Bab 15: Surat Undangan

3.5K 489 15
                                    

Publish: Selasa, 13 September 2022.

Publish: Selasa, 13 September 2022

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


***

Patricia berdiri diam di ambang pintu kamar tidur Rosellyn, batal mengetuk saat menemukan sang empunya ruangan sedang melamun menatap ke luar jendela yang terbuka, di bingkai jendela bertengger seekor burung phoenix merah yang diketahui adalah hewan spirit si nona. Tahu bahwa kesedihan itu masih sebesar bongkahan batu di hati sang nona, meski air mata tidak pernah lagi menetes, senyum pun jarang terulas, tidak ada yang bisa dilakukan sebagai pelayan untuk menghibur.

Dua minggu berlalu dari hari pemakaman Marquess, mereka juga telah kembali ke kastel di dekat perbatasan, sejak itu tidak pernah terlihat lagi wajah Rosellyn berekspresi cerah, hanya terus sendu dan sering melamun, menghabiskan waktu di dalam kamar tidur.

Setelah menghela napas panjang mengakhiri ratapan nasib yang terjadi, Patricia menggeleng mengenyahkan ekspresi kasihan yang sempat ditunjukkan, dengan buku jari tangan mengetuk pintu yang sudah terbuka untuk menarik perhatian.

Pandangan Rosellyn yang semula tertuju ke luar jendela beralih ke sumber suara, mengerjap melihat Patricia mendekat sambil membawa nampan.

“Nona, ada surat untuk Anda,” kata Patricia memberitahu maksud kedatangan.

“Surat? Dari siapa?” tanya Rosellyn sambil membenahi posisi duduk santai menjadi lebih rapi.

“Ya, Nona, ini undangan resmi dari istana untuk Anda,” jawab Patricia setelah berdiri di samping sofa tempat Rosellyn duduk.

Surat yang semula dibawa di atas nampan, diletakkan perlahan ke atas meja di hadapan Rosellyn bersama pisau kecil pemotong kertas. Hanya ada satu surat, tapi terlihat lebih mewah dari surat biasa, serta ada stempel lilin berlambang mawar ungu khas kekaisaran Ethelbert.

Rosellyn meraih kertas dan pisau pemotong, ada kernyitan halus di dahi saat membuka segel surat sambil memikirkan alasan kenapa istana mengirimkan undangan resmi. Saat amplop dibuka, selembar kertas isinya dikeluarkan, kertas putih itu berlukis bingkai cantik berwarna emas dan ada hiasan pola mawar ungu di bagian atas tengah, dan ada tiga paragraf kalimat sebagai isi surat yang harus di baca.

Paragraf pertama hanya pembuka dan kalimat puja-puji basa-basi, paragraf ke dua isi dari maksud surat dikirimkan, dan paragraf ke tiga penutup, serta bubuhan tanda tangan. Setelah membaca isi seluruh surat, Rosellyn meletakkan kertas ke atas meja dan kembali bersandar di sofa dengan helaan napas panjang.

“Ada apa, Nona? Apakah isi suratnya mengganggu Anda?” tanya Patricia hati-hati, sejak awal memperhatikan tanpa berani menilik isi surat yang dibaca.

The Antagonist Witch Doesn't Want To Die { Tamat }Donde viven las historias. Descúbrelo ahora