Part 25

212K 26K 3.1K
                                    

"Yang! Mau lagi."

Aurel yang mendengar rengekan Gevan pun melotot menatap tajam Gevan, niatnya untuk memanas-manasi cewek yang mengintip keduanya tapi Gevan malah meminta lebih.

Jika tak ingat ada yang mengintai keduanya ingin rasanya Aurel menjambak Gevan. Aurel tersenyum menatap Gevan dengan menahan kedongkolannya di dalam hati, dia menunduk lalu kembali mengecup kening Gevan sekilas.

Cup.

Aurel menegakkan kembali badannya.

"Udah tuh," ucap Aurel menatap Gevan.

"Bukan di situ Rel! Tapi di sini," ucap Gevan sambil menunjuk bibirnya menggunakan jari telunjuknya.

Aurel melihat Gevan menunjuk bibirnya pun paham maksud dari Gevan. Dia menatap garang ke arah Gevan.

"Coba ulangi. Bilang apa kamu?" Tanya Aurel.

Gevan yang melihat raut garang Aurel pun meringis pelan, "Canda Rel."

Raut garang Aurel berubah menjadi senyum tipis dengan alis kanannya naik serta kepalanya mengangguk-angguk pelan.

"Ooh bercanda, kirain serius padahal tadi aku mau kabulin kalo serius," ucap Aurel dengan nada menyesal yang dibuat-buat.

Gevan yang mendengar itu pun terssnyum sumringah, "Gak jadi Rel! Aku serius kok."

"Gak! Tadi kamu bilang bercanda kok, jadi ya udah gak usah," balas Aurel tak mau kalah.

Kedua alis Gevan mengkerut dengan bibir sedikit maju menandakan dia kesal karena ulahnya dia tak jadi mendapatkan kecupan di bibir dari Aurel.

"Itu kenapa mukanya? Udah jelek tambah jelek," ucap Aurel sambil mencubit pelan bibir Gevan.

Gevan mengambil tangan Aurel yang masih mencubit bibirnya lalu menggenggam lembut mengarahkannya di atas dadanya.

"Kalo aku jelek, Putra apa kabar," seru Gevan tak terima.

Aurel yang mendengar hal itu pun tertawa pelan, dia akui Gevan itu ganteng mungkin first impression semua orang yang bertemu dengan Gevan selain dingin dan datar yang melekat dalam dirinya pasti parasnya yang tampan apalagi badannya yang proposional.

"Kalo aku cantik gak?" Tanya Aurel iseng.

Gevan yang mendengar hal itu menggelengkan kepalanya.

Aurel yang melihat gelengan Gevan pun merasa sedikit sedih, padahal dia mengharapkan Gevan mengangguk.

"Jadi aku jelek?" Tanya Aurel lagi lalu menggigit bibirnya menunggu jawaban dari Gevan.

Gevan lagi-lagi menggelengkan kepalanya, "Kamu gak jelek."

"Terus apa?" Tanya Aurel lagi.

"Kamu pas," jawab Gevan enteng.

Aurel yang mendengar hal itu mengeryitkan dahi dia menunjuk ke dirinya sendiri lalu bertanya pada Gevan, "Aku pas-pasan?"

Gevan tertawa pelan, "Bukan itu, kamu pas buat Audeka Gevan Sandrean seorang."

Setelah mengucapkan hal itu Gevan melepaskan tangan Aurel lalu beralih memeluk pinggang Aurel dan menyusupkan kepalanya di perut Aurel.

Aroma lavender yang menguar  dari tubuh Aurel membuatnya begitu nyaman.

Aurel yang mendengarkan gombalan Gevan pun menggelengkan kepalanya.

"Aku serius bukan gombal Rel!" ucap Gevan lagi seakan tahu isi kepala Aurel.

Aurel diam-diam tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, tangannya lagi-lagi mengelus rambut Gevan yang terasa lembut di tangannya itu.

AURELLIA; Antagonist Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang