Chapter 25. Tunggu Aku!

16 5 7
                                    

Tak terasa seiring berjalannya waktu mereka harus di hadapkan dengan perpisahan. Mau tidak mau itu adalah risiko yang mereka harus terima, tinggal menunggu satu bulan saja mereka akan di hadapkan dengan perpisahan yang sesungguhnya terjadi. Perpisahan di mana ialah hari yang akan membuat mereka menjadi hampa. Bagaikan berjalan kaki sejauh 1000 KM meski sudah jauh namun tak tuju arah, seperti mereka yang tidak lama lagi akan berpisah hampa, sepi, dan sedih.

Sambil menunggu kelulusan tiba mereka semua mulai mempersiapkan diri untuk memilih dan menetapkan universitas yang akan mereka pilih. Akhirnya mereka sudah menetapkan niatnya itu, Daniel sudah memilih univ pilihannya yaitu di Yogyakarta, sama seperti Santy dia juga ingin di sana dan mengambil jurusan Seni.

"Aduh aduh kalian sudah memikirkan masa depan aja,"

"Pastilah, aku sudah merencanakannya sejak dulu,"

"Inget lhoo, kamu hanya bisa rencana. Ketentuan yang sebenarnya sudah di atur lhoo, gaakan kecewa tuh?"

"Apaansi loo, nyebelin banget. Bikin bad mood aja!"

"Baperan amat si luh!"

"Udah jangan pada ribut, malu tau!" perintah dari Daniel.

"Kok aku merasa sakit ya ngebayangin jatuh dari lantai 2 ke bawah lapangan. Terus kan di lapangan ada yang main basket gak kebayang sakitnya seperti apa."

"Apaansi luh Nala gajelas banget!"

"Ha ha ha, engga bercanda aja."

"Kamu salah Nala! Lebih sakit kamu jatuh dari atas Monas ke bawah!"

"Bodoh! Yang namanya terluka pasti akan sakit."

1 Jam kemudian di jam istrirahat semua siswa di kejutkan oleh siswi yang menggantung dari atas bangunan dekat lapangan seketika siswi tersebut meninggal dunia. Semua orang termasuk guru-guru semua terkejut karena tidak menyangka, siswi yang bunuh diri bernama Caramel. Dia pindahan dari Malaysia, semasa hidup Caramel begitu baik dan sopan. Dan akhirnya dia juga sangat mengejutkan semua orang.

"Heh, Nala kamu tadi ngebayangin jatuh dari tangga akhirnya bukan jatuh tapi bunuh diri woi!"

"Hah iya kaget sumpah!"

"Dari tadi kok aku rasa guru yang waktu itu meninggal, masih berasa ada di sekeliling kita."

"Heh jangan ngadi-ngadi kamu! Kamu mebuatku jadi parnoan aja!"

"Serius!"

"Engga Jes, 2 rius malah! Aku juga ngerasain apa yang kamu rasain!"

"Cape deh! Jiwa paranormalnya akut lagi!

"Ngomong-ngomong siswi yang gantung diri tadi bernama Caramel ya?"

"Memang dia Caramel, ia adalah mantan dari Aditya. Mereka berdua berpacaran sejak mereka duduk di bangku SMP. Namun , Aditya tidak menginginkan kalian mengetahui soal masalalunya dengan Caramel." jelas Varel.

Mendengar kata mantan dari mulut Varel, seketika hati Santy begitu sakit. Meski Aditya sudah tiada, namun rasanya tidak hilang. Dengan begitu Santy hanya pergi dan meninggalkan mekeka semua di sana. Santy berniat pergi ke WC untuk membenarkan ikatan rambut, dan mencuci mukanya yang panas.

Saat dia bercermin, seketika dia rasakan ada seseorang yang memperhatikannya, namun saat Santy membalikan badannya tidak ada siapa-siapa. Hanya ada angin yang lewat, membuat badannya kedinginan. Namun tidak dia hiraukan, ia melanjutkan saja bercermin dan seketika dia memejamkan matanya dengan hembusan napas yang sangat kasar.

Dia menarik napasnya dalam-dalam, "Heummmm, haaaah! Aku benci! Aku kira aku satu-satunya yang ada di hati Aditya! Ternyata salah-satunya, memang Aditya sudah meninggal dan Caramel juga sudah is died tadi! Tapi aku benci sangat, ahkkk!"

"Apa kau memanggil namaku?"

Seketika Santy sangat terkejut.

"C-Caramel? Kamuu?! Hah, ini mimpikan?? Maaf kan aku!! Tidakkkkkkk......"

"Santyy?? Kamu di mana? Aku Jesi sama Nala ada di sini! Kamu di mana?"

"Haaa haaa, tolonggg!! Aku di sini!"

"Astaga! Kenapa kamu bisa ada di atap sih?"

"Haa haa, tolong bantu aku!!"

"Udah deh kamu loncat aja, gaakan mati ko! Aku jamin." ucap entengnya Nala.

"Okehh," Brukk.. "Akhhh, sakit hatiku!"

"Gajelas banget sih, si Santy. Yang terbentur kan kaki bukan hati!"

"Udah deh la, kamu jangan banyak omong! Sakit kuping aku lebih baik kita keluar saja,"

"Iya ayo, mari kita lihat dan doa kan semoga Caramel tenang di alam sana,"

"Aamiin."

Semua siswa di pulangkan, karena semua orang sedang turut berduka cita atas kepergiannya Caramel dengan sangat tragisnya. Semua guru sedang pergi ke rumah Caramel, dan di sekolah SMA Cendrawasih banyak sekali polisi yang berdangan, untuk menyelidiki kasus Caramel.

Akhirnya semua siswa mengikuti ke tempat terakhirnya Caramel. Semua orang sangat sedih dan tidak ada satu pun yang tidak merenungkan dirinya. Ibu Yuni ia adalah ibu dari Caramel, Ibu Yuni menerangkan bahwa Caramel semenjak 3 tahun ke belakang dia selalu menyendiri dan tidak ingin bermain lagi.

Namun ibu Yuni, tidak terlalu mengaturnya. Dia hanya menuruti saja sikap anaknya itu, selama Caramel tidak melakukan hal-hal yang tidak di inginkan ibu Yuni tidak membantahnya. Namun saat kejadian ini, dia sangat menyesal karena dia tidak bertanya kenapa sikapnya ia selalu berubah-ubah.

"Apa jangan-jangan ini ada hubungannya dengan Aditya?"

"Maksudmu?"

"Sebelum Aditya meninggal. Aditya pernah berkata, dia merasa bersalah kepada seorang perempuan. Dan aku menyimpulkan apakah orang yang di maksud Aditya ialah Caramel?"

"Sudah jangan dulu bahas itu, lebih baik kita doa kan saja dulu Caramel. Ini kan belum 1 hari Caramel meninggal, lebih baik nanti saja kita bicarakan lagi."

Akhirnya semua orang sudah pergi meninggalkan kuburannya Caramel. Saat Nala ingin melangkahkan kakinya untuk meninggalkan kuburannya itu, tiba-tiba kaki Nala berasa ada yang menariknya.

"Aduh! Kaki ku bisa ada yang narik ya?"

"Mungkin ada ranting,"

"Gaada namun ya sudah lah, mungkin sepatu ku yang salah,"

"Sepatumu tidak salah Nala! Akulah yang salah sudah menarikmu tanpa seizinmu, maaf kan aku Nala!"

"C-Caramel?! Kamu kenapa masih! Maafkan aku tolong! Jika aku mempunyai salah kepadamu!"

"Sudah kamu jangan takut, aku hanya ingin minta tolong! Jangan tinggal kan aku aku mohon!! Tunggu aku!"

"Tidak! Tidak! Kita sudah beda alam Caramel! Maafkan aku!"

Tiba-tiba Paranormal muda itu datang, dan dia melihat Caramel akhirnya dia pergi begitu saja. Semua orang kebingungan, bagaimana Paranormal itu bisa datang kemari. Namun mereka tidak menghiraukannya, yang terpenting dia sudah menolong Nala.

Dengan rasa takut dan rasa tidak yakin, mereka semua pulang dan tidak lagi memikirkan Caramel. Namun paranormal muda itu, selalu berpesan untuk jangan takut kepada Caramel, dan Caramel akan menjadi bagian dari dirinya. Memang tidak mengerti namun, itu semua keinginan dari paranormal itu. Mereka semua hanya menurutinya saja, dan mengikuti langkah saja.

Dengan begitu mereka semua langsung pulang ke rumah masing-masing dan memulai pikirannya dengan jernih, sejernih air pegunungan. Dan mau tidak mau mereka ingin sekali melupakan kejadian hari ini, karena menurut mereka kejadian ini ia adalah kejadian yang sangat mengejutkan.

Kutukan [Tamat]Where stories live. Discover now