Part 9

340K 35.4K 1.4K
                                    

Aurel menatap Gevan yang memakan makanannya tadi dengan lahap, matanya melirik ke arah makanan Gevan yang belum ia sentuh. Aurel segera memindahkan setengah nasi dan ayam gepreknya ke piring Gevan.

Aurel mendekat ke arah Gevan hingga bibirnya hampir menyentuh telinga Gevan.

"Aku gak mungkin makan semuanya, kamu juga makan sebagian biar tambah kuat buat jaga aku." Bisik Aurel.

Gevan menoleh ke arah Aurel yang tersenyum padanya.

"Tanpa kamu suruh pun aku bakal jaga kamu," ucap Gevan.

"Ehem." Dehem Bagas menyaksikan kebucinan Gevan dan Aurel di depannya ini.

"Kenapa Gas?" Tanya Aidan iseng.

"Biasa, kesedak masa lalu. Dia pasti iri liat Gevan sama Aurel makanya jadi orang jangan gagal move on, mantan lo udah sama yang lain lo-nya masih stuck di tempat," nasihat Putra sok bijak.

"Halah gak usah sok-sokan lo playboy cap biawak, tiap hari bikin nangis anak orang mulu. Kena karma gue langsung bikin syukuran 7 hari 7 malam," ucap Bagas tak terima aib nya disebar begitu saja oleh Putra.

"Muka sama doa lo sama-sama jelek anjir," sindir Putra sontak membuat Bagas geram lalu melempar sendok yang ia pegang namun naas Putra dengan mudah menghindar.

"Kayak lo ganteng aja! Gue tahu kenapa lo selalu duduk di deket Raddit kalo lo deket Gevan atau Dion entar lo kebanting, makin keliatan mana pelayan mana majikan," ejek Bagas.

"Bisa diem gak sih lo pada? Berisik banget, lo kira ini pasar!" Ucap Raddit membuat mereka berhenti lalu menunduk.

Sekedar info saja Raddit adalah orang ketiga yang ditakuti oleh Bagas, Putra, dan Aidan. Pernah mendengar marahnya orang pendiam itu mengerikan? Itu juga berlaku pada Raddit, dia pernah menghajar seseorang sampai sekarat karena dia terlalu berisik hingga mengganggu ketenangannya.

Mereka pun kembali berkutat dengan makan siang mereka, Aurel yang sudah selesai makan mengambil air mineralnya yang masih tersegel rapi.

Gevan yang melihat Aurel mengambil minumannya segera merebutnya membuat Aurel akan protes namun dia menelan kembali kata-kata yang akan ia lontarkan saat melihat Gevan membuka minumannya lalu menyerahkannya pada Aurel.

"Makasih," ucap Aurel tulus lalu segera minum.

Gevan mengangguk lalu melanjutkan makan siangnya yang tertunda.

Tak membutuhkan waktu lama kini makan Gevan telah tandas, dia mengambil minuman milik Aurel yang masih tersisa setengah lalu meminumnya hingga habis membuat Aurel melongo.

"Kok dihabisin?" Protes Aurel.

"Entar aku beli lagi."

Aurel mengangguk, "Okay, Deka aku mau ke kamar mandi dulu ya." Pamit Aurel, dia ingin buang air kecil.

"Aku anterin," ucap Gevan akan beranjak berdiri namun dengan cepat Aurel menolaknya.

"Gak usah aku udah gede, bisa sendiri." Setelah mengatakan hal itu, Aurel berdiri meninggalkan Gevan dan teman-temannya.

Aurel berjalan menuju kamar mandi yang terlihat sepi itu. Salah satu bilik kamar mandi, tak membutuhkan waktu lama dia telah selesai. Aurel membuka pintu kamar mandi namun kaget saat melihat Jihan yang berada di depan pintu kamar mandi.

Aurel menoleh ke bilik kamar mandi lainnya yang terlihat kosong, tak mungkin Jihan berdiri di depannya karena antri kamar mandi.

"Ngapain lo disini?" Tanya Aurel yang melihat Jihan berdiri di depannya dengan kedua tangan bertautan.

AURELLIA; Antagonist Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang