Part 37

176K 22.8K 2.2K
                                    

Sudah lima menit berlalu setelah bel sekolah berbunyi, Aurel dan Lizha berjalan dengan tenang menuju kantin sekolah. Namun Aurel menghentikan langkahnya ketika melihat Cia yang berjalan sendirian di depannya

"Cia!" Panggil Aurel.

Cia yang merasa terpanggil pun berhenti berjalan dan menoleh ke arah suara yang memanggilnya.

Senyum Aurel pudar melihat mata Cia yang sembab dan raut wajahnya yang lesu tak bersemangat. Aurel menatap Lizha yang juga menatap ke arahnya, mereka tentu khawatir dengan keadaan Cia.

Aurel dan Lizha pun bergegas berjalan mendekati Cia. Aurel segera merangkul bahu Cia, "Lo kenapa Ci?"

Cia menggelengkan kepalanya lalu beralih memeluk tubuh Aurel yang sudah dia anggap sebagai kakaknya itu. Air matanya kembali mengalir mengingat kembali kejadian tadi.

Aurel yang tiba-tiba di peluk Cia pun kaget apalagi mendengar suara tangis Cia, namun dia tak akan bertanya terlebih dahulu. Dia akan menunggu Cia menumpahkan tangisnya, dia hanya mengelus punggung Cia untuk menenangkannya.

Lizha yang melihat Cia menangis pun ikut merasa khawatir dia memberi gestur bertanya pada Aurel yang dibalas gelengan kepala.

Lizha mengangguk matanya beralih ke siswa dan siswi yang tak sekali dua kali melintas sambil menatap ke arah mereka.

"Apa lo liat-liat! Gue colok mata lo semua!" ucap Lizha penuh peringatan.

Mereka yang merasa diperingati oleh Lizha pun buru-buru pergi melanjutkan jalan mereka.

Beberapa saat kemudian Cia merenggangkan pelukannya, tangannya menghapus pelan air mata yang kesekian kalinya jatuh membasahi pipinya.

"Kak, aku putus sama Raddit!" ucap Cia dengan lirih.

Lizha dan Aurel yang mendengar hal itu pun terbelalak kaget terlebih Aurel, bagaimana bisa Cia dan Raddit putus begitu saja setelah menjalin kasih bertahun-tahun.

"Lo bercanda ya?" Tanya Aurel tak percaya namun melihat gelengan Cia amarahnya memuncak.

"Bangsat!" umpat Aurel mengingat semua ulah Lita dan Rea yang membuat hubungan Cia hancur.

Lizha yang mendengar umpatan Aurel pun tau jika Aurel tengah emosi.

Tanpa mengatakan apapun, Aurel meninggalkan Cia dan Lizha. Dia melangkahkan kakinya dengan tempo cepat memasuki kantin.

Lizha segera mengikuti Aurel dengan tangannya menggandeng tangan Cia.

Aurel mengarahkan pandangannya ke segala penjuru kantin hingga matanya tertuju pada empat siswi yang terlihat sedang berbicara dengan seru dan sesekali terdengar suara tawa dari mereka.

Aurel menyeringai tipis melihat mereka masih bisa tertawa setelah membuat Cia putus dengan Raddit. Kurang ajar sekali mereka membuat Cia yang sudah dia anggap sebagai adik menangis.

Aurel berjalan dengan cepat ke meja para cewek-cewek minim akhlak itu, mata Aurel melirik ke arah minuman yang ada di atas meja di dekat meja mereka. Tangannya menggaet minuman itu lalu membawanya ke arah meja Lita.

Byur.

Aurel menyiram air itu menyamping hingga membuat keempatnya terkena minuman soda berwarna merah itu.

Lita, Jihan, Anggi, dan Rea kaget tak sempat menghindar membuat wajah, rambut, dan badan mereka basah.

"Ups..sorry, tangan gue licin," ucap Aurel lalu dengan sengaja menjatuhkan gelas itu di dekat Rea.

Prang!!

Rea beringsut mendekat ke arah Lita yang berada di sampingnya, menatap ngeri gelas yang jatuh tepat di sampingnya. Untung saja tak mengenai kakinya.

AURELLIA; Antagonist Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang