Ekstra Part III

231K 18K 1.1K
                                    

Aurel tengah fokus berkutat dengan alat masaknya, tangannya dengan lincah memotong sayuran dan menyiapkan bumbu-bumbu. Aurel yang dulunya tak pernah menyentuh peralatan dapur kini sudah terbiasa apalagi dirinya yang tak ingin suami dan anaknya makan makanan luar yang belum tentu higienis.

Di tengah acara memasakkan sarapan, Aurel dikagetkan dengan dua tangan mungil yang melingkar di pinggangnya.

"Good morning bun," ucap Gevariel seraya menyusupkan kepalanya di pinggang belakang sang bunda.

Gevariel yang kini telah berusia 5 tahun itu sangat suka memeluk bundanya, terasa sangat nyaman apalagi wangi Aurel yang membuatnya nyaman. Beruntung sekali Ayahnya itu mendapatkan sang Bunda.

Aurel melepaskan pisau yang dia pegang lalu melepas kaitan anaknya dan berbalik membalas pelukan anaknya.

"Morning too, Iel!" Balas Aurel seraya mengelus pelan rambut hitam legam Gevariel.

Aurel melepaskan pelukannya dengan membungkuk sedikit, Aurel membubuhkan kecupan di pipi putra tunggalnya itu membuat senyum terbit di bibir Gevariel.

Gevariel pun membalas kecupan dari bundanya, dia mencium kedua pipi Aurel lalu berjinjit sedikit untuk mencium kening sang bunda. Rutinitas pagi yang tak pernah Gevariel tinggalkan untuk sang bunda.

"Sebentar lagi sarapannya jadi, Iel tunggu sambil nonton kartun ya," pinta Aurel seraya tersenyum lembut.

Gevariel menggelengkan kepalanya, "Iel mau di sini aja, nemenin bunda."

Setelah mengucapkan itu Gevariel kembali memeluk tubuh bundanya membuat Aurel terkekeh. Sepertinya Gevariel sedang mode manja.

"Pagi-pagi udah pelukan aja, Ayah gak diajak hm?"

Terdengar suara berat membuat keduanya menoleh, terlihat Gevan yang berjalan mendekat ke arah mereka dengan celana pendek dan kaos putih dengan rambut basah.

Tanpa aba-aba Gevan memeluk kedua orang yang amat disayanginya itu membuat Gevariel tertawa karena rambut Gevan yang basah mengenai wajahnya.

Gevan mencium kening Aurel lalu beralih mencium puncak kepala Gevariel.

"Pagi jagoan Ayah!" ucap Gevan yang langsung dibalas dengan semangat oleh sang anak.

"Pagi juga Ayah!" ucap Gevariel sembari mencium pipi Gevan.

"Ayah udah bangun, Iel duduk aja ya sama Ayah sambil nungguin masakannya mateng," ucap Aurel yang diangguki oleh Gevariel.

Gevariel langsung melepaskan pelukannya dan beralih duduk di meja makan yang tak jauh dari dapur meninggalkan kedua orang tuanya .

"Pagi sayang," sapa Gevan seraya mencium bibir Aurel sekilas.

"Pagi!" Balas Aurel seraya tersenyum yang langsung dibalas senyum tipis dari Gevan.

Gevan langsung memeluk tubuh Aurel membuat Aurel tertawa kenapa anak dan suaminya suka sekali memeluk dirinya namun Aurel dengan senang hati membalas pelukan Gevan.

"Oh iya yang, nanti aku mau keluar bareng Cia sama Lizha," ucap Aurel seraya mengelus punggun Gevan.

Gevan yang mendengar ucapan istrinya hanya diam dengan kening berkerut, seperti tengah memikirkan sesuatu.

Melihat suaminya hanya diam membuat Aurel sedikit merenggangkan pelukannya untuk melihat wajah suaminya, "Boleh gak?"

Setelah sekian lama Gevan diam, akhirnya dia mengangguk, "Jangan lama-lama!"

"Ayah! Tolong bantuin Iel nyusun lego! Ups, apa Iel ganggu?" ucap Gevariel yang baru datang.

Gevan dan Aurel pun melepaskan pelukan mereka dan melihat Gevariel datang sembari membawa lego setengah jadi yang lumayan besar.

AURELLIA; Antagonist Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang