Bab 18: Si gila itu Tiran

3.5K 504 25
                                    

Publish: Selasa, 20 September 2022.


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


***

Jika saja Rosellyn yakin bisa keluar dari labirin tanpa memiliki kemungkinan memutar-mutar sampai subuh besok, maka tidak akan perlu dalam situasi aneh sekarang. Sudah membuat malu diri sendiri dengan menangis, malah menelan malu lagi karena harus meminta bantuan Zeyglar untuk keluar dari tempat ini.

Di sepanjang jalan berdampingan menyusuri labirin, tidak ada yang membuka percakapan, hanya terdengar suara langkah memecah keheningan. Rosellyn terlalu sibuk dengan pikiran sendiri yang merasa seperti tawanan perang sedang digiring ke suatu tempat.

Sejak melihat Zeyglar pertama kali dulu, saat penyambutan kembalinya kesatria dan Lazuard dari medan perang, Rosellyn mencari tahu tentang Zeyglar secara tidak langsung. Tidak bisa dibilang mencari tahu juga, karena hanya bertanya di seputar pelayan kastel Grimsbane, dari jawaban sekian orang, satu garis lurus bisa diambil.

Zeyglar adalah pangeran kejam yang gila perang, sekaligus rekan Lazuard semasa di perbatasan melawan para monster dan mempertahankan barier. Mengetahui itu, tidak heran jika kepribadian Zeyglar menjadi begitu keras dan tidak berbelas kasihan, karena hampir setiap membuka mata hanya melihat pertumpahan darah dan pembunuhan.

Mendengar cerita seperti itu, Rosellyn seakan mengerti alasan kenapa Zeyglar tidak masuk dalam kandidat suksesi takhta bersama Putra Mahkota. Di buku novel, Rosellyn lupa apakah ada karakter Zeyglar atau tidak, karena sama sekali tidak mengetahui laki-laki ini di awal.

“Berhenti menatap seperti kamu sedang mengunyah tulang-tulangku,” kata Zeyglar setelah lama sama-sama diam.

“Apa- ... oh, maafkan saya,” balas Rosellyn spontan menatap lurus ke depan.

Tidak sadar ternyata menatap lekat laki-laki tinggi di samping yang berjalan dengan langkah tegas.

“Harusnya semua tamu sedang di aula, bukankah ini acara debut para wanita?” gumam Zeyglar dengan lirikan sekilas.

Meski berjalan berdampingan, nyatanya ada jarak hampir satu meter di antara mereka, karena Rosellyn memilih lebih mendempet ke dinding tanaman.

“Itu ... karena di dalam membosankan, jadi saya keluar untuk melihat-lihat, lagi pula tidak akan ada yang mengajak saya berdansa,” jawab Rosellyn tidak sepenuhnya berbohong.

“Tidak akan ada yang mengajak, atau kamu memang tidak ingin berdansa dengan siapa pun selain Putra Mahkota?” tanya Zeyglar dengan dengkusan mengejek.

The Antagonist Witch Doesn't Want To Die { Tamat }Where stories live. Discover now