Part 17

300K 34.3K 3.2K
                                    

"Dion? Lo bisa denger dan liat semua itu kan?"

Pertanyaan Gevan sontak membuat Dion yang sedari tadi menatap layar di depannya mengepalkan tangan. Dirinya merasa begitu bodoh hingga tak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

Dion menatap marah pada Jihan yang berdiri tak jauh darinya. Dengan langkah tergesa-gesa Dion mendekat ke arah Jihan, matanya menatap tajam pada gadis yang berpredikat sebagai kekasihnya itu.

Wajah Jihan yang pucat dan lelehan air mata yang membasahi pipinya terlihat begitu menyedihkan.

"Jadi lo bohongin gue?" Tanya Dion menatap tak percaya pada Jihan, dia memegang dengan kuat lengan Jihan.

"E-enggak kak! A-aku--"

"Halah bullshit! Gue gak nyangka! Lo gue belain mati-matian di depan sahabat-sahabat gue, Han!" ucap Dion sambil menggelengkan kepalanya.

Jihan kembali mengeluarkan air matanya, dia memegang tangan Dion yang ada di lengan kirinya.

"K-kak! A-aku mohon dengerin penjelasanku," pinta Jihan dengan nada memelas.

"Kebohongan apalagi yang mau lo omongin ke gue?! Mulai hari ini kita putus!" ucap Dion dengan lantang.

Jihan yang mendengar ucapan Dion menggelengkan kepalanya tak terima.

"Please kak! Jangan putusin aku, aku minta maaf!" ucap Jihan mengiba pada Dion, dirinya tak ingin kehilangan lelaki di depannya ini.

Dion melepaskan pegangan tangan Jihan, dirinya benar-benar malu dengan apa yang terjadi hari ini. Orang yang dia bela mati-matian ternyata hanya mempermainkan dirinya.

"Gue harap kita gak ada hubungan apa-apa lagi," putus Dion.

Jihan menghapus air mata yang mengalir, dirinya berbalik menatap ke arah Aurel. Semua ini adalah ulah Aurel, jika Aurel langsung mengiyakan perkataannya semua ini tak akan terjadi.

Dia berlari ke arah Aurel lalu mencengkram tangan Aurel dengan keras, "Lo! Semua ini salah lo jalang! Lo seneng sekarang liat Dion putus sama gue! Ha!"

Aurel yang mendengar perkataan Jihan melepas cengkraman tangan Jihan, dia melirik ke arah tangannya yang memiliki bekas kemerahan.

"Apa-apaan lo?!" Sentak Aurel tak suka.

"Gak usah pura-pura Rel! Lo puas sekarang? Lo udah hancurin hubungan gue!" ucap Jihan marah.

"Gue gak tahu lo ngomong apa," ucap Aurel.

"Lo kira gue bodoh? Gue tahu lo masih suka kan sama Dion? Makanya lo rela lakuin semua ini!" ucap Jihan dengan lantang.

Dion yang mendengar hal itu mematung, apakan benar yang dikatakan Jihan itu?

Aurel yang mendengar ucapan Jihan yang tak bermutu pun tak terima, "Jangan asal ngomong lo!"

"Gue gak bakal ngomong kayak gini kalo lo langsung setuju pas gue minta lo jauhin Dion," balas Jihan menatap benci pada Aurel.

Aurel terkekeh menatap ke arah Jihan dia berbisik pelan pada Jihan, "Ini semua salah lo sendiri Han! Salah siapa yang gampang banget kepancing emosinya!"

Jihan yang mendengar perkataan Aurel meledak, napasnya memburu.

Plak!

Tamparan keras dia berikan pada Aurel, dirinya tak menyangka Aurel tega mempermainkannya. Rasa bencinya bertambah semakin besar.

Gevan yang melihat Aurel ditampar merasa tak terima dia yang kini ada di samping Aurel maju lalu menampar pipi Jihan hingga terjatuh menandakan betapa kerasnya tamparan Gevan.

AURELLIA; Antagonist Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang