Part 12

315K 36.5K 1.5K
                                    

Aurel melepaskan genggaman tangan Gevan membuat Gevan menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah Aurel.

"Deka! Kamu kok gak sopan sih!" Marah Aurel melihat tingkah Gevan yang jauh berbeda dari biasanya.

"Gak sopan gimana?" Tanya Gevan merasa tak salah menarik Aurel pergi dari UKS.

Aurel memegang kepalanya yang sedikit berdenyut, "Kamu tahu kata berterima kasih gak sih Ka?"

"Kamu kira aku bodoh Rel? Menurut KBBI berterimakasih artinya mengucap syukur; melahirkan rasa syukur atau membalas budi setelah menerima kebaikan dan sebagainya," jelas Gevan dengan panjang lebar dengan nada bangga. Seakan-akan penjelasan itu membuatnya terlihat hebat di mata Aurel nyatanya tidak.

Aurel yang mendengar penjelasan Gevan menggelengkan kepalanya, dirinya tahu jika Gevan itu pintar meski tak sepintar Raddit tapi bukan itu yang dia maksud.

"Percuma Ka! Kalo kamu tahu artinya tapi gak tahu cara makainya!" Ucap Aurel sebal diiringi menendang tulang kering Gevan lalu berjalan cepat meninggalkan Gevan.

Gevan yang ditendang pun mengelus kakinya sambil menatap kepergian Aurel, "Aurel! Kok aku ditinggal sih!"

"Bodo! Aku mau cari cowok lain aja!"

Mendengar hal itu Gevan berlari cepat menyusul Aurel, dia menarik tangan Aurel.

"Kamu ngomong apa tadi?" Tanya Gevan sambil menatap tajam Aurel.

Aurel yang ditatap tajam merasa salah tingkah, "Emang aku tadi ngomong apa?" Ucapnya pura-pura lupa.

Gevan menghela napas, dia mengambil kedua tangan Aurel lalu menggenggamnya. Dia menatap Aurel dengan tatapan lembut yang membuat Aurel deg-degan.

"Ingetnya Aurel, kamu itu tunangannya Audeka Gevan Sandrean yang artinya kamu itu cuma milik aku. Gak ada tuh cari-cari cowok lain," ucap Gevan.

"Tapi aku gak suka, kamu berlaku gak sopan sama orang yang lebih tua dari kamu. Kayak ke ibunya Jihan atau sama pak Dokter tadi."

"Aku kayak gitu juga ada alasannya Aurel, ibunya Jihan udah ngomong kasar sama kamu masa aku sebagai tunangan kamu diem aja. Aku aja gak pernah ngomong kasar sama kamu, dia siapa berani-beraninya ngomong kasar sama kamu apalagi sampai bikin kamu luka," jelas Gevan membuat Aurel mengangguk menerima penjelasannya.

"Terus alasan kamu gak sopan ke pak Dokter tadi kenapa?" Tanya Aurel membuat Gevan menjadi sedikit salah tingkah.

Tangan kanannya melepas genggaman tangan Aurel lalu menggaruk pelan rambut belakangnya yang tak gatal.

"Aku cemburu," cicit Gevan hampir tak terdengar oleh Aurel.

Aurel yang mendengar perkataan Gevan diam-diam mengulum senyum.

"Kamu apa?" Tanya Aurel pura-pura tak mendengar.

"Aku gak mau kamu disentuh sama dokter jelek tadi, nanti kalo kamu rabies gimana," ucap Gevan cepat, jawaban yang berbeda dari yang pertama.

Aurel yang mendengar Gevan mengatakan hal buruk lagi melepas genggaman tangan Gevan lalu memukul lengan Gevan.

"Sembarangan! Dokter ganteng kayak gitu dibilang jelek!" Ucap Aurel tak terima, matanya masih sehat bisa membedakan mana yang good looking mana yang good bye.

Gevan yang mendengar pembelaan Aurel melotot, "Masih ganteng aku ya!"

Aurel membenarkan ucapan Gevan dalam hati, namun dia ingin melihat raut cemburu Gevan yang terlihat lucu dimatanya.

"Gak ya! Menurutku gantengan pak Dokter! Apalagi dia udah kerja jadi dokter! Idaman banget gak tuh!" Ucap Aurel dengan mata yang berbinar membuat Gevan menautkan kedua alisnya dan wajahnya menjadi keruh.

AURELLIA; Antagonist Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang