Part 24

224K 27.3K 3.4K
                                    

Suasana kantin terlihat begitu ramai, Aurel duduk di samping kanan Cia sedangkan Lita dan Lizha berada di samping kiri Aurel. Sedangkan di depan mereka ada Gevan, Raddit, Bagas, Aidan, dan Putra.

Aurel akan memakan bakso miliknya namun tangan Gevan lebih dulu menghentikannya, Gevan mengambil mangkuk bakso milik Aurel.

"Kok diambil sih Ka?" Protes Aurel namun melihat tindakan Gevan membuat Aurel mengulum senyumnya.

Gevan menyodorkan bakso milik Aurel yang sudah dipotong kecil-kecil olehnya.

"Makan sampe habis! Jangan banyak-banyak sambelnya entar kamu sakit perut," ucap Gevan.

Tak hanya itu Gevan mengambil botol air mineral milik Aurel yang masih tersegel dan membukanya untuk kembali dia serahkan di depan Aurel agar Aurel tak kesulitan membuka segel botol itu.

"Makasih Ka," ucap Aurel sambil tersenyum manis, dia memakan baksonya dengan bahagia.

Cia yang melihat adegan itu mendengus pelan dia menatap ke arah Raddit yang berada di depannya.

"Dit! Aku juga mau digituin!" Pinta Cia dengan mata berbinar.

Raddit yang sedang memakan gado-gadonya menoleh ke arah Cia dengan kerutan di dahi.

"Kamu nyuruh aku motong-motong nasi goreng?" Tanya Raddit sangsi.

Cia yang mendengar itu meringis pelan dia lupa kalo sekarang ini dia makan nasi goreng bukan bakso seperti milik Aurel.

Gagal sudah dia ingin uwu-uwuan seperti Aurel dan Gevan.

"Lupain! Anggap aja aku tadi gak ngomong apa-apa," ucap Cia malu dia menyendokkan nasi goreng ke mulutnya dengan kesal.

Aurel yang melihat tingkah Cia pun mengusap lembut puncak kepala Cia. Di matanya Cia terlihat lucu dan menggemaskan jika sedang kesal seperti ini.

"Sabar ya Ci! Raddit emang cuma bikin ngelus dada," ucap Aurel sambil menatap Raddit sengit.

Cia mengangguk menanggapi ucapan Aurel, "Gue udah biasa kok kak!"

Raddit yang melihat itu menghela napasnya, dia mengambil susu kotak strawberry dari sakunya lalu meletakkannya di depan Cia.

Cia yang melihat susu kesukaannya pun tersenyum lebar, dia segera menyambar susu itu.

"Huaa makasih! Raddit the best lah!" ucap Cia sambil membuka sedotan lalu menusukkannya di susu kotak itu dan meminumnya.

Raddit menganggukkan kepalanya, "Kita punya kisah kita sendiri Ci! Gak bandingin kisah kita sama kisah orang lain, yang jalanin kan kita bukan orang lain."

Cia yang mendengar hal itu pun menganggukkan kepalanya, "Maaf Dit! Aku salah."

Raddit tersenyum tipis, "No! Itu bukan kesalahanmu, Ci!"

Putra yang melihat kedua pasangan yang sedari tadi menebar keromantisan pun membuka suara.

"Uwu-uwuan teros! Yang lain cuma obat nyamuk!" ucap Putra sambil menepuk kedua tangannya pura-pura menepuk nyamuk di depannya.

"Iri bilang Put! Makanya cari cewek tuh yang good attitude bukan yang dicari good looking sama good body mulu!" ucap Bagas menasehati.

"Iya Gas, ini juga mau usaha! Iya gak Liz," ucap Putra sambil memainkan alisnya menatap ke arah Lizha yang memakan makanannya dengan tenang.

Lizha yang merasa dipanggil pun menoleh ke arah Putra, "Enggak! Sorry gue cuma terima anak tunggal kaya raya yang gak buaya."

Yang lainnya pun tertawa mendengar ucapan Lizha.

AURELLIA; Antagonist Girl [END]Where stories live. Discover now