Part 41

179K 21.1K 1.4K
                                    

"Aku gak mau dengerin penjelasan kamu!" ucap Cia lalu berbalik meninggalkan mereka semua.

Siapa yang tak merasa emosi, pacarnya diberikan bekal oleh cewek lain. Harusnya tadi Rea tak hanya menjambak rambut Rea tapi juga menonjok wajahnya.

Raddit yang melihat pacarnya pergi pun segera berlari menyusulnya. Tangan kanannya terulur untuk meraih tangan Cia.

Grep.

"Please dengerin penjelasan aku dulu, setelah itu terserah kamu Ci!" Pinta Raddit dengan nada memelas.

Cia yang melihat Raddit yang berbeda dari biasanya ingin tertawa namun rasa kesalnya lebih besar.

Melihat tak ada penolakan dari Cia yang diartikan oleh Raddit sebuah persetujuan. Raddit menggenggam tangan Cia dengan erat lalu menariknya pergi, dirinya tak ingin menjelaskan sesuatu yang akan di dengar oleh siswa Alexander.

Raddit membawa Cia pergi ke taman belakang yang terlihat sepi. Raddit melepaskan genggaman tangan mereka, dia duduk di bawah pohon yang sama yang dulu di tempati Gevan dan Aurel.

"Duduk sini!" Ajak Raddit pada Cia yang masih enggan untuk menatap ke arah Raddit.

"Ci!" Panggil Raddit dengan nada lembut membuat Cia merasa goyah, dengan terpaksa Cia duduk berjarak dua meter dari Raddit.

Raddit yang melihat Cia duduk berjauhan menggelengkan kepalanya, "Duduk di deket aku, sayang!"

Cia melotot mendengar kata sayang meluncur dengan mudahnya dari mulut Raddit, padahal hari-hari biasanya Raddit tak pernah tuh memanggil dirinya dengan panggilan sayang. Apa dia harus merasa kesal dan marah dulu baru bisa dipanggil sayang oleh Raddit?

"Pas aku marah aja baru manggil sayang," ucap Cia seraya menggeser tubuhnya mendekat ke arah Raddit.

Cia langsung menggeser tubuhnya karena dia tak ingin memancing kemarahan Raddit.

"Kamu mau jelasin apa?" Tanya Cia setelah duduk di samping Raddit yang berjarak setengah meter darinya.

Raddit menoleh ke arah Cia yang menurutnya masih terlalu jauh, tangan kirinya menarik bahu Cia untuk bersandar ke tubuhnya.

Cia yang kaget reflek melingkarkan kedua lengannya di perut Raddit, Raddit menaruh kepala Cia di dadanya.

"Ini baru posisi yang pas, Ci!" Bisik Raddit membuat Cia mendengus namun tak melepaskan pelukannya.

"Katanya mau jelasin," ucap Cia membuat Raddit terkekeh.

"Kamu masih kesel sama marah gak?" Bukannya menjelaskan Raddit malah bertanya pada Cia.

"Kok malah tanya itu sih?" Protes Cia.

"Jawab aja sih Ci!"

"Masih sedikit, udah cepet jelasin! Kalo gak jelasin sekarang juga mending aku pergi," ucap Cia melepaskan lingkaran tangannya dan mengangkat kepalanya namun segera di tahan oleh Raddit.

"Iya, aku jelasin! Gak sabaran banget sih," balas Raddit sambil mengusak lembut rambut sebahu milik Cia.

"Bodo! Udah cepet jelasin!"

"Iya, aku sengaja lakuin itu." ucap Raddit membuat Cia melotot.

"Jangan marah dulu, aku sengaja ngelakuin itu karena aku ngerasa Aurel sama Gevan lagi ada sesuatu yang mereka srmbunyiin!" ucap Raddit membuat kepala Cia menoleh menatap ke arah Raddit.

AURELLIA; Antagonist Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang