permukaan tanah dari ketinggian lebih dari lima meter.

The Antagonist Witch Doesn't Want To Die { Tamat }Where stories live. Discover now