Part 43

193K 23K 2.2K
                                    

Aurel mengusap lembut punggung lebar Gevan yang berada di pelukannya. Saat ini mereka berdua ada di salah satu kamar yang ada di markas Jervanos.

"Kamu kenapa Ka?" Tanya Aurel lembut namun bukan jawaban yang diperoleh Aurel, dia malah merasakan pelukan Gevan semakin mengerat.

Aurel tertawa pelan melihat tingkah Gevan yang menurutnya seperti anak kecil itu, dia menggerakkan tubuhnya ke kanan lalu ke kiri membuat Gevan juga ikut bergerak.

"Cerita sini yuk!" ucap Aurel lagi untuk memancing Gevan agar bersuara.

Gevan mengangkat wajahnya dari perpotongan leher Aurel lalu bertatapan dengan Aurel. Rambut yang biasanya tertata rapi tampak berantakan bukannya menurun tapi ketampanan Gevan meningkat berkali-kali lipat.

Gevan melepas pelukannya berganti menggenggam kedua tangan Aurel, ibu jarinya mengelus cincin tunangan mereka yang ada di jari manis Aurel.

"Aku minta maaf," ucap Gevan dengan nada tulusnya.

Aurel balas menatap ke arah Gevan, "Kamu minta maaf kenapa?"

Gevan yang ditanya seperti itu pun dengan cepat menjawab, "Aku banyak salah sama kamu apalagi kemarin itu aku sampe bentak kamu!"

Gevan mengatakan hal itu dengan menunduk penuh rasa bersalah membuat perasaan Aurel campur aduk.

"Hey, liat aku!" Pinta Aurel membuat Gevan mengangkat wajahnya.

"Aku tahu kamu gak sengaja bentak aku, aku sadar kok! Ini kan juga permintaan aku buat pura-pura," ucap Aurel.

"Tapi aku tetep ngerasa bersalah! Aku kan gak pernah bentak kamu, tapi kemarin aku malah bentak kamu!" Balas Gevan dengan cepat.

Senyum tersungging di bibirnya, jika mengingat kehidupannya dulu mungkin dia sudah kebal dengan segala bentakan dan caci makian yang keluar dari mulut Dion. Namun berbeda dengan Gevan yang sekali membentaknya dia malah merasa sangat bersalah padahal dia tahu Gevan hanya pura-pura untuk menunjang akting mereka.

"Kamu gak perlu minta maaf!" ucap Aurel membuat Gevan menatap tak percaya ke arahnya.

Hati Gevan merasa was-was mendengar kalimat Aurel, apakah dirinya memang tak pantas dimaafkan memikirkan hal itu membuat wajahnya terlihat menyedihkan.

Aurel yang melihat raut wajah Gevan yang berganti menjadi menyedihkan membuatnya ingin tertawa, dia seperti melihat puppy yang tertangkap melakukan kesalahan.

"Kamu gak perlu minta maaf karena kamu gak salah apapun Ka! Aku gak suka kamu minta maaf buat kesalahan yang sama sekali gak kamu lakuin!" Lanjut Aurel panjang lebar.

"Tapi-"

"Gada tapi-tapian, aku tau kamu gak mungkin sengaja kan ngelakuin hal itu?" Tanya Aurel yang langsung diangguki oleh Gevan.

"Ya udah, masalahnya udah clear! Gak usah diungkit-ungkit!" ucap Aurel.

"Iya-iya, mau peluk lagi!"

Aurel tertawa pelan dia merentangkan kedua lengannya yang langsung disambut dengan gembira oleh Gevan.

Gevan memeluk erat tubuh Aurel baginya berada di pelukan tunangannya adalah hal yang membuatnya nyaman.

"Manjanya my big baby!"

***

Suara langkah kaki yang berasal dari tangga membuat mereka menoleh ke sumber suara.

"Wah! Udah jinak tuh?" Celetuk Putra melihat Gevan dan Aurel berjalan menuruni tangga.

Bagas yang mendengar celetukan Putra memukul keras paha buaya darat membuat cowok itu meringis pelan mengelus pahanya

AURELLIA; Antagonist Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang